Penghasil Garam Ke-4 di Indonesia, Bappenas Hadir Untuk Pelajari Pola dan Tantangan dalam Produksinya.

Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bappeda Provinsi NTB, Iskandar Zulkarnain, ST., M.Si., memimpin Rapat Pendalaman Evaluasi RKP Tahun 2022 dan 2023 di Sektor Kemaritiman terkait Produksi Perikanan dan Garam di Provinsi NTB. Dihadiri perwakilan Kementerian PPN/Bapenas, serta perangkat daerah terkait lingkup Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota di NTB. Kegiatan ini bertempat di ruang rapat Geopark Bappeda NTB, Selasa 10 Oktober 2023.

Perwakilan kementerian PPN/Bappenas, Mohammad Riziq Syihab menyampaikan bahwa pada sidang kabinet dan rapat tingkat Menteri yang membahas evaluasi RKP telah disampaikan beberapa target pembangunan nasional yang perlu menjadi fokus perhatian. Salah satunya ada di sektor kemaritiman terkait produksi perikanan dan garam. Dalam hal ini diperlukan upaya pendalaman untuk mengetahui kendala yang dialami dalam meningkatkan produksi garam dan perikanan serta kegiatan terkait lainya.

“Dipilihnya NTB dalam kunjungan kami karena secara data, NTB menempati peringkat keempat nasional dalam produksi garam serta memiliki produksi tambak terintegrasi tertinggi. Jika melihat garis pantai Provinsi NTB yang memiliki luas 2.332,80 Km. Ini menunjukkan potensi besar menjadi sentra produksi garam,” ujarnya.

Oleh karena itu menurutnya pusat perlu mengetahui pola produksi yang terjadi di Provinsi NTB, juga kendala dan hambatan yang dihadapi dalam proses produksi. Hal ini penting untuk menjadi dasar kebijakan yang mampu meningkatkan kinerja produksi garam dan perikanan kedepan.

Selanjutnya, dalam kesempatan yang sama. Iskandar Zulkarnain menyampaikan  alokasi prioritas wilayah Nusa Tenggara dalam rancangan akhir RPJPN 2025-2045 dari sektor pengembangan kawasan yaitu sektor perikanan adalah dalam hal pengembangan kawasan industri rumput laut, dan industri perikanan tangkap.

Sementara itu berkaitan dengan kebijakan di tingkat daerah, di dalam RPD NTB tahun 2024-2026, dalam rangka meningkatkan produksi dan produktifitas di bidang kelautan dan perikanan telah masuk pada tujuan pertama. Terwujudnya transformasi ekonomi melalui peningkatan produktivitas daerah. Melalui agenda peningkatan ekspor komoditi non tambang, yang salah satunya adalah peningkatan investasi di bidang perikanan dan garam.

“Produksi dan produktifitas di bidang kelautan dan perikanan juga terdapat pada tujuan ketiga dan keempat RPD 2024-2026. Yang didalmnya memiliki agenda untuk menjaga kualitas ekosistem, pengendalian tata ruang, pengembangan ekonomi biru, serta pemberdayaan masyarakat baik petani, nelayan, masyarakat pesisir dan lingkar hutan”, tutupnya.