Lombok Tengah, Usahakan Penuhi Hak Anak.

Sekretaris Bappeda Provinsi NTB, Dr. Mahjulan membuka kegiatan advokasi program dalam mendukung keberlanjutan pelaksanaan program SAFE4C dalam penguatan lingkungan aman dan ramah anak di kabupaten lombok tengah, siang itu di Ruang Rapat Kantor Bupati Lombok Tengah. Didampingi Kepala Bappeda Kabupaten Lombok Tengah Lalu Wiranata SIP. MA, Mahjulan menyampaikan bahwa masih tingginya perkawinan anak di NTB berpotensi menyebabkan tingginya angka prevalensi stunting, “Disini masih banyak anak gendong anak” ujarnya membuka kegiatan.

Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Provinsi NTB, Huailid, S.Sos.,M.Si menjelaskan tujuan utama dari advokasi yang dilakukan Pemerintah Provinsi hari ini adalah untuk memastikan kebermafaatan dari salah satu program UNICEF di Kabupaten Lombok Tengah  yaitu SAFE4C. Jika program ini bermanfaat, diharapkan agar diusahakan keberlanjutannya oleh seluruh stakeholder terutama Pemerintah Daerah di Kabupaten Lombok Tengah hingga ke tingkat Desa yang menjadi lokasi program.

Hal ini senada dengan kebijakan di tingkat Provinsi, pemenuhan hak anak melalui lima klaster Kota/Kabupaten layak Anak (KLA) juga ditetapkan dalam indikator pembangunan untuk mencapai misi keenam NTB yaitu Aman dan Berkah.  Lombok Tengah menjadi lokus yang sangat tepat bagi UNICEF bersama LPA (lembaga Perlindungan Anak) untuk menerapkan konsep SAFE4C. Ditengah situasi tingginya pernikah dini yang kemudian berdampak ke banyak hal, stunting, KDRT (kekerasan dalam rumah tangga). perceraian, dan lain sebagainya. “Kedepannya Kami harapkan, Lombok Tengah segera menjadi KLA, untuk mendukung target NTB menjadi Provinsi Layak Anak tahun 2023” ujar Huailid.

SAFE4C atau Strengthening Safe and Friendly Environment For Children adalah upaya membangun sistem perlindungan anak secara integratif dan komprehensif. Untuk mencapainya, maka dilakukan beberapa program sesuai dengan situasi lokus. Di Kabupaten Lombok Tengah, khususnya di lima Desa yaitu Lantan, Aik Bukaq, Mas-Mas, Teruwui, dan Rembitan. Telah dilaksanakan paling tidak sembilan program, antara lain; pembentukan Perlindungan Anak Terpadu berbasis Masyarakat (PATM), pembentukan dan penguatan forum anak, fasilitasi perdes tentang sistim perlindungan anak, fasilitasi penyusunan rencana aksi desa tentang pencegahan perkawinan anak, komitmen menyusun DRPPA (Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak), fasilitasi kegiatan parenting, fasilitasi kegiatan Musrenbangdes khusus anak, fasilitasi review Peraturan Bupati tentang Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI), dan Gawe Gubuk (Layanan anak rentan yang terintegrasi).

Pernikahan dini, menjadi salah satu isu yang paling bahanyak dibahas dalam pertemuan ini. Situasi budaya diklaim sebagai salah satu faktor penyebab tingginya angka pernikahan dini. Untuk itu, dibutuhkan intervensi dari para tokoh adat maupun tokoh agama, untuk menjelaskan rentannya akibat yang akan dihadapi calon pengantin jika dilakukan terlalu dini. Dua diantaranya dengan dibuatnya awiq-awiq yang mengatur pencegahan pernikahan dini jelas Kepala Bidang di Dinas DPMPD Kabupaten Lombok Tengah, dan pengajian baik umum maupun melalui pesantren, tambah peserta dari Kementrian Agama Kantor Wilayah kabupaten Lombok Tengah.  

Diskusi berjalan aktif dan Lalu Wiranata merespon baik kegiatan SAFE4C di Lombok Tengah di tengah situasi jumlah anak yang cukup besar, sampai 38% dari jumlah penduduk Kabuapaten Lombok Tengah. “Saat ini, Lombok Tengah juga sedang menyusun Peraturan tentang Pengelolaan Terpadu Stunting, Kemiskinan dan KLA, karena ketiga hal ini saling berkaitan, seperti yang diungkapkan Wakil Gubernur pada acara rakor TKPK dan TPPS beberapa waktu yang lalu”, ujarnya.

Seperti Gawe Gubuk, “kami harapkan agar dilaksanakan bulan depan serangkaian dengan ulang tahun Kabupaten Lombok Tengah” pesan Lalu Wiranata. Perwakilan UNICEF di NTB , Ibu Fajri menyebutkan “kami telah bersepakat memilih Desa Tanak Beak untuk Gawe Gubuk dalam waktu dekat. Ketua LPA menambahkan bersepakat dengan saran dari Kepala Bappeda Kabupaten Lombok Tengah, “ Gawe Gubuq kali ini akan mengangkat isu yang berkontribusi terhadap penurunan stunting”, ujarnya”.

Kegiatan ini ditutup dengan pertanyaan kunci dari Hartati, S.Si.T.,M.Kes selaku  Koordinator Pembangunan Bidang Kesehatan dan Sosial Budaya pada Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Provinsi NTB, yang menanyakan komitmen keberlanjutan kegiatan ini pada seluruh perwakilan desa yang hadir dan Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah. Beberapa perwakilan desa menyampaikan siap melanjutkan kegiatan-kegiatan SAFE4C karena dirasa bermanfaat. Lalu Wiranata menambahkan “ Kabupaten Lombok Tengah telah memasukkan program Gawe Gubuk dalam dokumen perencanaan untuk tahun 2023 yang dialokasikan di 25 desa” ujarnya. Hartati kemudian menutup kegiatan advokasi dengan pesan, terus pantau di RKPD ya” ujarnya.

#NTBGEMILANG
#NTBTangguhDanMantap
#NTBBersihDanMelayani
#NTBSehatDanCerdas
#NTBAsriDanLestari
#NTBSejahteraDanMandiri
#NTBAmanDanBerkah