Indonesia berada di peringkat ketiga teratas negara dalam hal risiko iklim, dengan paparan tinggi terhadap semua jenis banjir, dan panas ekstrem. Intensitas bahaya ini diperkirakan akan meningkat seiring dengan perubahan iklim. Tanpa adaptasi yang efektif, paparan populasi juga akan meningkat. Misalnya, populasi yang terkena banjir sungai ekstrem dapat tumbuh 1,4 juta pada tahun 2035–2044 (Bank Dunia, 2021)
Di Indonesia terdapat 19 Cagar Biosfer, 6 UNESCO Global Geoparks dan 9 situs Warisan Dunia. Terdapat 2 Cagar Biosfer dan 1 UNESCO Global Geopark di Provinsi NTB. Menurut NTB Dalam Angka 2021, sekitar 22,29% penduduk di NTB adalah kaum muda (berusia 15 – 24 tahun), dimana kaum muda berperan penting dalam pembangunan dan aksi untuk iklim masa depan. Maka Rinjani-Lombok UGGp & BR bersama mitra mencoba menyusun program dan kegiatan yang melibatkan pemuda. Kegiatan ini mengambil momentum Hari Pengurangan Risiko Bencana Internasional menargetkan anak-anak dan generasi muda untuk berkontribusi pada aksi perubahan iklim secara sederhana tapi konkrit.
Untuk meningkatkan awareness tentang perubahan iklim yang sudah tidak terelakkan lagi, BP Rinjani-Lombok UGGp & Biosphere Reserve bekerjasama dengan IAGI Pengda NTB, Geopark Tambora dan Forum Pengurangan Resiko Bencana NTB dalam momentum International Day for Disaster Risk Reduction 2021 melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan terkait dengan aksi-aksi pemuda dalam pengurangan resiko bencana akibat perubahan iklim seperti lomba baca puisi, lomba mewarnai, lomba poster, lomba story telling, lomba cerdas-cermat dan workshop.
Kegiatan ini mendapat perhatian dan antusiasme dari generasi muda. Hal ini terbukti dengan lebih dari 700 peserta yang ikut berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan. Karena kondisi pandemi yang masih belum stabil, kegiatan ini dilaksanakan dengan metode hybrid dan diikuti peserta dari dalam dan luar NTB.
Rangkaian kegiatan yang menyasar generasi muda ini berlangsung selama 3 hari. Acara pembukaan dilakukan di Hotel Lembah Rinjani – Sembalun, dibuka langsung oleh Kepala BAPPEDA NTB Dr. Iswandi. Dalam sambutannya beliau menyampaikan pesan pentingnya melakukan upaya nyata untuk mengurangi resiko bencana akibat perubahan iklim yang semakin hari semakin terasa mengancam.
“Saya mungkin bisa saja mengirimkan perwakilan untuk datang dari Mataram ke Sembalun ini. Tetapi mengingat sangat pentingnya acara ini, saya menyempatkan untuk datang langsung agar saya bisa menyampaikan kepada generasi muda khususnya RGYF bahwa kelangsungan hidup kita dan bumi ini dimasa depan ada di tangan generasi muda,” pesannya kepada generasi muda.
“Tidak perlu banyak, tidak perlu aneh-aneh. Mulai saja dengan aksi-aksi kecil tetapi jangan pernah berhenti.” Pungkasnya.
Hadir juga dalam acara pembukaan, GM Rinjani-Lombok UGGP Mohamad Farid Zaini. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan alasan kenapa IDDR 2021 ini harus dilaksanakan.
“Sesuai dengan arah kebijakan pembangunan nasional yang tertuang dalam RPJMN 2020- 2024 yakni membangun lingkungan hidup dan meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim; menindaklanjuti Deklarasi Rinjani pada Simposium Asia Pasifik Geoparks Network tahun 2019, maka memanfaatkan momentum Hari Pengurangan Risiko Bencana International yang jatuh setiap tanggal 13 Oktober, Rinjani-Lombok UGGp berkomitmen untuk terus berupaya menggaungkan isu kebencanaan,” sambutnya.
“Pada tahun ini, bekerja sama dengan mitra-mitra, kami mengangkat tema Peran Pemuda dalam Aksi Pengurangan Risiko Bencana Akibat Perubahan Iklim. Kami meyakini pembangunan dalam hal ini dari segi pengurangan risiko bencana harus melibatkan pemuda di setiap lininya. Begitu halnya dengan peringatan kebencanaan di tahun ini, pemuda khususnya Rinjani Geopark Youth Forum adalah alasan mengapa agenda Hybrid Event: International Day for Disaster Risk Reduction (IDDR) 2021 dapat terlaksana,” lanjutnya.
“Kami berharap, event ini dapat melibatkan lebih banyak pemuda dan anak-anak usia sekolah sebagai garda terdepan dalam penyebaran informasi dan pengurangan risiko bencana. Semoga event ini dapat menambah pengetahuan peserta baik sekolah maupun siswanya dalam bidang kebumian, ke-geopark-an, lingkungan dan kebencanaan,” harapnya.
