Beberapa SDM di Bappeda NTB mengikuti Knowledge Sharing “kemiskinan Ekstrem” yang diinisiasi BPS NTB melalui zoom meeting. Dihadiri lebih dari seratus peserta, sharing kali ini diisi oleh Dr. Ardi Adji, Asisten ketua Pokja Kebijakan TNP2K Sekretariat Wakil Presiden. 18 Maret 2022.
Dr. Ardi Adji menyebutkan jika kemiskinan ekstrem tahun 2021 di Indonesia masih berada di angka 4%. Itu artinya terdapat 10,8 juta penduduk yang penghasilannya sama dengan atau di bawah 1,9 USD. Perlu kolaborasi dan kerja extraordinary untuk menghapus kemiskinan ekstrem di tahun 2024. Untuk itu, paling tidak ada tiga prasyarat utama yang harus dilakukan untuk mencapainya. Pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan daya beli khususnya dari kelompok 60% terbawah, yang didukung kebijakan fiskal pemerintah, dengan terlebih dahulu mengendalikan Covid-19. Kemudian mengembangkan dan memutakhirkan basis data, dalam hal ini DTKS, UMKM, dan Kewilayahan. Juga melakukan konvergensi program antar kementrian atau lembaga untuk program khusus dan program daerah.
Beberapa negara yang sudah berhasil memperbaiki situasi kemiskinannya, seperti Cina, India dan Vietnam memiliki strategi khusus untuk mencapainya. Misalnya Cina yang Membangun industri produk lokal untuk meningkatkan pendapatan masyarakatnya. India dengan program makan siang gratis bagi siswa SD dan SMP nya untuk mengurangi beban rumah tangganya. Juga Vietnam dengan bantuan sosial untuk lansianya. Walaupun ketiga negara tersebut memiliki strategi berbeda-beda sesuai dengan situasinya masing-masing, namun ketiganya sama-sama menyebutkan, bahwa prasyarat awal untuk mencapai kesuksesan menghapus kemiskinan ekstrem adalah memperkuat kelembagaannya baik dalam hal koordinasi dan kolaborasi.
Lalu bagaimana dengan situasi kemiskinan ekstrem di NTB? Dr.Ardi Adji selaku satu-satunya narasumber dalam diskusi ini menyebutkan, delapan dari sepuluh Kabupaten/Kota di NTB masuk dalam klasifikasi 212 kabupaten wilayah prioritas yang akan ditanggulangi kemiskinan ekstremnya di tahun 2022. Kabupaten Lombok Timur menjadi Kabupaten yang paling banyak jumlah rumah tangka dengan kemiskinan ekstremnya. Sayangnya situasi data yang tidak akurat masih menjadi momok dalam mengurangi angka kemiskinan. Untuk itu salah satu saran penutup dari Dr. Ardi Adji bagi pemerintah daerah adalah memastikan sasaran dari program penanggulangan kemiskinan baik penurunan beban pengeluaran maupun peningkatan pendapatan harus menyasar lokus yang telah ditentukan.
(Penulis: Maulida Illiyani)
#NTBGEMILANG
#NTBTangguhDanMantap
#NTBBersihDanMelayani
#NTBSehatDanCerdas
#NTBAsriDanLestari
#NTBSejahteraDanMandiri
#NTBAmanDanBerkah