Musrenbang tahun 2013 dan RKPD Provinsi NTB Tahun 2014 ini momentum progres NTB Bersaing. Pemantapan target dan sasaran 2014 bidik program unggulan PIJAR dan sektor pariwisata.
BERTABUR usulan mewarnai kegiatan pendahuluan: Pra Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi NTB 2013 beberapa waktu lalu. Masih halnya tradisi di tahun-tahun sebelumnya, maka konsentrasi pun diselaraskan pada
dua kawasan utama, Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Walhasil, saran, masukan serta usulan pun disepakati menjadi acuan pada pelaksanaan Musrenbang Tahun 2013 dan RKPD Provinsi NTB Tahun 2014 di Mataram, 27-28 Maret 2013.
Catatan penting pada pra mus- renbang di kawasan Pulau Sumbawa maupun kawasan Pulau Lombok, cukup membuktikan bahwa betapa etos kinerja masih menjadi alat ukur yang mutlak dalam mendulang capaian target program/kegiatan. Ketika di Sumbawa, misalnya, kompromi program di kabupaten Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima memfokuskan program unggulan sapi, jagung, rumput laut (Pijar). Khususnya pada sektor hilir, pengembangan industri olahan terkait.
Dr Rosiady Sayuti MSc, Kepala Bappeda Provinsi NTB, usai pembukaan pra musrenbang kawasan Pulau Sumbawa yang berlangsung selama dua hari, 13-14 Maret 2013, di aula Kantor Bupati Sumbawa, mengiangkan kembali betapa strategis dan dinamisnya kegiatan pra musrenbang ini. Selain sebagai ajang pendahuluan dan pemantapan acuan dasar pada skala komunal, faktor geografis Provinsi NTB yang terdiri dari dua pulau utama, Lombok dan Sumbawa, menjadi tolok ukur keanekaragaman kebutuhan, kondisi, karakteristik dan kultur. Di samping potensi sumber alam masing-masing.
“Jadi arah dan sasaran perencanaan pembangunan harus benar-benar dikondisikan sedemikian rupa, dan terpadu dalam pelaksanaan serta ak- selerasinya nanti,” katanya.
Terkait hasil kesepakatan, Rosiady tak banyak mengupas. Secara umum, fokus dari kesepakatan beberapa wilayah setempat, Kabupaten Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima, dan Kota Bima, menekankan pada pengembangan industri olahan produk unggulan sapi, jagung, rumput laut (Pijar).
“Tentunya tanpa mengenyampingkan program-program strategis lainnya, seperti halnya target pengentasan kemiskinan, pemenuhan kebutuhan infrastruktur dasar, penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat desa melalui wirausaha baru, menajamkan target bidang pendidikan dasar dan menengah, optimasi potensi kepariwisataan, dan lain sebagainya,” ujar salah satu dewan pengurus Asian Rural Sociology Association (ARSA) yang berpusat di Jepang ini.
Bupati Sumbawa, H Jamaluddin Malik, menyatakan sangat menghargai serta mendukung program-program yang dihasilkan dalam kegiatan pra musrenbang. Diharapkan agar kesepakatan yang dihasilkan dapat menjadi prioritas dalam penyusunan RKPD 2014 mendatang. “Melalui pra musrenbang provinsi ini saya menginginkan kepada kita semua yang hadir di sini untuk mampu melahirkan pemikiran dan gagasan-gagasan yang mencerahkan bagi kemajuan daerah kita masing-masing, dan provinsi yang kita cintai bersama ini,” tegasnya.
Dia pun tak sungkan-sungkan memberi applaus kepada jajaran Bappeda Provinsi NTB atas konsep perencanaan pembangunan yang mengedepankan keselarasan kondisi dan kebutuhan antar daerah, khusus- nya, dan pusat, pada umumnya.
Perkuat destinasi
Sementara Bupati Lombok Barat, Dr H Zaini Arony MPd, pada kegiatan serupa untuk kawasan Pulau Lombok yang berlangsung di Ballroom Hotel Jayakarta, Senggigi, Lombok Barat, (18/3/2013), menyematkan harapannya agar dalam RPJMD Provinsi NTB ta- hun 2014-2018 nanti, sektor pariwisata menjadi prioritas di Pulau Lombok.
Zaini juga mengkritisi problematika dunia kepariwisataan NTB. Di mana derasnya arus kunjungan wisatawan ke NTB dari tahun ke tahun, menuntut upaya sistematis dan daya dukung yang berimbang. Isu strategisnya, pembangunan dan pengembangan destinasi wisata baru di Lombok dan NTB secara umum, perlu sentuhan.
“Di beberapa tempat, saya melihat, kita belum maksimal membangun destinasi wisata baru. Kita baru mengharapkan Senggigi dan Gili Trawangan (Lombok Barat), Pantai Kuta (Praya), Pantai Lakey (Dompu), Pantai Tanjung Ringgit di Lombok Timur, atau beberapa lainnya saja,” ujarnya. Sementara destinasi lainnya yang tak kalah potensial di NTB terkesan belum tergarap sama sekali.