Masuki Tahap Kedua Pertumbuhan, Ekonomi Diharapkan Inklusif

Kepala Bappeda Provinsi NTB, Dr. Ir. H. Iswandi, M.Si sampaikan paparan dalam kegiatan Presentasi dan Wawancara dalam Proses Penilaian Tahap Kedua Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) tahun 2023. 20 Februari 2023.

Diinisiasi oleh Bappenas RI, PPD merupakan evaluasi pembangunan daerah yang dilakukan melalui tiga tahap. “Selamat kepada NTB, yang hari ini telah memasuki tahap kedua, semoga berhasil” ujar moderator dari Bappenas RI membuka kegiatan.

Dilaksanakan secara hybrid, tahap kedua ini akan menilai empat aspek. Pencapaian indikator, kualitas dokumen RKPD, proses penyusunan dokumen RKPD, dan inovasi. “Setiap daerah akan dapat waktu 100 menit baik untuk penanyangan video, pemaparan, dan tanya-jawab, oleh karena itu mohon digunakan sebaik-baiknya” ujar moderator memberikan arahan.

Menanyangkan video terkait NTB Mall sebagai salah satu bentuk inovasi terbaik NTB dalam PPD tahun ini, Kepala Bappeda NTB berkolaborasi dengan Kepala Dinas Perdagangan Baiq Nelly Yuniarti, AP., M.Si., dalam proses wawancaranya.

Sementara itu dalam pemaparannya, Kepala Bappeda NTB sampaikan capaian pembangunan dan proses penyusunan dokumen perencanaan tahun 2022. Berdasarkan laju pertumbuhan PDRB, perekonomian di NTB pada tahun 2022 meningkat dibandingkan tahun 2021. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. “Dilihat dari laju pertumbuhannya, laju pertumbuhan ekonomi di NTB lebih bagus dibandingkan nasional, Sulsel, NTT maupun NTB” ujarnya. Selain itu, ia juga sampaikan bahwa IPM juga terus alami peningkatan dari sisi kesehatan dan pendidikan. Masih di kategori sedang “Oleh karena itu kami akan terus mengejar, semoga 2023 kami termasuk daerah dengan IPM tergolong maju, diatas 70 point” ujarnya menambahkan.

Terkait pelayanan publik, di tahun 2022, NTB berhasil meraih prestasi sebagai Provinsi Terbaik III pada Indeks Keterbukaan Informasi Publik Tahun dengan Nilai 80,49. Juga Penghargaan Kepatuhan Tinggi Standar Pelayanan Publik Ombudsman RI. Untuk mencapainya, beberapa program yang NTB gagas antara lain; Program Jumpa Bang Zul-Umi Rohmi, Layanan publik melalui aplikasi NTB Care, Layanan informasi portal  NTB Satu Data, Aplikasi RAPI (Repository Agency Public Information), dan SIAGA Aplikasi Tangguh Bencana.

Memasuki sesi wawancara, tim penilai sampaikan pertanyaan terkait, pertumbuhan ekonomi NTB, apakah sektor tambang masuk didalamnya. “Sektor tambang masuk didalamnya” ujar Kepala Bappeda menjawab pertanyaan. Oleh karena itu untuk mencapai pertumbuhan ekonomi inklusif, NTB akan terus dorong sektor pertanian yang sudah baik untuk jadi lebih baik lagi melalui industrialisasi pengolahan. Selain itu, sektor pariwisata juga menjadi perhatian, apalagi saat ini Kawasan Ekonomi Khusus mandalika sedang mendapat banyak perhatian baik dari dalam maupun luar negeri.

Sementara terkait pertanyaan, bagaimana kebijakan NTB untuk mengurangi disparitas antara Lombok dan Sumbawa. Kepala Bappeda NTB sampaikan, adanya 7 Kawasan Strategis Propinsi, yang salah satu diantaranya adalah SAMOTA. “Bappeda NTB bentuk tim yang mempersiapkan pengembangannya” ujarnya.

Menutup sesi wawancara, Kepala Dinas Perdagangan NTB jelaskan visi dari NTB Mall yang diusung menjadi inovasi dalam PPD tahun ini. “NTB Mall lahir untuk mendukung program pusat, bangga buatan Indonesia” ujarnya. “Tidak hanya bangga, NTB tingkatkan gerakannya, jadi beli beli produk lokal” ujarnya menutup penjelasan.

#NTBGEMILANG
#NTBTangguhDanMantap
#NTBBersihDanMelayani
#NTBSehatDanCerdas
#NTBAsriDanLestari
#NTBSejahteraDanMandiri
#NTBAmanDanBerkah