Sosialisasi via Media Sosial

Oleh :

Oleh Mohammad Azhar*

Rabu, 25 September 2019

Sejak internet ditemukan, dunia dan manusia yang berinteraksi di dalamnya, tidak lagi sama. Sejarah telah mengalami perubahan dramatis. Seiring waktu, internet semakin menyatu dengan hampir semua aktivitas manusia.

 

Pengaruh Internet dan Media Sosial

Laporan Tahunan Google 2018 merilis, pada 2013, jumlah penduduk Indonesia yang mengakses internet hanya sebesar 29 persen. Pada 2017, jumlah ini membengkak menjadi 56 persen.

Masih menurut Laporan Google, di Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan tercepat dan terbesar dalam penggunaan internet.

Perkembangan penting lainnya yang dicatat dalam Laporan Google tersebut adalah : saat ini, penduduk daerah-daerah non-metro seperti NTB semakin keranjingan internet. Google mencatat, sepanjang 2018, sebanyak 46 persen pencarian di internet bersumber dari daerah-daerah non-metro (Selain Jabodetabek, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Jogja).

Fakta lain yang juga diungkap Google dalam laporannya adalah ini : orang yang mengakses media sosialnya melalui ponsel di Indonesia mencapai 80 persen pada 2017.

Internet Sebagai Rujukan Keputusan

Pernahkah anda melihat seseorang yang mengunggah status semacam ini?

“Gaes, tempat makan seafood yang recommended di Mataram, di mana ya?”

Ya, internet telah menjadi rujukan kita untuk begitu banyak keputusan yang ingin kita ambil. Hasil survei tahunan Google juga mengungkap fakta yang sama.

Misalnya saja, untuk berbelanja online, internet menjadi rujukan utama dalam keputusan membeli produk tertentu. Sebanyak 68% responden menyebut mereka menggunakan smartphone untuk mencari informasi tentang barang yang akan mereka beli, 33% responden menggunakan komputer, dan sisanya menggunakan tablet.

Sebelum membeli barang, sebanyak 50% responden mengungkapkan mereka menggunakan internet untuk komparasi, 46% mencari inspirasi, 23% meminta saran, dan sisanya persiapan pembelian.

Sangat dimungkinkan, internet juga menjadi rujukan utama atas informasi menyangkut apakah pemerintah daerah mereka adalah pemerintah daerah yang bekerja dengan baik, ataukah tidak.

Dengan kata lain, informasi yang anda sajikan di internet (utamanya media sosial), sangat menentukan persepsi warga terhadap lembaga/instansi tempat anda bekerja.

 

Membangun Kekuatan Media Sosial

Dunia yang baru membutuhkan sarana sosialisasi yang baru. Dan di dunia saat ini, media sosial adalah sarana paling efektif. Tapi, bersosialisasi di media sosial tidak sesederhana mengunggah status. Ada (sedikitnya) dua variabel penting yang perlu diperhatikan :

Konten

Konten adalah raja. Bill Gates telah memprediksi itu dalam sebuah esainya pada 1996. Saat ini, prediksi itu telah menjadi kenyataan. Konten, sekarang menjadi entitas utama dari sebuah kerajaan bernama media sosial.

Mengapa konten? Karena dialah yang akan ditampilkan, disebarkan, dibicarakan, diperdebatkan, dijadikan inspirasi, dijadikan rujukan, dijadikan konsensus, dikenang, direproduksi secara terus menerus.

Sebagai raja, konten seharusnya disajikan dalam tampilan yang terbaik.

Tapi konten terbaik tidak lahir dari kekosongan. Konten bagus hanya bisa dibuat dengan kepakaran. Fotografer yang hebat akan melahirkan foto yang hebat. Content writer yang baik akan menghasilkan caption yang memikat pengguna media sosial. Video editor yang piawai, pasti melahirkan video-video yang menginspirasi.

Semuanya bermuara pada hal ini : kepakaran.

Di situ bagian sulitnya. Dan di sinilah kita sering gagal. Menemukan orang yang tepat untuk melahirkan konten-konten yang bagus. Problem kita adalah, seringkali kita tidak menghargai konten dan pembuat konten. Hasilnya adalah postingan-postingan yang memiliki kualitas tidak layak share, tidak layak diperbincangkan, tidak dikenang, tidak layak viral dan lain sebagainya.

 

Distribusi (Sebaran/Jangkauan)

Jika konten adalah raja, maka distribusi konten adalah ratunya. Atau, dalam permainan catur, dialah perdana menterinya. Distribusi adalah variabel yang menjalankan tugas operasional. Tugas untuk menjangkau sebanyak mungkin pengguna internet/media sosial.

Distribusi, dalam terminologi facebook, bisa dikatagorikan dalam dua kategori.

Pertama adalah distribusi organik (alamiah). Ini adalah jenis sebaran yang dicapai melalui cara-cara alamiah. Pertama-tama, seseorang atau lembaga tentu saja harus memiliki akun yang akan dipakai untuk bermedia sosial. Mulai dari akun pribadi, akun bisnis, halaman (fan page) hingga website.

Lalu, mengunggah konten (teks, video, gambar) melalui akun yang dimiliki. Lalu, konten itu menarik minat orang banyak. Mereka kemudian menyebarluaskan konten itu. Dan, secara berantai, ia terus menerus mengakumulasi pengguna dalam kuantitas yang semakin membesar. Singkatnya, ia menjadi viral.

 

Tapi, tidak banyak konten yang ditakdirkan untuk menjadi viral. Dibutuhkan banyak syarat untuk itu dan salah satunya, konten yang disajikan memang harus unik, eksklusif, sangat menarik, sangat penting, atau sangat relevan dengan ide-ide tertentu.

 

Kedua adalah distribusi berbayar (paid). Ini merupakan teknik distribusi dengan menggunakan iklan berbayar di media sosial.

 

Nyaris semua platform digital saat ini telah menyediakan jasa iklan berbayar di platform mereka. Google dengan google ads, facebook dan instagram melalui facebook ads, dan twitter ads. Saat ini, mekanisme beriklan melalui platform yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan digital ini telah menjadi arus utama dalam strategi marketing era digital.

 

Mengkombinasikan berbagai variabel dan teknik sosialisasi atau marketing via media sosial di atas, akan hampir dipastikan akan melahirkan kesuksesan dalam membangun persepsi atas apa yang anda sedang lakukan.

 

Tapi, semua itu adalah fase ideal yang kita tuju. Dibutuhkan perjalanan yang akan cukup menguras waktu dan energi untuk mencapainya. Saat ini, bisa dikatakan kita baru memasuki fase awal dari bersosialisasi melalui media sosial. Ada begitu banyak pekerjaan rumah yang perlu dituntaskan.

 

Tapi, seperti yang sering disampaikan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, sebuah perjalanan berjarak ribuan langkah, selalu dimulai dari langkah pertama.

 

*Redaktur Pelaksana suarantb.com, sebuah portal berita dengan rating alexa terbaik di NTB saat ini. Lahir di Bima, 19 November 1982, alumnus Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.