Hari pertama, dilaksanakan fieldtrip di kawasan wisata Sembalun. Fieldtrip yang diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari peserta lomba dan pendamping dari sekolah mereka masing-masing, diberangkatkan dari Kantor Rinjani-Lombok UGGP menuju Sembalun. Didampingi langsung oleh interpreter dari ITMA NTB, ketua IAGI pengda NTB, ketua Aur Sembalun sebagai interpreter lokal dan Manajer Rinjani-Lombok UGGP, peserta diajak menuju beberapa destinasi diantaranya Aur Bambu Sembalun, Rumah Adat Desa Beleq, Bukit Selong dan Bukit Lawang. Fieldtrip ini berujung di Penginapan Lembah Rinjani.
Hari kedua dilanjutkan dengan final lomba – lomba untuk pelajar yang berkaitan dengan climate change. Sebelumnya juga telah dilakukan penyisihan secara online. Lomba tersebut antara lain lomba mewarnai (TK/RA/Sederajat), lomba baca puisi (SD/MI/Sederajat), lomba story telling (SMP/MTs/Sederajat), lomba cerdas cermat (SMA/MA/Sederajat) dan lomba poster kebencanaan (Umum).
Karena penilaian lomba mewarnai, puisi dan poster tidak memerlukan pertemuan tatap muka, maka lomba yang difinalkan di hari kedua ini hanya lomba story telling dan lomba cerdas cermat.
Terdapat 6 peserta lomba story telling dan 8 grup cerdas cermat yang mengikuti final yang berlokasi di Aula Restoran Lembah Rinjani. Dengan juri-juri professional yang handal dibidangnya, suasana final berlangsung sengit dan menghasilkan juara-juara yang terbaik.
Hari ketiga ditutup dengan workshop untuk merancang strategi pengurangan risiko bencana perubahan iklim yang bisa dilakukan oleh anak muda. Workshop ini juga berlangsung secara hybrid. Menghadirkan Togu Pardede dari Kementerian PPN/Komisi Nasional Geopark Indonesia, Supari, Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Sapariah Saturi (Senior Editor Mongabay Indonesia), Dr. Eng. Ilham Alimuddin, ST., M. Gis (Departemen Geologi UNHAS), Bq. Sri Mulya (Founder SembaluNina), David Ontosari (Urban Geologist-IAGI), Dr. Andi Chairil Ichsan (Dosen UNRAM) dan Muhammad Wildan (Site Manager PLTS Vena Energy) sebagai pembicara. Workshop ini melibatkan anak muda dari Rinjani Geopark Youth Forum (RGYF). Berbagai strategi dihasilkan untuk bisa segera diterapkan di daerah NTB.
Selain itu, workshop kali ini juga langsung ditanggapi oleh Ir. Budi Martono, M. Sc (Ketua Jaringan Geopark Indonesia), Dedy Irfan (GM Aspiring Maros-Pangkep UGGP), dan Ridwan, S. Hut (Geopark Nasional Silokek).
“ Perubahan iklim memang tidak bisa kita hindari, tetapi aksi-aksi nyata sekecil apapun dari kita, setidaknya dapat memberikan sedikit pengaruh baik dalam hal itu. Yang kita perlu ikhtiarkan saat ini adalah bukan memberi contoh tetapi menjadi contoh,” pesan dari Ir. Budi Martono.
Ketua Panitia dalam tanggapannya pasca menyukseskan rangkaian kegiatan IDDR 2021 sangat bersyukur akan kelancaran dari seluruh rangkaian acara.
“Acara selama 3 hari Alhamdulillah berjalan dengan lancar berkat dukungan dari berbagai pihak di antaranya Bappeda Provinsi NTB, Dikbud Provinsi NTB, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah NTB, Dishub NTB, Dinas Perkim NTB, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR), BKSDA NTB, PP IAGI, PT. Multitech, PT. GNE dan komunitas SembaluNina,” ungkap Yuniar Pratiwi selaku Ketua Panitia
Mbaq Tiwi, panggilan akrab ketua panitia ini juga membocorkan bahwa akan ada aksi lanjutan dari workshop aksi pemuda dalam pengurangan risiko bencana oleh perubahan iklim ini.
“Sebagai bentuk aksi nyata peran pemuda dalam mengurangi risiko perubahan iklim dari hasil workshop, pada bulan November, RGYF yang berkerjasama dengan Barasiaga KLU dan forum PRB akan melaksanakan sebuah workshop kebencanaan. Workshop ini akan membahas tentang SOP early warning system di Gumantar – Selengen. Akan dilaksanakan juga aksi naturalisasi sungai dengan menanam tanaman penahan laju erosi di sekitar tebing sungai,” jelasnya.
Ketua RGYF (Rinjani Geopark Youth Forum) Bang Hapip dalam tanggapannya juga menyampaikan pesan mengenai apa saja yang pemuda harus lakukan.
“Menurut saya kegiata IDDR 2021 sangat banyak memberikan manfaat baik bagi remaja, pemuda dan orang tua dan umumnya untuk semua orang. Kegiatan IDDR 2021 sangatlah meberikan pelajaran dan pengalaman yang sangat luas tentang bagaimana kita sebagai pemuda yang merupakan generasi penerus harus menjaga bumi kita saat ini. Dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini tentu memberikan berbagai dampak yang negatif.” ungkapnya
“Maka dari itu peran kita sebagai pemuda dan sebagai makhluk bumi harus menjaga kesetabilan tatanan bumi agar tetap indah dan aman,” tegasnya.(*)