Forum Konsultasi Publik, Satukan Visi dan Target Pembangunan NTB

Kepala Bappeda NTB, Dr. Iswandi sampaikan paparan dalam acara Forum Konsultasi Publik RPD Tahun 2024-2026 yang dirangkaikan dengan Forum Konsultasi Publik Ranwal RKPD Provinsi NTB Tahun 2024. Berlangsung di Hotel Lombok Raya, forum ini mengundang banyak stakeholder, baik Pemerintah Daerah, akademisi, maupun mitra pembangunan.

Membuka paparannya, Dr. Iswandi sampaikan bahwa forum ini menjadi wadah untuk mengevaluasi ketepatan program dan kegiatan yang ada di dalam draft RPD. “Apakah tujuan, sasaran, starategi yang ditetapkan sudah tepat menjawab permasalahan daerah?” ujarnya. Akan membahas sekaligus dua dokumen perencanaan, RPD adalah dokumen yang  setara dengan RPJMD. Oleh karena itu, RPD ini juga akan menjadi pedoman untuk penyusunan RKPD Provinsi NTB tahun 2024.  “Saya berharap agar forum aktif mengkritisi dan menyempurnakan rancangan RPD kali inI” imbuhnya.

Selain mempedomani berbagai regulasi seperti Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 52 tahun 2022 dan UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. RPD NTB juga mempedomani Visi Indonesia Emas 2045 yang telah tetapkan empat tujuan pembangunan. Untuk mencapainya, juga ditetapkan empat pilar pembangunan yaitu; 1) Pilar pembangunan manusia dan penguasaan iptek, 2) Pilar pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, 3) Pilar pemerataan pembangunan, dan 4) Pilar pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan. “Visi dan empat pilar didalamnya jadi acuan kita” ujarnya menegaskan.

Sementara itu dalam penyusunannya, Dr Iswandi jelaskan bahwa RPD gunakan pendekatan teori perencanaan rasional dan teori perencanaan advokasi. Jika perencanaan rasional adalah proses perencanaan dengan pendekatan rasional dari pemikiran dan aksi untuk tujuan utama pembangunan manusia, maka perencanaan advokasi adalah proses yang gunakan manajemen sosial untuk mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan masyarakat marginal. “Semoga dengan dua pendekatan ini, apa yang kami petakan dalam dokumen RPD dapat merangkum semua harapan stakeholder” ujarnya.

Kemudian terkait masalah pembangunan, menurutnya salah satu masalah yang ditemukan adalah pembangunan ekonomi yang tidak eksklusif. Hal ini karena pertumbuhan ekonomi NTB saat ini masih didominasi oleh tambang. “Jadi kami ingin dalam RPD ini ada transformasi, agar sektor non tambang mendominasi atau lebih unggul dari tambang, seperti pertanian, pariwisata, dsb” ujarnya.

Oleh karena itu dengan gunakan pendekatan teori pertumbuhan endogen. Model ekonomi yang mengoptimalkan potensi internal daerah seperti sumberdaya manusia dengan kekuatan ilmu pengetahuan, sumberdaya alam, aset teknologi dan kelembagaan. Dr Iswandi sebutkan paling tidak saat ini NTB sudah miliki potensi tersebut, seperti; sumberdaya alam, kelembagaan modal sosial, otonomi daerah, aset fisik, mitra pembangunan, dan perguruan tinggi. Salah satunya, ia contohkan bagaimana besarnya peran mitra pembangunan membantu NTB paska gempa maupun Covid-19. “Ditengah menurunnya APBD, NTB bisa cepat pulih dari bencana” ujarnya. Berdasarkan semua faktor potensial tersebut, menurutnya pada tahun 2026 nanti, NTB dapat menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi di regional Bali Nusra. “Maka perlu ada spirit yang sama juga dengan Kabupaten dan Kota” tambahnya.

Selanjutnya, Dr Iswandi jelaskan strategi untuk mencapai perkembangan ekonomi di regional Bali-Nusra. Pertama dengan tingkatkan produktifitas daerah melalui inovasi dan teknologi. Kedua dengan tingkatkan nilai tambah dari produk unggulan melalui industrialisasi. Dan ketiga dengan memperluas pemasaran produk secara online. Ketiga hal tersebut dicapai dengan kolaborasi multipihak yang terdiri dari 5 bentuk, yaitu; 1) Kolaborasi vertikal dan horizontal melalui pengembangan system data dan informasi berbasis TIK, 2) Sinergi dan Kerjasama dengan Pemerintah Pusat dan Desa/Kecamatan/kabupaten/Kota dan mitra pembangunan, 3) Menyusun program lintas sektor untuk mendukung sinergi dan kolaborasi, 4) Melakukan aksi nyata yang sistematis dan terukur dengan komunitas, akademisi, media, dan pelaku usaha, serta 5) Membangun system monev yang andal untuk mengukur capaian kinerja.

Menutup paparannya, dengan membawa semangat optimisme dalam RPD NTB tahun 2024-2026, Dr Iswandi jelaskan beberapa target dari indikator-indikator pembangunan yang telah disusun Bappeda Provinsi NTB. Misalnya indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang termasuk dalam pilar pertama RPD yaitu pembangunan manusia. Diharapkan dapat mencapai skor lebih dari 70 yaitu 72,46 di tahun 2026. Demi mencapainya, NTB akan lakukan beberapa strategi, misalnya untuk Umur Harapan Hidup (UHH) sebagai salah satu pembentuk IPM. Akan dicapai dengan berbagai program terkait Kesehatan, seperti penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi, pengendalian dan pencegahan penyakit menular serta penyakit tidak menular.

“Berbagai target yang telah disusun masih dapat berubah sesuai masukan pada forum hari ini” ujarnya. Namun, apabila tidak berubah dan telah disepakati. Kepala Bappeda NTB harapkan, agar ini menjadi acuan bagi seluruh OPD Provinsi di NTB dalam susun Rencana Strategi OPD nya masing-masing. (Id)

#NTBGEMILANG
#NTBTangguhDanMantap
#NTBBersihDanMelayani
#NTBSehatDanCerdas
#NTBAsriDanLestari
#NTBSejahteraDanMandiri
#NTBAmanDanBerkah