Industrialisasi, wujudkan NTB Sejahtera dan Mandiri

Oleh Nuryanti Tadjudin SE.ME

Kabid Perencanaan Pembangunan Ekonomi

2

Lapangan usaha pertanian merupakan lapangan usaha terbesar dalam pembentuk PDRB NTB non Tambang. Tercatat Produk Domestik Regional (PDRB) 2019 dari sektor pertanian sebesar Rp. 7,3 Miliar

PDRB

Pertambahan jumlah penduduk NTB relatif siginifan meningkat. Sementara lahan pertanian semakin terbatas.
Jumlah penduduk NTB yg berprofesi sebagai petanipun semakin langka. Utamanya generasi muda relatif sedikit yg bangga dan melirik petani sebagai profesi.

Penggangguran terdidik relatif meningkat tercatat 5.45 persen berdasarkan data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan (Persen), Februari 2017–2019.

tpt

Komoditi jagung menjadi andalan, tetapi benih jagung sepenuhnya masih didatangkan dari luar provonsi NTB.
Disisi lain geliat industri pariwisata menambah optimisme bahwa sektor pertanian harus dioptimalkan lagi untuk mengimbangi laju pariwisata dengan magnetnya bernama KEK Mandalika.

Industri 2020

Untuk itulah industrialisasi sektor pertanian menjadi lokomotif revolusi industri 4.0 di NTB.
Dimulai dengan pembangunan Drip irigation tahun 2019 di KLU sebagai upaya pemilihan ekomomi masyarakat pasca bencana gempa bumi.
Dengan harapan di 2020 akan bisa dikembangkan silakan kering lainnya untuk meningkatkan produksi dari sekali menjadi 3 kali tanam setahun.

Ikhtiar ini akan terus dilakukan untuk memberikan solusi agar masyarakat tidak merambah hutan untuk meningkatkan produksi jagungnya.
Disisi lain, kawasan hutan akan dikonservasi dengan tanaman keras tumpang satu dengan tanaman lainnya yg bermanfaat untuk produksi essens oil.

Hal ini didukung dengan keberadaan pabrik penyulingan minyak kayu putih di Kabupaten Bima serta berkembangnya industri rumah tangga penyulingan minyak cengkeh di pulau Lombok.
Potensi sereh wangi dan nilam pun menjanjikan. InsyaAllah NTB akan men jadi pemain untuk komoditi essens oil kedepannya.

Denga harapan kesejahteraan masyarakat meningkat, hutan lestari. Kawasan hutanpun menjadi desa wisata dengan potensi ekoñomi yg menjanjikan.

Langkah awal tersebut akan dilanjutkan dengan membangun riset utk penangkar benih guna menghasilkan benih hibrida unggul bersertifikasi internasional menuju NTB mandiri benih.

Industri olahan selanjutnya menjadi keniscayaan untuk optimis dikembangkan.
Disamping industri olahan untuk makanan, jagung juga diolah menjadi pakan menuju NTB Mandiri pakan unggas .

Antara lain NTB akan adanya pabrik pakan mini untuk memfasilitasi investor dan masyarakat agar lebih banyak lagi bergerak disektor peternakan unggas menuju NTB swasembada daging ayam, swasembada telur serta mandiri DOC (bibit anak ayam KUB).

Model model pengelolaan kampung unggas akan disiapkan oleh pemerintah provinsi. Dengan harapan bisa bersinergi dengan pemda kabupaten/kota serta dana desa utk menumbuhkan kampung-kampung unggas lebih banyak lagi kedepannya.

Geliat industri diatas akan sangat didukung dengan adanya Swasembada permesinan melalui STIP Dinas Perindustrian NTB.

OPD inilah yg akan menjadi leading sektor utama bagi keberlanjutan siklus industrialisasi di NTB dapat berjalan baik.

Jalan panjang memang harus dimulai langkah pertama.

Melangkahlah, maka orang – orang akan menjadi saksi, memberikan masukan dan saran bagi terbangunannya NTB sejahtera dan mandiri menuju NTB Gemilang.

Pemerintah akan terus berusaha memfasilitasi dengan berbagai kebijakan dan keberpihakan utk tumbuh dan berkembangnya industri di NTB