Dorong Kebangkitan Pariwisata Lombok, Geopark Rinjani Inisiatif Gelar Festival Sport Tourism

Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark (RL-UGGp) pada tahun 2021 ini menginisiasi penyelenggaraan event sport tourism pertama di pulau Lombok yang dikemas dalam bentuk festival. Kegiatannya terdiri dari 3   event utama dan 6   event pendukung. 3 event utama itu diantaranya adalah Rinjani Geopark Sembalun 7 Summits (24 s/d 28 Oktober 2021),  Sembalun Paragliding (30 s/d 31 Oktober 2021) dan Rinjani Geopark International Enduro (5 s/d 7 November 2021). Sedangkan  event pendukung terdiri dari Rinjani Art Camp (6 s/d 7 November 2021), Bazar UMKM (24 s/d 28 Oktober & 4 s/d 7 November 2021), Eksebisi Panahan (24 s/d 28 Oktober & 4 s/d 7 November 2021), Eksebisi permainan tradisional Egrang & Begasingan (24 s/d 28 Oktober & 4 s/d 7 November 2021) dan Eksebisi Catur (5 s/d 7 November 2021). Seluruh kegiatan akan dipusatkan di Pusat Informasi Geopark Rinjani (PIGR) Sembalun – Lombok Timur dan pembukaan festival akan dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2021 mendatang. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI telah mengeluarkan rekomendasi resmi mendukung terselenggaranya event Sport Tourism Festival ini. Selain itu surat dukungan resmi juga telah dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Provinsi NTB.

General Manager Geopark Rinjani, M. Farid Zaini mengungkapkan alasannya merintis mengadakan Festival Sport Tourism ditengah masa pandemi di Sembalun.  “Sport tourism atau wisata yang dikombinasikan dengan kegiatan olahraga ini berpotensi menjadi lokomotif penggerak kebangkitan pariwisata di Lombok umumnya dan di Sembalun khususnya”, jelasnya. “Dengan kondisi geografisnya berupa jejeran bukit dan Gunung Rinjani sebagai magnet terbesarnya, Sembalun memiliki potensi sangat lengkap untuk aneka jenis wisata olahraga seperti Pendakian Gunung,  Sepeda Gunung dan Paralayang. Semua potensi itu memiliki nilai jual yang tinggi & berkelas internasional dari sisi sport tourism yang selama ini belum dimaksimalkan,”jelasnya lebih lanjut. 

Keindahan panorama bukit-bukit yang mengelilingi sembalun telah menginspirasi untuk menjadikannya tantangan dalam bentuk lomba menuntaskan mendaki 7 puncak tertingginya dalam waktu 4 (empat) hari saja dalam kegiatan Rinjani Geopark Sembalun 7 Summits (25-28 Okt 2021). Event ini secara internasional diyakini berpotensi akan banyak mengundang para petualang alam bebas dari seluruh dunia untuk menjajalnya. Tahun ini uji cobanya dengan mengundang peserta dari dalam negeri saja sejumlah maksimal 15 team. Tiap team terdiri dari 4 orang peserta. Harapanya tahun depan sudah bisa mengundang peserta dari luar negeri pada saat situasi sudah normal kembali.  Event ini merupakan kolaborasi dengan Komite Sembalun 7 Summits, warga lokal Sembalun pencetus konsep 7 Summit berjumlah 7 orang.

Untuk lomba sepeda gunung enduro dengan tajuk Rinjani Geopark International Enduro (6-7 Nov 2021), terdapat 2 (dua) kategori lomba yakni kelas atlit dan kelas adventure. Kelas atlit akan berlomba selama 2 (dua) hari di 6 SS (Special Stages) yang telah disiapkan di beberapa jalur sepeda di sekitar Kawasan Sembalun, diantaranya 2 SS di dalam track Rinjani Adventure Bike Park, Pusuk Sembalun, 2 SS di Desa Sembalun dan 2 SS di Kawasan TNGR dari Pos 2 Tengengean berakhir di Desa Sajang. Sedangkan kelas adventure hanya berlangsung selama 1 (satu) hari saja pada tanggal 7 November 2021. Target peserta secara keseluruhan dibatasi sejumlah maksimal 300 orang untuk kedua kelas lomba dari dalam dan luar negeri. Total hadiah yang disiapkan panitia adalah sejumlah 62 juta rupiah untuk 9 kelas peserta. Kegiatan ini merupakan kolaborasi Badan Pengelola Rinjani-Lombok UGGp dengan Gravity Enduro Indonesia yang merupakan implementasi dari MoU yang telah ditandatangani bulan Maret 2021.  

