Menelusuri Jejak Kerajaan Pamatan, Bang Zul Blusukan ke Tanak Beak.

“Letusan Rinjani tahun 1257 ternyata sangat dahsyat, lebih hebat dibandingkan letusan Tambora dan Krakatau”, (DR. Zulkieflimansyah, Gubernur Provinsi NTB)

Matahari pagi masih belum menampakkan diri, saat 6 iring-iringan kendaraan memasuki jalanan tanah desa Tanak Beak hari ini selasa, 6 Agustus 2019 sekitar pukul 6.30 pagi. Nampak dibelakang mobil patwal  kendaraan pak Gubernur  merayap menyusuri jalan sempit berdebu blusukan mengunjungi Desa Tanak Beak Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah. Seusai sholat subuh berjamaah di Pendopo Gubernur, didampingi oleh Deputi Kemenko Maritim DR. Syafri Burhanuddin, Sekretaris Dinas ESDM NTB, Perwakilan dari Bappeda NTB dan Badan Pengelola Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark beliau mendatangi lokasi yang diduga merupakan kerajaan pamatan yang dahulu tertimbun saat gunung Samalas (Rinjani Tua) meletus sekitar tahun 1257 silam. Saat menuruni kendaraan beliau disambut langsung oleh kepala Desa Tanak Beak dan disalami beberapa warga masyarakat yang kebetulan berada di lokasi.

WhatsApp Image 2019-08-06 at 16.02.33 (1)_2

Setelah berjalan kaki beberapa meter untuk melihat dari dekat dinding tanah setinggi sekitar 15 meter yang menyimpan bukti sejarah paling lengkap letusan gunung Rinjani, beliau diceritakan tentang sejarah tempat itu oleh DR. Heryadi Rachmat, Geologist yang juga dosen pasca sarjana di Universitas Padjajaran Bandung. Dibantu alat peraga berupa cetakan peta, DR. Heryadi menceritakan dengan lengkap sejarah letusan dahsyat Gunung Samalas yang menurut hasil penelitian terbaru menjadi ‘tersangka utama’ pembunuh massal akibat anomali cuaca dan iklim yang ditimbulkannya di Eropa dan belahan dunia lainnya. “Dalam kunjungan terakhir saya bersama arkeolog dari Balai Arkeologi Denpasar, ternyata di lokasi singkapan ini banyak kami temukan artefak-artefak berupa alat masak dan alat rumah tangga lainnya. Beberapa juga berupa fosil tulang belulang dan aneka tembikar yang diyakini merupakan bukti pernah ada kehidupan yang tertimbun ditempat ini”, Kata pak Heryadi.

WhatsApp Image 2019-08-06 at 16.02.33 (2)_2

Mengetahui tentang hal itu, Doktor Zul terlihat sangat tertarik dan  memerintahkan staf beliau untuk secepatnya diadakan penelaahan lebih jauh terhadap situs ini dan segera dilakukan eskavasi. Eskavasi atau penggalian nantinya akan melibatkan arkeolog yang kompeten untuk menelusuri lebih jauh keberadaan benda bersejarah lainnya ditempat itu, supaya keberadaan kerajaan pamatan yang hilang seperti yang tertulis dalam lontar Babad Lombok saat bercerita tentang dahsyatnya akibat letusan gunung Samalas semakin terkuak. Selain itu beliau berharap akses jalan menuju situs geologi Tanak Beak yang kondisinya saat ini masih cukup memprihatinkan yaitu berupa jalan tanah untuk segera diperbaiki supaya memudahkan pengunjung nantinya.

Kedatangan mendadak Bang Zul pagi tadi disambut gembira oleh kepala desa Tanak Beak, kepala dusun Tanak Bengan dan para pengurus Kelompok Kerja (POKJA) Samalas – Tanak Beak yang selama setahun terakhir ini getol mempromosikan asset geologi bersejarah yang ada di desa mereka ini. “Kami bersyukur mendapatkan kunjungan pak Gubernur, karena situs ini telah lama kami gadang-gadang sebagai ‘point of interest’ atau magnet penting untuk menarik kedatangan pengunjung yang akan ditawarkan dalam paket-paket wisata yang sudah kami rancang. Kedatangan beliau secara khusus ini membuat kami jadi semakin semangat mengembangkannya”, kata Indra Cahyadi Ketua Pokja Samalas. “Kami sangat berharap lokasi bersejarah ini tetap dilestarikan oleh pemerintah karena selain menjadi tempat belajar  geologi sekaligus sejarah, mungkin tempat ini bisa menjadi daya tarik wisata yang akan dapat membantu peningkatan perekonomian masyarakat di desa kami secara berkelanjutan”, tuturnya. (Ramli/BP-RLUGGp)