BIDANG LITBANG SELENGGARAKAN WEBINAR DENGAN TEMA PETERNAKAN DAN HOLTIKULTURA

Webinar Berseri

Dewan Riset Daerah Provinsi NTB Masa Bakti Tahun 2020-2024

Tema Peternakan dan Holtikultura

  1. Pendahuluan

Dewan Riset Daerah (DRD) sangat penting keberadaanya dalam perencanaan pembangunan daerah karena memiliki peran strategis untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan suatu daerah. Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Riset memiliki landasan hukum jelas, yakni Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Selama ini peran akademisi dalam rangka mendukung pembangunan daerah belum dioptimalkan dengan baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh kalangan akademisi sama sekali belum mendapat ruang khusus dari pemerintah daerah, padahal seharusnya pemerintah daerah perlu mengakomodir hasil penelitian dari para akademisi yang hasilnya berkenaan dengan daerah dimaksud. Akibatnya hasil penelitian akademisi hanya selesai pada luaran yang diterbitkan dalam jurnal ataupun dimanfaatkan oleh pengusaha untuk dijadikan referensi pengembangan usahanya.

Pasal 13 ayat 1 UU Nomor 18 Tahun 2002 disebutkan bahwa pemerintah mendorong kerja sama antara semua unsur kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan jaringan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi. Sinergi dan koordinasi antara pemerintah daerah dengan kalangan akademisi perlu dilakukan, khususnya dalam hal menyusun rencana pembangunan daerah dan menciptakan inovasi yang diharapkan masyarakat dalam segala sektor. Dari berbagai sektor yang ada, nantinya Dewan Riset Daerah (DPD) akan memilah, sektor strategis yang perlu didahulukan dan sesuai dengan visi dan misi pembangunan yang ingin dicapai oleh kepala daerah. DRD diharapkan memiliki kontribusi besar dalam menentukan arah pembangunan suatu daerah. Salah satunya sinergi antara birokrasi dan akademisi serta masyarakat dalam menentukan arah pembangunan melalui hasil kajian bersama, transfer pengetahuan dan kolaborasi kemampuan dari latar belakang keilmuan dan pengetahuan yang berbeda.

Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 44 Tahun 2019 tentang Program Strategis dan Unggulan Daerah dalam Pencapaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2019-2023, dijelaskan bahwa maksud dan tujuan ditetapkannya  Peraturan Gubernur tersebut adalah untuk mempertegas acuan dan pedoman bagi Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Provinsi NTB dalam pencapaian misi pembangunan, merencanakan, melaksanakan dan monitoring dan evaluasi program strategis dan program unggulan, program/kegiatan urusan dan program/kegiatan rutin untuk pencapaian Indikator Kinerja Utama Daerah sesuai RPJMD Provinsi NTB Tahun 2019-2023. Program strategis sebagaimana yang dimaksud terdiri dari : 1). Pariwisata andalan dan strategis; 2). Industrialisasi; 3). Pengembangan daya saing SDM; 4). NTB ramah investasi; 5). Pembangunan konektivitas dan aksesibilitas wilayah NTB; dan 6). NTB bersih dan berkelanjutan.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang vital di dunia karena memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap pencapaian tujuan program Sustainable Development Goals (SDG’s) yang kedua yaitu tidak ada kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan. Di Indonesia, peranan sektor pertanian juga tidak kalah pentingnya karena sector ini merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini, pemerintah Indonesia juga sedang gencar melancarkan program-program yang berhubungan dengan peningkatan kapasitas produksi komoditas pertanian dalam upaya mendukung salah satu Nawacita yakni terwujudnya swasembada pangan di Indonesia.

Pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka panjang maupun dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa. Dengan pertumbuhan yang terus positif secara konsisten, sektor pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu pertumbuhan laju industri merupakan andalan pemerintah dalam upaya meningkatkan perekonomian di Indonesia. Perekonomian di Indonesia tidak akan berkembang tanpa dukungan dari peningkatan perindustrian sebagai salah satu sektor perekonomian yang sangat dominan di jaman sekarang.

Di NTB sektor pertanian (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan) merupakan salah satu sektor utama dengan share terbesar dalam PDRB di NTB untuk Triwulan I tahun 2019 yaitu 23,41 dan menyerap 864 ribu tenaga kerja dengan persentase 36 persen. Pengangguran dan kemiskinan akan bisa dikurangi dengan industrialisasi, sebab industrialisasi memungkinkan hadirnya peningkatan produktivitas. Komoditas yang tumbuh dari tanah-tanah di NTB, bisa menghasilkan nilai tambah berlipat ganda berkat industrialisasi. Proses mengolah produk ini juga pasti membutuhkan tambahan tenaga kerja. Dalam skala satu atau beberapa unit, jumlah tenaga kerja yang terserap mungkin sedikit. Namun, jika teknologi sederhana ini diterapkan secara massal dalam bentuk sentra industri-industri rumahan di berbagai daerah di NTB, maka akumulasinya akan melahirkan kebutuhan tenaga kerja dalam jumlah yang besar.

