Taufik Qurahman, MPD Fungsional Perencana Ahli Utama sekaligus koordinator unit Management Program Kemitraan (UMPK) Bappeda NTB pimpin pertemuan bersama beberapa mitra pembangunan di NTB. Membahas tentang berbagai program dari mitra pembangunan sebagai bagian dari proses penyusunan Rencana Pembangunan Daerah (RPD) NTB TA. 2024-2026. Berlangsung selama tiga hari sejak 15 hingga 17 Februari 2023, kegiatan di hari ketiga fokus pada Pilar Pembangunan Lingkungan. Jumat, 17 Februari 2023.
Sabaruddpeningkatan penyediaan akses sanitasi yang dilakukan, yaitu; 1) Mendorong keterlibatan kelompok difabel dalam Penyediaan sarana sanitasi inklusif di tingkat keluarga maupun di fasilitas publik. 2) Mendorong program pembangunan sarana sanitasi layak untuk kelompok marjinal kepada stakeholder terkait seperti Baznas dan Dinas PUPR melalui koordinasi dengan Pokja PPAS/PKP, 3) Pembangunan IPAL Komunal dan Pembinaan Kelompok Pemanfaat & Pemelihara (KPP). 4) Pembangunan dan optimalisasi pemanfaatan Tempat Penampungan Sementara Lumpur Tinja.
Lakukan banyak program untuk capai STBM, Sabaruddin sampaikan bahwa selama ini ada banyak pembelajaran baik di masyarakat, yang sangat penting untuk disosialisasikan demi keberlanjutan. “Khususnya penguatan partisipasi aktif masyarakat, terutama anak, perempuan, dan penyandang disabilitas,” ujar Sabaruddin. Menutup paparannya, ia sampaikan beberapa usulan untuk RPD NTB kedepan, antara lain; 1) Peningkatan kualitas septiktank dari tidak layak, jadi layak, hingga aman, 2) Penyediaan sarana sanitasi inklusif dan ramah MKM di sekolah, 3 Peningkatan peran kelompok disabilitas dan marginal, 4) Sinergi program sanitasi dalam penurunan angka stunting, dan 5) Sinergi program sanitasi dengan isu perubahan iklim.
Sementara itu Pak Joni dari Mitra Samya sampaikan tiga program yang sedang dikerjakan yaitu terkait wash, pembangunan rendah karbon, dan pengelolaan sampah di tempat wisata. “Mewujudkan lingkungan yang bersih dan nyaman adalah kewajiban setiap orang” ujarnya. Namun, masih saja ada ada orang-orang yang kurang menyadari betapa pentingnya menjaga kebersihan,” tambahnya.
Kedepannya, Mitra Samya akan kembangkan program terkait GEDSI untuk WASH, Pergub TAPE dan TAKE untuk pengelolaan lingkungan, dan Pergub pengelolaan lingkungan itu sendiri. Menurutnya kebersihan lingkungan dimulai dengan keinginan setiap individu untuk menjadi bersih. “Harus sosialisai tentang bagaimana hidup bersih dan juga selalu melaksanaan pengolaan sampah, “ ujarnya menutup penjelasan.
Terakhir, Kurniawan dari WCS sampaikan, mempunyai misi penting melestarikan satwa liar dan habitatnya di seluruh dunia melalui sains, aksi konservasi, edukasi sekaligus motivasi kepada masyarakat untuk menghargai alam. WCS miliki lima program tematik, yaitu; marine, forest, wildlive trade and policy, one health, dan rights and communities.
Khususnya ekosistem laut, ia menjelaskan bahwa masih ada masyarakat yang melakukan penangkapan ikan secara illegal. Dengan mengebom laut, yang berakibat pada robek atau pecahnya insang ikan. “Sebagian pingsan, sebagian lagi mati tercabik-cabik,” ujarnya . “Oleh para nelayan itu, sebagian ikan ini diangkut dan sisanya dibiarkan membusuk begitu saja,” tambahnya. Selain itu pengeboman juga bisa menghancurkan terumbu karang yang halus dan indah. Bom ikan dengan berat 250 gram dapat menghancurkan sekurangnya 50 m2 terumbu karang. “Perlu waktu berpuluh-puluh tahun untuk proses perbaikan alami terumbu karang tersebut,” imbuhnya.
“Oleh karena itu, untuk kurangi over fishing yang jadi salah satu masalah di marine. WCS melakukan perdampingan diwilayah NTB kepada 40 pokmaswas, 18 kelompok nelayan ,8 kelompok sadar wisata, 4 kelompok budidaya, 14 kelompok pengelolahan hasil dari perikanan,2 unit bumdes, 3 unit koperasi, 1 kelompok penenun di Gili Maringkik, 3 yayasan dan 1 LSM lokal,” ujarnya menutup paparan.
#NTBGEMILANG
#NTBTangguhDanMantap
#NTBBersihDanMelayani
#NTBSehatDanCerdas
#NTBAsriDanLestari
#NTBSejahteraDanMandiri
#NTBAmanDanBerkah