Rapat Perdana TKPKD NTB, Kemiskinan Ekstrem NTB Turun 0,64%

Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bappeda NTB, Iskandar Zulkarnain, S.Pt., M.Si., memimpin FGD Analisis Fishbone/SWOT Program Penaggulangan Kemiskinan Ekstrim Tahun 2024 Pemerintah Provinsi NTB. Dihadiri perangkat daerah terkait lingkup Pemerintah Provinsi NTB, kegiatan ini bertempat di ruang rapat Geopark Bappeda NTB, Selasa 16 Januari 2024.

Dalam sambutannya Iskandar Zulkarnain sampaikan kegiatan berlangsung dalam rangka melaksanakan mencapai penanggulangan kemiskinan ekstrem. “Saat ini target untuk dituntaskannya kemiskinan ektrem menuju nol ada pada tahun ini, tahun 2024 sesuai instruksi Presiden,” ujarnya.

Data terakhir dari BPS nyatakan bahwa persentase kemiskinan ekstrem di NTB mengalami penurunan dari 3,29% menjadi 2,64%, atau turun sebesar 0,64%. Dimana penurunan kemiskinan ekstrem ini secara nasional juga dialami oleh semua daerah. “Itu artinya target kita di NTB pada tahun 2024 untuk menjadi nol miskin ekstrem ialah tersisa 2,64%. Ini menjadi tugas berat bagi kita semua dan harus kita imbangi di NTB,” tambahnya.

Menurutnya banyak upaya yang sudah dilakukan Pemerintah Daerah untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrim, namun ada beberapa kendala yang dialami salah satunya ialah data. Data P3KE by name by address yang sudah dipegang TKPKD NTB ketika diverifikasi dan validasi di salah satu desa, ternyata masih ada 10% yang belum akurat.

“Kami di Bappeda NTB sudah membuat aplikasi verifikasi data penanggulangan kemiskinan, yang sudah kita coba di salah satu Desa Pringgabaya di Kabupaten Lombok Timur. Kita lakukan verval dengan melibatkan petugas Kabupaten/Kota, dan hasil yang didapatkan yaitu 90% datanya benar,” jelasnya.

Dengan harapan kedepan agar data kemiskinan maupun kemiskinan ekstrem di NTB semakin akurat sehingga dapat mempercepat menurunkan angka kemiskinan. TKPKD Provinsi NTB tetap mengeluarkan surat edaran kepada semua OPD yang telah ditandatangani Pj Gubernur untuk menggunakan data P3KE dalam rangka kegiatan penanggulangan kemiskinan, utamanya kemiskinan ekstrem.