Pada sub sektor peternakan di NTB yang masih menjadi persoalan utama, yakni ketersediaan pakan, padahal di NTB sendiri mempunyai potensi sumber daya pakan dari limbah hasil pertanian seperti jerami dan jagung yang jumlahnya selalu melimpah pasca-panen. Jika potensi itu mampu dikelola dengan baik, maka pembangunan pada sub sektor peternakan yang terintegrasi dengan sumber daya yang melimpah di NTB akan membuahkan hasil yang baik. Kebersamaan dengan Pemerintah Provinsi NTB dalam pembangunan sektor pertanian ini juga harus selalu dilakukan, karena dengan sinergi antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang terjalin dengan baik maka ikhtiar tersebut akan berjalan dengan baik pula.

Hal itu sejalan dengan apa yang saat ini diupayakan oleh Pemerintah Provinsi NTB dengan program unggulan industry peternakan/pakan ternak, yakni dalam rangka penyediaan pakan ternak yang berkualitas di NTB. Gubernur NTB menyarankan kepada Kepala Perangkat Daerah terkait supaya melakukan ujicoba pada lima desa di NTB yang memiliki potensi sumber daya pakan yang memadai dan harapan kedepan lima desa ini akan menjadi contoh bagi desa-desa yang lainnya. Di tengah pandemi Covid-19 ini, Pemerintah yang bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi NTB terus dorong pergerakan sektor pertanian dan sub sector peternakan, sehingga dengan menghubungkan kedua sektor tersebut maka pertumbuhan keduanya akan lebih pesat karena saling mendukung.

Pengembangan industrialisasi unggas di NTB misalnya, saat ini sangat tepat sebagaimana yang diinginkan oleh pemerintah NTB sebagai salah satu strategi subsitusi import. Untuk diketahui bahwa saat ini untuk kebutuhan telur di NTB dibutuhkan 1,3 Juta butir perhari, sementara yang mampu di sediakan oleh peternak kita di NTB baru mencapai 600 ribu butir perhari artinya ada gap 700 ribu butir perhari. Kekurangan ketersedian telur ini disuplay dari luar NTB atau dengan kata lain setiap hari kebutuhan telur masyarakat NTB masih di impor dari provinsi lain seperti dari Pulau Jawa dan Bali. Ketersediaan bibit ayam DOC juga menjadi kendala pengembangan usaha ternak unggas di NTB, karena belum ada yang mengembangkan usaha perbibitan unggas sehingga ketersediaanya juga disuplay dari luar NTB.

Selain itu kebutuhan pakan ternak untuk usaha peternakan unggas juga masih disuplay dari luar daerah karena di NTB sendiri belum ada pabrik atau industri pembuatan pakan ternak, padahal biaya produksi terbesar dalam usaha pengembangan usaha peternakan unggas adalah pakan yaitu mencapai 60-70 persen dari biaya produksi yang dikeluarkan oleh peternak. Maka kegiatan yang harus dilakukan untuk mengurangi ketergantungan dari impor/daerah lainnya adalah membentuk kawasan pengembangan unggas (pengembangan kampung unggas petelur dan pedaging), penguatan kelembagaan kelompok perunggasan, penciptaan dan pengembangan SDM pengusaha muda perunggasan, penciptaan UKM pengolahan hasil unggas, permudah Kelompok usaha perunggasan untuk akses modal di perbankan, pembangunan pabrik pakan mini di setiap kelompok usaha perunggasan dan mengembangkan usaha pembibitan unggas.

Selain sub sektor peternakan, hortikultura merupakan salah satu sub sektor pertanian yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan. Selain sebagai sumber vitamin dan mineral untuk pemenuhan kebutuhan pangan penduduk, subsektor ini juga merupakan sumber pendapatan bagi penduduk. Survei Pertanian Antar Sensus 2018 menunjukkan bahwa dari 666.375 rumah tangga usaha pertanian yang terdapat di Nusa Tenggara Barat (NTB), sebanyak 25,22 persen di antaranya mengusahakan budidaya tanaman hortikultura. Selain itu, hampir 10 persen rumah tangga usaha pertanian, yang terdapat di NTB, menjadikan budidaya tanaman hortikultura sebagai usaha utama.

Pengembangan hortikultura sangat diperlukan saat ini, karena pengembangan budidaya tanaman hortikultura merupakan upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan, menarik investasi skala kecil dan menengah, mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas harga komoditas strategis (cabai merah dan bawang merah), melestarikan pengembangan identitas nasional (anggrek, jamu, dll), meningkatkan ketahanan pangan melalui penyediaan karbohidrat alternatif (pisang, kentang, dll), serta menunjang pengembangan sector pariwisata (agro wisata). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sub sektor hortikultura memiliki peranan penting dalam pembangunan secara menyeluruh.

