Tiga Gubernur dari wilayah Sunda Kecil, yakni Bali, NTB, dan NTT, resmi menyepakati pembentukan Kerjasama Regional Bali-NTB-NTT (KR-BNN)

Tiga Gubernur dari wilayah Sunda Kecil, yakni Bali, NTB, dan NTT, resmi menyepakati pembentukan Kerjasama Regional Bali-NTB-NTT (KR-BNN). Kesepakatan tersebut ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang berlangsung di Inner Mandalika Circuit International, Lombok Tengah, Selasa (25/11).

Penandatanganan MoU tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi tiga provinsi kepulauan yang selama ini memiliki keterhubungan historis, budaya, dan ekonomi. Dalam kesempatan tersebut, Managing Director Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rohan Hafas menyampaikan dukungan penuh terhadap upaya penguatan iklim investasi di Bali, NTB, dan NTT.

Pemerintah pusat turut mengapresiasi inisiatif ini karena dinilai mampu mendorong investasi strategis di wilayah timur Indonesia, sekaligus membuka peluang kerja sama lintas provinsi yang lebih inklusif. MoU KRBNN disusun dengan berlandaskan tiga fokus utama, yaitu peningkatan konektivitas antarwilayah, pengembangan sektor pariwisata, serta percepatan energi baru terbarukan (EBT).

Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, selaku tuan rumah, menjelaskan bahwa penandatanganan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang digelar di Bali. Kerjasama ini akan berfokus pada integrasi tiga sektor utama, yaitu konektivitas, pariwisata, dan energi, serta sejumlah bidang strategis lainnya.

“Hari ini tanggal 25 November kita sudah melakukan pertemuan dan menandatangani MoU antar 3 provinsi untuk membentuk KR-BNN. Insya Allah pertemuan berikutnya tanggal 22 Desember di Labuan Bajo, NTT, untuk menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS)-nya. Dengan demikian, pada tahun 2026 kerjasama ini resmi dimulai,” jelas Gubernur.

Lalu Muhammad Iqbal, menyatakan tiga daerah tengah mengupayakan kemudahan akses transportasi yang berdampak pada berbagai sektor, termasuk pariwisata. Ia menjelaskan konektivitas baru akan dibangun antar destinasi wisata, sementara proses perizinan juga akan dipermudah agar jalur transportasi dapat dimanfaatkan lebih optimal.

Ia mencontohkan akses Sanur–Senggigi yang diharapkan semakin mudah, termasuk konektivitas Lombok–NTT yang akan dibuka melalui jalur darat, laut, dan udara. Setiap dinas perhubungan di tiga provinsi akan mengidentifikasi persoalan teknis untuk memastikan penanganan dilakukan secara bersama.

“Sehingga kalau ada permasalahan kami bertiga akan sama-sama ngomong ke pemerintah pusat dan tidak sendiri-sendiri agar lebih kuat,” ujarnya.

Gubernur NTB juga menegaskan bahwa bentuk kerjasama yang dibangun sangat mengedepankan sektor bisnis. Hal ini ditunjukkan dengan hadirnya Managing Director Stakeholders Management Danantara, Rohan Hafas, serta jajaran anak perusahaan BUMN dan berbagai asosiasi usaha yang relevan.

“Alhamdulillah kita sudah sepakat mengelaborasi jenis-jenis kerjasama yang akan kita lakukan, khususnya di lima bidang: pariwisata, energi, konektivitas/perhubungan, perdagangan, dan ekspor-impor,” tambahnya.

Sementara itu, Gubernur Bali, I Wayan Koster, menyambut baik langkah formalisasi kerjasama ini. Ia menilai bahwa ketiga daerah tersebut secara historis berada dalam kategori Sunda Kecil, sehingga hubungan persaudaraan yang telah terjalin perlu terus dijaga melalui kerjasama pembangunan yang lebih terstruktur.

Gubernur Bali, I Wayan Koster, mengatakan kerja sama tiga provinsi ini adalah untuk melanjutkan pertautan sejarah lahirnya Sunda Kecil pada 14 Agustus tahun 1958. Karena itu, beliau merespons positif kerja sama tiga provinsi, untuk melanjutkan dan menjaga hubungan historis tersebut.

“Kita MoU di bidang pariwisata, perhubungan, energi terbarukan, ekspor impor dan perdagangan,” katanya.

Menurut Koster, kelanjutan kerja sama antar NTB, Bali dan NTT akan dilanjutkan lebih detil lagi pada tanggal 22 Desember di Labuhan Bajo, Provinsi NTT. Utamanya, bagaimana kerja sama tersebut akan mampu menjadi sebuah skema ekonomi yang menguntungkan tiga provinsi.

“Jadi Sunda Kecil itu adalah kami bertiga, jika dilihat di dalam peta, ini satu sama lain tidak terpisahkan. Kerja sama ini melanjutkan sejarah dengan detilnya kita tuntaskan di Labuhan Bajo. Dan mudah-mudahan ini berjalan dengan lancar dan sukses ke depan untuk kemajuan bersama di 3 provinsi ini, dan juga bisa menjadi basis pengembangan Indonesia secara umum,” ujar Koster.

Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menambahkan bahwa pertemuan selanjutnya di Labuan Bajo akan memasuki tahap pembahasan yang lebih teknis dan rinci. Pihaknya juga berencana mengundang seluruh Bupati dan Wali Kota dari ketiga provinsi untuk ikut serta dalam proses penyusunan program.

“Kerjasama 3 provinsi ini adalah payung besarnya, tetapi nanti detailnya itu pasti kami bekerjasama dengan para Bupati/Walikota dan teman-teman pengusaha. Jadi kerjasama ini dalam payung 3 Gubernor, tetapi dikerjakan oleh semua pihak sesuai kapasitas dan potensi masing-masing,” tegas Melkiades.

Kegiatan tersebut turut dihadiri jajaran Bupati dan Wali Kota se-NTB, beserta para pimpinan Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Provinsi NTB. Kehadiran para kepala daerah ini menunjukkan dukungan penuh terhadap inisiatif integrasi ekonomi untuk memperkuat konektivitas dan pembangunan kawasan Sunda Kecil.