Sedangkan kegiatan Sembalun Paragliding Fest (30-31 Okt 2021) akan diadakan dengan konsep eksibisi, berkolaborasi dengan BPPD Lombok Timur dalam pelaksanaanya. “Sembalun memiliki banyak penerbang handal paralayang, bahkan telah sukses berkiprah di level nasional dan mampu meraih prestasi di PON Papua. Anugerah berupa bentang alam cantik nan menawan dari bukit-bukit di sekelilingnya berpotensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata olahraga paralayang kelas dunia,” Ungkap Yogi salah satu pengurus BPPD Kabupaten Lombok Timur. “Pengunjung juga berkesempatan mengikuti terbang tandem paralayang selama Festival nanti berlangsung. Diharapkan kedepan akan banyak lahir atlit-atlit Paralayang handal dari event ini,” harapnya.

“Event pendukung berupa Rinjani Art Camp merupakan acara hiburan untuk mendukung kemeriahan festival. Berbagai kelompok kesenian lokal akan menunjukkan kebolehannya menghibur peserta festival di Pusat Informasi Geopark Rinjani – Sembalun.  Sport tourism dan kekayaan seni budaya lokal merupakan kombinasi dan warna tersendiri yang dapat memberikan sensasi berbeda bagi peserta. Hal ini yang tidak dimiliki oleh negara-negara lain sehingga optimis kedepan event ini akan mampu meningkatkan benefit ekonomi masyarakat setempat,” ungkap Fathul Koordinator Rinjani Art Camp.  

Potensi pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal juga diharapkan menjadi dampak positif kegiatan ini, yakni dari sisi konsep kegiatan yang mana di pusat kegiatan juga diadakan bazaar UMKM untuk memenuhi kebutuhan logistik para peserta lomba. Selain itu length of stay para peserta cukup lama, yaitu rata-rata 4 – 5 hari untuk pelaksanaan masing-masing main event juga akan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar Sembalun. 

Adanya aneka eksebisi permainan tradisional yang digelar bertujuan untuk mendukung kelestarian permainan tradisional supaya tetap terus berkembang ditengah masyarakat dari generasi ke generasi. “Karena kami meyakini melalui permainan tradisional banyak aspek positif yang didapatkan oleh anak dalam mendukung pertumbuhan fisik dan psikis mereka, dibandingkan dengan kecenderungan permainan modern melalui gadget yang menyerbu dengan deras saat ini, “ ungkap Farid selaku penanggung jawab event RGSTF 2021.

Tolok ukur kesukesesan penyelenggaraan event ini menurut Mofaza, sapaan GM Geopark Rinjani adalah adanya peningkatan pendapatan masyarakat Sembalun dari serangkaian acara festival. Kemudian ada peningkatan kualitas pelaksanaan event dari pengalaman yang didapatkan masyarakat setempat yang dilibatkan dalam seluruh rangkaian festival, serta dirasakannya secara langsung konsep quality tourism oleh masyarakat di Sembalun. Dengan jumlah peserta yang tidak massive, tapi mampu memberikan kontribusi benefit yang cukup besar merupakan contoh konkrit yang dirasakan masyarakat dari pelaksanaan event Rinjani Geopark Sport Tourism Festival ini.

Rinjani Summit Vertical Ride Dibatalkan

Melalui kesempatan ini, GM Geopark Rinjani juga menyampaikan secara resmi permakluman kepada masyarakat luas terutama para pemerhati dan pecinta Rinjani, bahwa salah satu rangkaian Festival Sport Tourism yang semula direncakan menjadi bagian dari festival yaitu Rinjani Summit Vertical Ride yang semula akan diadakan pada tanggal 15 s/d 18 Oktober 2021, setelah mendapatkan banyak masukan dari berbagai elemen dinyatakan dibatalkan pelaksanaanya. Salah satu pertimbangannya adalah adanya rekomendasi dari Balai TNGR untuk terlebih dahulu melakukan kajian mendalam dengan mempertimbangkan berbagai aspek. “Kami belum bisa mengeluarkan rekomendasi pelaksanaan kegiatan Rinjani Summit Vertical Ride,” Kata Dedy Asriady Kepala Balai TNGR. “Kami akan terlebih dulu melakukan kajian yang komprehensif terkait aspek sosial budaya, aspek ekologi dan aspek keselamatan,” lanjut Dedy. “Karena kegiatan tersebut memiliki tingkat resiko yang cukup tinggi, bilamana terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, pihak yang paling pertama yang akan terdampak adalah kami sebagai pengelola kawasan,” Kata pak Dedy menjelaskan alasannya. Lebih lanjut Dedy Asriady selaku Kepala Balai TNGR  berharap pelaksanaan event Rinjani Geopark Sport Tourism Festival yang dipusatkan di Kawasan Sembalun ini selain dapat berjalan lancar dan sukses dari sisi pelaksanaan, juga diharapkan kegiatan ini akan  mampu memberi kontribusi nyata dalam upaya membantu pemulihan ekonomi masyarakat lingkar Rinjani yang telah lama terdampak sejak gempa 2018 silam. (ram/RLUGGp)