Dalam rangka mendukung implementasi program strategis daerah tersebut di atas, DRD Provinsi NTB dalam rencana kerja bulan November tahun 2020 ini melalui Bappeda Provinsi NTB akan melaksanakan kegiatan webinar tema Peternakan dan Holtikultura yang merupakan bagian dari seminar berseri “Peran DRD dalam mendukung Program Strategis dan Unggulan Daerah”.

 

  1. Tujuan
  2. Memberikan saran dan masukan terhadap implementasi program strategis daerah bidang peternakan  dan hortikultura;
  3. Meningkatkan koordinasi antar stakeholders dalam percepatan pencapaian tujuan program strategis daerah sesuai bidang peternakan dan hortikultura dengan kewenangan dan kebijakannya;
  4. Mengeksplorasi gagasan dari seluruh stakeholder untuk memastikan agar program strategis daerah bidang peternakan dan hortikultura yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan dengan baik dan tepat sasaran.

 

  1. Keluaran

Keluaran yang diharapkan dari seminar berseri ini adalah :

  1. Meningkatnyapemahaman seluruh stakeholders terhadap program strategis daerah bidang peternakan dan hortikultura yang telah diimplementasikan baik dari sisi model, lokasi dan sasaran penerima manfaat program;
  2. Pokok-pokok pikiran dari narasumber dan stakeholder terkait permasalahan implementasi program strategis dan unggulan bidang peternakan dan hortikultura yang telah ditetapkan;
  3. Memberikan saran dan masukan kepada Perangkat Daerah Provinsi NTB yang mengimplementasikan program strategis dan unggulan daerah bidang peternakan dan hortikultura sehingga dapat berjalan dengan baik sesuai tujuan.

 

  1. Metode
  2. Seminar berseriini dilaksanakan menggunakan model lokakarya virtual yang disesuaikan dengan protokol kesehatan penanganan COVID-19;
  3. Seminar berseriini akan menghadirkan narasumber dari unsur Pemerintah, Pemerintah Provinsi NTB, DRD Provinsi NTB dan akademisi;
  4. Menggunakan Zoom Meeting yang akan difasilitasi oleh Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Provinsi NTB, dimana zoom ini adalah platform komunikasi tertutup yang digunakan oleh Bappeda Provinsi NTB untuk Rapat Virtual;
  5. Peserta yang joinakan di data identitas dirinya untuk dicatat dalam daftar hadir;
  6. Narasumber akan menyampaikan materi dan kemudian tanya jawab akan dilakukan secara tertulis dan/atau lisan dan dipandu oleh seorang moderator/host dari Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Provinsi NTB.
  7. Narasumber

Narasumber seminar ini antara lain :

 

  • Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Ditjen. Hortikultura Kementerian Pertanian RI;
  • Direktur Pakan Ditjen. Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI;
  • Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB;
  • Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB;
  • Komisi II Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam dan IV Bidang Pengembangan Wilayah dan Insfrastruktur DRD Provinsi NTB.

 

  1. Peserta Seminar

Peserta seminar berseri ini berasal dari unsur :

Pemerintah Pusat :

  1. Kementerian Pertanian RI
  2. Kementerian Perindustrian RI;
  3. Kementerian Koperasi dan UKM RI.

 

Pemerintah Provinsi NTB :

  1. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda. Provinsi NTB;
  2. Kepala BAPPEDA Provinsi NTB;
  3. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB;
  4. Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transimigrasi Provinsi NTB;
  5. Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB;
  6. Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB;
  7. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB;
  8. Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi NTB;
  9. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB;
  10. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB;
  11. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB;
  12. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB;
  13. Kepala Biro Ekonomi Setda. Provinsi NTB;
  14. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Provinsi NTB;
  15. Kepala Bidang PP Ekonomi Bappeda Provinsi NTB;
  16. Kepala Bidang PWPI Bappeda NTB;
  17. Kepala Bidang PP Sosial Budaya Bappeda NTB;
  18. Kepala Subbidang Penelitian dan Pengembangan Ekonomi dan Wilayah pada Bappeda Provinsi NTB
  19. Kepala Subbidang Penelitian dan Pengembangan Sosial Budaya pada Bappeda Provinsi NTB;
  20. Kepala Subbidang Penelitian dan Pengembangan Informasi  Geospasial pada Bappeda Provinsi NTB;
  21. Kepala Subbidang. Industri, Perdagangan dan Pariwisata Bappeda Provinsi NTB;
  22. Kepala Subbidang. Pangan dan Pertanian Bappeda Provinsi NTB
  23. Pejabat Fungsional Perencana BAPPEDA Provinsi NTB.

