FGD Pelaksanaan Kegiatan SID Pengaman Pantai 3 Gili di Kabupaten Lombok Utara

Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Provinsi NTB, H. Agus Hidayatulloh, ST., MT., memimpin kegiatan Forum Group Discussion Pelaksanaan Kegiatan SID Pengaman Pantai 3 (tiga) Gili di Kabupaten Lombok Utara dalam rangka mengatasi masalah abrasi air laut akibat hantaman gelombang di 3 Gili (Trawangan, Meno, Air). Dihadiri perangkat daerah terkait lingkup Pemerintah Provinsi NTB serta Tokoh Masyarakat di tiga gili. Bertempat di ruang rapat Geopark Bappeda NTB, Rabu 19 Oktober 2022.

Pada kegiatan tersebut melakukan indentifikasi permasalahan pada tiga Gili, yaitu pada bagian utara Gili Trawangan mengalami kemunduran pantai hingga 4 meter per-tahunnya. Berdasarkan SE NO 11-SE-D-2021 KP Pantai, terjadi perubahan garis pantai di pulau gili trawangan dari tahun 2011 – 2021 dengan rentang perubahan antara 30-45 meter. bagian utara gili trawangan termasuk dalam prioritas penanganan.

Pada bagian timur Gili Meno mengalami kemunduran pantai hingga 2,1 meter per-tahunnya. Berdasarkan SE NO 11-SE-D-2021 KP Pantai, terjadi perubahan garis pantai di pulau gili meno dari tahun 2011 – 2021 dengan rentang perubahan antara 20-25 meter. Infrastruktur seperti akses jalan yang digunakan untuk warga menjadi rusak, serta pepohonan yang berada pada bibir pantai telah hancur akibat terjadinya abrasi, abrasi hingga kurang lebih 25 meter dalam kurun waktu 10 Tahun.

Pada bagian selatan Gili Air mengalami kemunduran pantai hingga 2 meter per-tahunnya, dimana terjadi perubahan garis pantai di pulau Gili Air dari tahun 2011 – 2021 dengan rentang perubahan antara 15-25 meter. Bagian selatan Gili Air termasuk dalam prioritas penanganan dalam kategori berat. Pada Tahun 2011 pantai Gili Air pada bagian selatan dapat dijadikan wisata berupa hamparan pasir, namun pada saat ini lokasi tersebut sudah tidak ada akibat adanya abrasi kurang lebih hingga 20 meter dalam kurun waktu 10 Tahun.

Pada Gili Trawangan rencana umum penanganan abrasi direncanakan mengguanakan desain Rubble Mount dan Sand Nourihsment. Rubble Mount memiliki manfaat diantaranya: Dapat menangkap sedimen yang berfungsi untuk bertambahnya volume pasir secara alami, – Dampak negatif lingkungan yang rendah, dan  Struktur sederhana, mudah dibangun. Sedangkan Sand Nourishment memiliki manfaat penambahan sedimen yang akan teradi erosi, Menambah garis pantai, dan Memberikan area untuk wisata.

Pada Gili Meno rencana umum penanganan abrasi direncanakan mengguanakan desain Rubble Mount, Groin, dan Sand Nourihsment. Groin memiliki manfaat, Menghentikan kemunduran garis pantai, Dapat menangkap sedimen yang terbawa arus, Dapat menjadi destinasi wisata baru, dan Bahan material mudah untuk didapatkan.

Sedangkan pada Gili Air rencana umum penanganan abrasi direncanakan mengguanakan desain Sea Walt, yaitu memiliki manfaat dapat melindungi bangunan yang ada di sekitar pantai, Menambah fasilitas sarana dan prasarana, serta Menambah estetika pada pedestrian.

Harapannya dapat mengurangi tingkat abrasi dan sedimentasi pada wilayah pantai yang menjadi prioritas utama serta terbangunnya pengamanan infrastruktur.

#NTBGEMILANG
#NTBTangguhDanMantap
#NTBBersihDanMelayani
#NTBSehatDanCerdas
#NTBAsriDanLestari
#NTBSejahteraDanMandiri
#NTBAmanDanBerkah