BAPPEDA NTB MENJARING USULAN PENGEMBANGAN TECHNOPARK BANYUMULEK

Menindaklanjuti pertemuan sebelumnya pada 14 Maret 2018 bertempat di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Bappeda Provinsi NTB di bawah koordinasi Bidang Litbang mengadakan Focus Group Discussion (FGD) terkait Pengembangan Technopark Banyumulek pada Senin, 9 April 2018.

FGD ini dihadiri oleh Kepala Biro Hukum beserta staf, Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan beserta Kasubag Program, Kepala UPT Balai Inseminasi Buatan Banyumulek, Perwakilan UPT BP3TR Banyumulek, Perwakilan UPT Balai Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner, Dr Ketut Puspadi, Dr. Muhammad Ali, Perwakilan Universitas Muhammadiyah Mataram, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Mataram, Wakil Dekan Fakultas Peternakan Universitas Mataram, serta Perwakilan Bidang Ekonomi dan Bidang Litbang Bappeda NTB.

Pimpinan rapat Kasubid Litbang Ekonomi Wilayah “Saharudin, S.Sos., MH membuka FGD dengan memaparkan perkembangan Technopark (TP) Banyumulek hingga saat ini. Disebutkan bahwa TP Banyumulek sudah berjalan sekitar 4 tahun di bawah pembiayaan dan dukungan pihak LIPI dan akan berakhir pada pertengahan Tahun 2019 nanti. Menurutnya, diperlukan strategi khusus terkait pengembangan Technopark Banyumulek kedepannya di bawah pembiayaan Pemerintah Provinsi NTB.

Lebih lanjut, pertemuan ini membahas beberapa hal yang sudah dicapai TP Banyumulek. Menurut Sekretaris Disnakeswan- Iskandar Zulkarnain, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan Technopark. Di bawah koordinasi Disnakeswan, Balai Rumah Sakit Hewan dan Laboratorium Veteriner telah memperoleh Sertifikat KAN dari pemerintah Pusat. Perolehan sertifikat ini memudahkan Pemerintah Provinsi NTB dalam mendukung semua kegiatan laboratorium untuk menunjang kesehatan ternak di TP Banyumulek. Selain itu, saat ini sudah dibuat Masterplan Pengembangan TP Banyumulek kerjasama dengan Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang.

Selanjutnya, diskusi diarahkan untuk menjaring usulan-usulan dari peserta rapat yang dapat dijadikan program-program prioritas dalam pengembangan TP Banyumulek kedepannya. Ketua Komisi Bidang Pertanian DRD – Dr. Ketut Puspadi, memberikan masukan agar TP Banyumulek memiliki produk unggulan yang dapat dijual sehingga menghasilkan profit dan berimbas pada meningkatnya PAD NTB. Menurutnya, hal ini dapat dilakukan dengan membuat bisnis model atau bisnis profit yang dapat dikerjasamakan dengan Pihak LIPI.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Disnakeswan menginformasikan bahwa dalam waktu dekat TP Banyumulek akan mampu memberikan sumbangsih terhadap PAD NTB, karena salah satu UPT di sana – Balai Inseminasi Buatan Daerah, akan memproduksi semen beku yang akan diekspor ke luar. Tanggapan yang lain datang dari Perwakilan UPT BP3TR. TP Banyumulek sudah mampu menghasilkan prebitoik, konsentrat dan silase, namun ketiga produk ini akan sulit dijual di pasaran. Menurutnya, meskipun produk ini belum mampu memberikan sumbangsih dalam bentuk materi. Namun hal ini menjadi daya dukung TP Banyumulek dalam mendukung program Pemerintah Provinsi NTB dalam pengentasan kemiskinan. Meskipun belum mampu memberikan profit secara materi, TP Banyumulek saat ini sudah dapat menghasilkan peternak-peternak handal yang mampu memanfaatkan teknologi.

Sumbangsih pemikiran yang lain datang dari Wakil Dekan Fakultas Peternakan Universitas Mataram – IGL Media. Menurutnya, Pemerintah Provinsi NTB perlu melakukan inventarisir terhadap semua alat dan bahan yang terdapat pada TP Banyumulek saat ini, sehingga pasca LIPI menyerahkan pendanaan ke Pemerintah Provinsi NTB kegiatan TP Banyumulek dapat tetap berjalan dengan baik. Sejalan dengan apa yang disampaikan sebelumnya, Wakil Sekretaris DRD – Doktor Muhammad Ali menambahkan agar TP Banyumulek kedepannya memiliki kelembagaan yang resmi agar status organisasniya memiliki kejelasan. Menurutnya, jika TP Banyumulek di-design menjadi UPT akan terdapat tumpang tindih tupoksi dengan OPD yang lain, sehingga pengembangan kelembagaan TP Banyumulek kedepannya dapat di-design berbentuk Badan Pengelola.

Lebih lanjut, Wakil Dekan II Universitas Muhammadiyah Mataram – Ima Rahmawati juga ikut serta menyumbangkan andil pemikiran. Menurutnya pengembangan TP Banyumulek jangan hanya melibatkan sektor peternakan dan pertanian saja tetapi juga melibatkan sektor perikanan dengan harapan TP Banyumulek ini mampu menghasilkan pengusaha-pengusaha yang berbasis teknologi.

Kemudian, perwakilan Fakultas Pertanian Universitas Mataram memberikan gagasan agar dilakukan pemetaan terhadap keterlibatan masing-masing OPD dalam mendukung kegiatan TP Banyumulek selama ini. Pemetaan tersebut dilakukan dengan memberikan peringkat OPD mana yang memiliki peranan kuat, sedang dan lemah. Hal ini selanjutnya dapat dijadikan daya dorong untuk perencanaan pembangunan selanjutnya. Sejalan dengan hal tersebut, Dekan Fakultas Peternakan mengatakan bahwa pengembangan Technopark saat ini sebaiknya terus dilanjutkan dengan melakukan evaluasi yang mendalam terhadap apa yang sudah dilakukan sebelumnya, sehingga uakan didapat gambaran pengembangan TP Banyumulek selanjutnya.

Menutup diskusi, Kasubid Litbang Ekonomi Wilayah – Saharudin,  kembali menegaskan komitmen Bappeda Provinsi NTB untuk ikut serta dalam pengembangan Technopark Banyumulek.