TANGGAPAN POSITIF DENMARK DALAM PENYUSUNAN MASTER PLAN PERSAMPAHAN

 

 

Kota Mataram, Lombok – Bidang Litbang BAPPEDA Provinsi NTB mengikuti diskusi terkait pembahasan penyusunan master plan persampahan bersama Dinas LHK Provinsi NTB dan perwakilan Badan Perlindungan Lingkungan Hidup Denmark (DEPA), Mr. Jan Møller Hansen dan Mr. Rasmus Eisted melalui video conference, Duta Besar Denmark, Mr. Rasmus Abildgaard Kristensen, Kamis, 14 Mei 2020. Turut hadir perwakilan Tim TGP2D Provinsi NTB, Ibu Aulia Sakinah Muntasyarah. Diskusi ini merupakan pertemuan lanjutan setelah program kunjungan menteri lingkungan Denmark ke Pulau Lombok pada bulan Februari lalu.

Pertemuan berlangsung dengan sangat baik di mana menghasilkan beberapa poin guna mewujudkan master plan persampahan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penyususnan master plan pengelolaan sampah di provinsi NTB ini berdasarkan Jakstrada yang telah disusun dan Peraturan Gubernur Nomor 5 Tahun 2019. Bapak Gusde, Dinas LHK Provinsi NTB menyampaikan bahwasanya rencana dan prioritas master plan harus sesuai dengan regulasi di mana rencana pelaksanaannya minimal 10 tahun, memuat persyaratan peraturan gubernur, memprioritaskan ekonomi sirkular dan teknologi non-landfilling, serta partisipasi publik dan produsen yang tinggi.

 

Tim Denmark (DEPA) menanggapi positif hal tersebut dan bersedia untuk membantu dalam penyusunan master plan pengelolaan sampah di Provinsi NTB. Tim Denmark akan memberikan masukan terhadap penyusunan master plan terutama yang berkaitan dengan teknologi yang sesuai untuk diaplikasikan dalam pengelolaan sampah di daerah. Teknologi yang diharapkan oleh pemerintah provinsi ialah teknologi yang tidak hanya dapat mengelola sampah padat dan limbah rumah tangga tetapi juga dapat menghasilkan energi, mengingat perlu mendukung penduduk desa dengan teknologi paling sederhana dan melibatkan peran komunitas secara langsung untuk mewujudkan program ‘Zero Waste’ yang diusung oleh Ibu Wakil Gubernur NTB sebagai program unggulan NTB Gemilang.

 

Disamping itu, tim Denmark (DEPA) juga akan memberikan dukungan dengan melakukan studi kelayakan untuk menentukan teknologi yang sesuai dengan kondisi di daerah. “Di dalam jadwal kegiatan kami juga menyebutkan akan melakukan studi kelayakan untuk pengelolaan sampah ini, sehingga ini juga dapat menjadi sumber/masukkan dalam mengkolaborasikan bagaimana limbah dapat menjadi energi”, ungkap Mr. Jan Møller Hansen.

 

Tim Denmark (DEPA) mengatakan bahwa hal penting saat ini yang perlu dilakukan ialah melakukan pemetaan eksisting seperti jumlah sampah yang dihasilkan, jumlah ketersediaan bank sampah dan composting, jumlah truk sampah yang dimiliki dan beberapa aspek lain yang menjadi data dasar guna merencanakan teknologi dan sistem transportasi pengelolaan sampah.

 

Dukungan yang akan diberikan oleh Tim Denmark ini mengacu pada pengalaman-pengalaman mereka dalam mengelola limbah sehingga terwujudnya Green Island di Denmark. Harapannya Pulau Lombok mampu mengikuti jejak tersebut dengan sangat baik. (dita)