 

Pemerintah Kabupaten/Kota :

  1. Kepala Bappeda Kabupaten/Kota se-Provinsi NTB;
  2. Kepala Dinas yang menangani Pertanian dan Peternakan Kabupaten/Kota se-Provinsi NTB.

 

Perguruan Tinggi/Akademisi/Lembaga Penelitian :

  1. Konsorsium Riset SDGs Nusa Tenggara;
  2. Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi NTB;
  3. UNRAM;
  4. UMMAT;
  5. UIN;
  6. UNTB;
  7. UNIZAR;
  8. UTS Sumbawa;
  9. Universitas Hamzanwadi;
  10. Universitas Nahdatul Ulama NTB.

 

           NGO :

  1. UNICEF;
  2. UNDP
  3. KOMPAK;
  4. PRISMA;
  5. GIZ;
  6. PLAN International;
  7. Islamic Relief
  8. MITRA SAMYA;
  9. Lembaga Pengembangan dan Sumber Daya Mitra.

 

 

  1. Jadwal, Waktu dan Tempat

Jadwal : Kamis, 19 November 2020

Waktu : 09.00 – 12.00 WITA

Tempat : Tempat ruang kerja masing-masing.

 

 

 

  1. Tentatif Jadwal
Waktu Kegiatan Pelaksana/Narasumber Penanggung Jawab/Moderator
08.30-09.00 Panitia membuka ruang zoom meeting untuk registrasi peserta dan cek narasumber   Panitia
09.00-09.30 Pembukaan dan Sambutan :

– Pengantar Kepala Bidang Litbang. Prov. NTB

– Sambutan Kepala BAPPEDA Prov. NTB sekaligus membuka acara

– Keynote Speaker Ketua DRD Prov. NTB

 

Lalu Suryadi, S.P., M.M.

Dr. Ir. H. Amry Rakhman, M.Si.

 

Ir. H. Rosiady Sayuti, M.Sc., Ph.D.

Dr. Sri Wahyulina, M.Hum.
09.30-09.50 Pemaparan Materi oleh :

1.  Presentasi oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Prov. NTB “Potensi, Peluang, Tantangan dan Pencapaian Program Unggulan Industri Tanaman Pangan dan Holtikultura Dalam RPJMD Provinsi NTB Tahun 2019-2023”

 

 

Ir. Husnul Fauzi, M.Si

 

 

Dr. Sri Wahyulina, M.Hum.

09.50-10.10 2. Presentasi oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. NTB “Potensi, Peluang, Tantangan dan Pencapaian Program Unggulan Industri Peternakan Dalam RPJMD Provinsi NTB Tahun 2019-2023”  

 

Ir. Hj. Budi Septiani

 

Dr. Sri Wahyulina, M.Hum.

10.10-10.30  

 

3. Presentasi oleh Koordinator Komisi II-Bidang Ekonomi dan Sumberdaya Alam DRD Prov. NTB “Prospek Pengembangan Industri Peternakan dan Hortikultura di NTB”

 

 

Prof. Dr. Ir. H. Yusuf Akhyar Sutaryono

 

Dr. Sri Wahyulina, M.Hum.

 

 

10.30-10.50 4. Presentasi oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Ditjen. Hortikultura Kementerian Pertanian RI     “Kebijakan Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Holtikultura Dalam Mendukung Industrialisasi Pertanian” Ir. Bambang Sugiharto, M.ENG.Sc Dr. Sri Wahyulina, M.Hum.
10.50-11.10 5. Presentasi oleh Direktur Pakan Ditjen. Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI “Kebijakan Pengembangan Pakan Ternak Dalam Mendukung Industrialisasi Peternakan” Drh. Makmun, M.Sc Dr. Sri Wahyulina, M.Hum.
11.10-11.45 Dialog interaktif antara narasumber dengan seluruh peserta Diskusi Dr. Sri Wahyulina, M.Hum.
11.45-12.00 Penutup :

– Pembacaan kesimpulan dan rencana tindak lanjut)

Dr. Sri Wahyulina, M.Hum. Panitia

 Berikut Link Zoom Meeting :

Bappeda Prov. NTB is inviting you to a scheduled Zoom meeting.

Topic: Webinar Berseri Dewan Riset Daerah Provinsi NTB Masa Bakti Tahun 2020-2024 Tema Peternakan dan Holtikultura
Time: Nov 19, 2020 09:00 Singapore

Join Zoom Meeting
https://us02web.zoom.us/j/88529352313?pwd=ZTVGbUFUcjZWYm9jQ3h0V1hhUVNlUT09

Meeting ID: 885 2935 2313
Passcode: t4nhol

 

#reseachbasedpolicy

#ntbgemilang