Seminar Akhir Masterplan Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bappeda NTB, Iskandar Zulkarnain, S.Pt., M.Si., Bersama Koordinator Bidang Pertanian, Syamsul Hidayat, S.Pt., menghadiri Seminar Akhir Masterplan Peternakan dan Kesehatan Hewan yang dilaksanakan di Fakultas Peternakan UNRAM. Pada kesempatan tersebut, hadir pula Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, Kadis Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Perwakilan Dinas Ketahanan Pangan dan BRIDA. Senin 19 Agustus 2024.

Dalam paparannya Prof. Dahlan menyampaikan bahwa peternakan Nusa Tenggara Barat memiliki yang sangat menjanjikan, oleh karenanya sudah sewajarnya peternakan menjadi sektor yang perlu mendapatkn atensi dari pemerintah, mulai jumlah populuasi Sapi Potong dan kerbau yang menempati urutan ke empat nasional, populasi kuda yang berada diurutan ketiga nasional setelah Provinsi Sulawesi Selatan dan provinsi Nusa Tenggara Timur. Bahkan ayam dan itik memiliki prospek yang sangat baik, karena memiliki keunikan dengan adanya kuliner “ayam taliwang” yang menjadi salah satu makanan unggulan dalam pengembangan pariwisata.

Ternak itik pun menempati urutan ke 13 nasional, dikarenakan permintaan daging itik cendrung semakin tinggi. Permintaan akan daging itik cendrung mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan potret tingginya potensi dan permintaan akan daging itik tersebut, maka sudah  selayaknya itik menjadi komoditas unggulan selain sapi, kerbau, kambing dan ayam kampung.

Selanjutnya Prof. Soekardono menjelaskan pula bahwa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan ternak ruminansia dan unggas di NTB adalah belum optimalnya populasi, produktivitas, mutu dan keamanan produk ternak, serta iklim usaha peternakan yang  belum kondusif.

Disisi lain konsumsi daging dan telur bagi masyarakat terus mengalami peningkatan, tingginya kebutuhan daging dan telur memberikan ruang bagi peternak provinsi NTB untuk mengembangkan ternak penghasil daging dan telur. Dalam upaya optimalisasi  populasi, produksi dan produktivitas ternak ruminansia dan unggas untuk meningkatkan kesejahteraan peternak, maka diperlukan masterplan sebagai pedoman penyusunan anggaran dan pelaksanaan kegiatan pada sektor peternakan, pungkas Prof Soekardono.

Beberapa catatan penting dan akan menjadi perhatian tim dalam finalisasi Masterplan Pengembangan Peternakan antara lian :

  1. Pakan menjadi hal yang utama dari usaha peternakan, sehingga perlu upaya yang nyata mengahasilkan pakan yang berkualitas dan terjangkau, ditengah bahan pokok dari pakan (jagung) yang demikian melimpah.
  2. Bahwa kotoran ternak berkontribusi terhadap gas metan yang dihasilkan, oleh karena perlu petajalan yang konkrit untuk mitigasinya.
  3. Transformasi ekonomi pada sektor non tambang perlu ditingkatkan, oleh karenanya sektor peternakan harus dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat.
  4. Industrialiasi menjadi keniscayaan, sehingga mendorong sektor peternakan menjadi sektor unggalan bagi provinsi NTB.
  5. Melakukan replikasi korporasi yang telah ada dimasyarakat sehingga populasi, produksi dan produktivitas ternak dapat diwujudkan.
  6. Selain itu, perlu dikembangkan kolaborasi multy pihak (pemerintah, swasta dan masyarakat) agar sektor peternakan mengalami perkembangan yang lebih progresif.
  7. Regulasi yang membatasi berkembangnya sektor peternakan agar ditinjau kembali dan segera dilakukan revisi.