Koordinator Pengelolaan Data dan Informasi/KMC Bappeda Provinsi NTB, Hj. Suryani Eka Wijaya, ST., MBA., P.hD., Bersama Koordinator Pengendalian dan Evaluasi, Badaruddin, S.Si., MA.,M.EC.Dev., mengikuti Zoom Meeting Evaluasi RKP (Rencana Kerja Pemerintah) bersama Kementerian PPN/Bappenas RI, Senin 14 November 2022.
Badaruddin menyampaikan Pertumbuhan Ekonomi NTB Tahun 2021 dan 2022, dengan tambang Triwulan III 2022 terhadap Triwulan III 2021 (year on year atau laju pertumbuhan dalam setahun), tumbuh sebesar 7,10%. Dari sisi produksi, pertumbuhan signifikan pada Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 38,79%, transportasi 26,53%, dan pertambangan dan penggalian 23,86%.
Sedangkan Ekonomi NTB Dengan Tambang, Triwulan III 2022 terhadap Triwulan II 2022 (quarter to quarter atau laju pertumbuhan dalam satu kuartal di tahun 2022), tumbuh sebesar 1,59%.
Dari sisi produksi, pertumbuhan siginifikan pada lapangan usaha industri pengolahan sebesar 45,59%, jasa keuangan 15,58%, dan konstruksi 11,90%.
Bererapa Strategi dan Program untuk Diversifikasi Ekonomi dilakukan melalui Sektor pertanian, yaitu :Industrialisasi hasil pertanian (dalam arti luas): Integrasi Program/Kegiatan OPD pada sektor hulu sampai hilir; dan Pembangunan Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) Tumbuhnya industri pendukung, yaitu: tembakau campur, pengangkutan, etiket, filter, dan pengemasan plastic.
Sedangkan melalui non pertanian antaralain: Pengembangan ekonomi kreatif; Pengembangan dan peningkatan produk IKM/UMKM yang berorientasi ekspor; Mengawal pembangunan Smelter; Fasilitasi digital marketing untuk IKM/UMKM; dan Pengembangan destinasi wisata melalui desa wisata: budaya lokal, akomodasi (homestay), kuliner local.
Sedangkan dalam hal Kemiskinan dan Ketimpangan (Rasio Gini), dimana Rasio gini Provinsi NTB di perdesaan dari tahun ke tahun (2019-2021) cenderung menurun, sedangkan di perkotaan cenderung meningkat.
Rasio gini Provinsi NTB (gabungan perkotaan dan perdesaan) angkanya fluktuatif, dimana pada tahun 2020 meningkat 0,012 dari tahun 2019, namun pada tahun 2021 menurun sebesar 0,002 point dari tahun 2020.
Beberapa strategi pengentasan kemiskinan di perdesaan yaitu: Memberikan beasiswa kepada masyarakat miskin berprestasi; Mengawal pembangunan rumah layak huni dan sanitasi total berbasis masyarakat; Posyandu Keluarga di setiap Desa; Mengawal Data Terpadu Kesejahteraaan Sosial (DTKS) dan Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) agar penerima program pengentasan kemiskinan tepat sasaran; Memberikan bantuan peralatan untuk IKM yang merupakan anggota masyarakat perdesaan; serta Melibatkan local champion atau tokoh-tokoh lokal yang berhasil dalam menjalankan usahanya, sehingga dapat menjadi contoh bagi yang lain.
Sedangkan strategi Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan antaralain: Pelibatan tenaga kerja lokal dalam proyek-proyek pemerintah/BUMN; Memfasilitasi akses permodalan; Memberikan bantuan peralatan untuk IKM yang merupakan anggota masyarakat perkotaan.
#NTBGEMILANG
#NTBTangguhDanMantap
#NTBBersihDanMelayani
#NTBSehatDanCerdas
#NTBAsriDanLestari
#NTBSejahteraDanMandiri
#NTBAmanDanBerkah