Mataram, Rabu, 8 November 2023 – Yayasan Penabulu dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Nusa Tenggara Barat menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kerjasama Pembentukan dan Penguatan Forum Multi-Pihak untuk Mendukung Transisi Energi Berkeadilan Melalui Program WE for JET, Mataram, Rabu (8/11). Kerja sama ini merupakan langkah percepatan adanya platform bersama multi-pihak untuk transisi energi transformatif dan berkeadilan di Nusa Tenggara Barat.
Bertepatan dengan Kick-off Program WE for JET, Yayasan Penabulu dan Bappeda Provinsi NTB menginisasi kerja sama untuk mempercepat transisi energi transformatif dan berkeadilan di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Melalui kerja sama ini, diharapkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat meningkatkan kontribusi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang ditargetkan mencapai 35% dari target bauran daerah pada tahun 2025 dan 50% dari target bauran daerah pada tahun 2050.
“WE for JET Indonesia” merupakan singkatan dari “Women and Vulnerable Group Lead on Transformative and Just Energy Transition in Indonesia (Kepemimpinan dan Penguatan Perempuan dan Kelompok Rentan dalam Transisi Transformatif dan Energi Berkeadilan di Indonesia)”. Direktur Jejaring dan Implementasi Yayasan Penabulu, Sardi Winata, mengatakan proyek ini bertujuan untuk mendorong perempuan dan orang-orang dengan disabilitas agar mendapatkan manfaat dan memimpin perubahan energi yang adil dan transformatif pada tahun 2028.
Di tingkat lokal, proyek ini akan berfokus untuk memperkuat komunitas lokal, terutama perempuan dan kelompok rentan, di enam kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Proyek ini juga bertujuan untuk mempengaruhi narasi, kebijakan, dan praktik terkait transisi energi di tingkat nasional. Proyek ini didukung oleh Oxfam di Indonesia dengan berkolaborasi bersama lima mitra lainnya , yaitu Yayasan Penabulu, PWYP Gema Alam, CIS Timor, dan YPPS.
Yayasan Penabulu terus mendorong model kerjasama dan kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat untuk mencapai pertumbuhan inklusif dan pembangunan yang adil dan berkelanjutan. Langkah ini adalah pendekatan terbaik dalam mendukung upaya pemerintah mendorong transisi energi yang tranformatif dan berkeadilan dan menghadapi ancaman perubahan iklim yang semakin nyata.
“Kami bergerak cepat untuk bisa mendukung Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam mewujudkan transisi energi yang transformatif dan berkeadilan dengan memastikan kelompok-kelompok perempuan dan orang-orang dengan disabilitas mendapatkan manfaat dan memimpin perubahan energi yang adil dan transformatif. Kerja sama ini merupakan wujud komitmen Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terhadap perempuan dan kelompok marjinal dalam proses transisi energi,” kata Sardi Winata.
Sekretaris Bappeda NTB, Dr. Mahjulan yang mewakili Kepala Bappeda Provinsi NTB, menyambut baik inisiatif kerja sama ini. Menurutnya transisi energi yang transformatif dan berkeadilan menjadi prioritas pemerintah provinsi NTB saat ini. “Di dalam RPD, hal ini masuk ke dalam pilar lingkungan yang berkelanjutan. Hal ini juga sudah jadi arah kebijakan tingkat nasional,” ujarnya.
Menutup sambutannya, menurut Doktor Mahjulan, Bappeda NTB sangat berkomitmen untuk banyak-banyak berkolaborasi dengan mitra pembangunan. “Segala yang telah berjalan perlu diharmonisasikan. Pertemuan lintas stakeholder seperti hari ini bertujuan untuk saling bersinergi dan mencari solusi, bukan kesalahan,” ujarnya.
*diolah dan disesuaikan dari press release oleh Yayasan Penabulu