Tingkatkan Pemenuhan Air Bersih di Pulau Sumbawa, Perwakilan Bappeda NTB Hadiri Diskusi Pendahuluan Review Desain Sistem Penyediaan Air Baku.

Wahyu Hidayat, ST, ASN Bappeda Provinsi NTB menghadiri “Diskusi Pendahuluan Review Desain Sistem Penyediaan Air Baku di Pulau Sumbawa.

Merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Pengembangan dan pengolahan sumberdaya air merupakan dasar peradaban manusia. Oleh karena itu air harus bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit dan bahan-bahan kimia yang kemudian disebut air bersih.

Menurut Wahyu, diskusi ini dilaksanakan dilatar belakangi karena pertumbuhan penduduk, perkembangan pembangunan, dan meningkatnya standar kehidupan menyebabkan kebutuhan akan air bersih terus meningkat. Untuk itu perlu dipikirkan bagaimana memenuhi kebutuhan terutama air baku bagi penduduk.

“Sehubungan dengan permasalahan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I memprogramkan kegiatan Review Desain Sistem Penyediaan Air Baku di Pulau Sumbawa pada tahun anggaran 2024,” ujarnya.

Akan dilaksanakan di Sistem Penyediaan Air Baku Brang Dalap Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa dan Sistem Rababaka di Kecamatan Woja Kabupaten Dompu. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjamin penyediaan air baku di Sistem Brang Dalap sebesar 50lt/dt dan Sistem Rababaka sebesar 40 lt/dt dengan kualitas air yang dibutuhkan secara efisien dan berkelanjutan.

Menambahkan, Wahyu jelaskan sasaran dari kegiatan yang akan dilakukan yang disepakati dalam diskusi ini, antara lain; 1. Terpenuhinya kebutuhan akan air minum untuk penduduk setempat; 2. Terpenuhinya kelayakan penyediaan air baku (Kelayakan alokasi air, kontinuitas air baku, kualitas air (sebagai air baku untuk air minum, teknis infrastuktur air baku, proses pembangunan, ekonomi, operasional dan keberlanjutan pemanfaatan prasarana air baku)

HASIL INVESTIGASI AWAL SISTEM BRANG DALAP

Khususnya Sistem Penyediaan Air Baku di Brang Dalap, pada awal bulan April 2024 telah dilakukan survey pendahuluan. Merupakan sistem penyediaan air bersih dengan bangunan pengambilan berupa bendung dengan kapasitas pengambilan sebesar 250 lt/dt yang dilengkapi bak pengumpul dengan pipa transmisi berjenis GI dan PVC sepanjang kurang lebih 2,2 km dengan kapasitas rencana pengambilan sebesar 50 lt/dt. Kondisi bangunan utamanya saat ini kurang baik. Banyaknya endapan sedimentasi di hulu bendungan menyebabkan intake terganggu, sehingga mudah terjadi limpasan di mercu. Sementara itu kondisi permukaan mercu juga sudaah terkikis yang menyebabkan puncak crest berubah tidak sesuai perhitungan. Juga Kolam Olak yang rusak menyebabkan terjadinya gerusan di hilir bending, dan masalah lainnya.

“Oleh karena itu, diputuskan tiga alternatif solusi penanganan dari kondisi Brang Dalap diatas. 1) Rehabilitasi Bendung Existing Brang Dalap beserta penggantian jenis pipa menjadi HDPE. 2. Pemindahan Lokasi Bangunan Pengambilan dan Pemindahan Jalur Pipa. 3. Pemindahan Lokasi Bangunan Pengambilan dan Mempertahankan Jalur pipa existing,” ujar Wahyu menjelaskan hasil diskusi yang dihadirinya.