Terimakasih Pak Menteri Pariwisata yang terus beri dorongan kepada kami di NTB, sehingga apapun yang banggakan di NTB di dalamnya ada kontribusi Kemenpar. Kalau yang tidak bagus atau masih kurang itu ya kesalahan yang perlu kami benahi di masa yang akan datang.
Tema kali ini ialah memaksimalkan industri pariwisata halal indonesia agar industri wisata halal bisa terbangun di Indonesia. Karena terbangunnya industri wisata halal maka kita bisa jamin keberlanjutan dari ide wisata halal.
Pesona khazanah ramadhan di bumi seribu masjid gagasan ini lahir dari kami, ada beberapa harapan dan latar belakang. *Pertama*, mungkin tidak berlebihan kalau saya dan kita semua tahu bahwa situasi dan keadaan kita sebagai bangsa, ada situasi yang tidak nyaman, ada ketegangan. Kalau seperti air suhunya mungkin agak hangat setelah pilkada atau kontestasi politik apapun. Kami di NTB ingin berkontribusi dinginkan suasana bagaimana kita berbangsa lebih nyaman dan ketegangan itu bisa dikendurkan, panas bisa didinginkan, situasi berbangsa kita dengan keragaman bisa kita tangkap kembali sebagai satu kenikmatan. Khusus di NTB kami ingin masuk dari sisi membangun spiritualitas, karena kami meyakini dari pengalaman NTB yang disebut sebagai provinsi mayoritas muslim, persentase sancaktepe evden eve nakliyat mayoritas muslim lebih tinggi dari rata rata nasional, sebesar 92 sampai 93 persen, tapi ternyata NTB selalu kondusif bahkan dalam perkembangan beberapa tahun terakhir NTB bisa disebut sebagai salah satu daerah di indonesia yang pertumbuhan pariwisata paling tinggi dibanding lain
Saya ingin hubungkan pembangunan pariwisata dengan spiritualitas yang ada. Jadi keberagamaan itu ternyata bisa menopang suatu bermasyarakat, sancaktepe klima servisi jadi tidak benar keberagamaan itu meresahkan. Keberagamaan itu spiritualitas hidup karena kita yakin turun dari Allah SWT tuhan yang maha kuasa, dia pasti hadirkan kebaikan dan kedamaian. NTB jadi contoh untuk itu.
Nah karena keyakinan spiritual itu bisa jadi pintu masuk bagi sesuatu yang lebih baik maka kami milih menjadikan itu sebagai jalan kontribusi, mencontohkan bahwa di NTB dengan momentum ramadhan ikut mengembalikan situasi dan keadaan yang lebih nyaman sebagai anak bangsa. Momentumnya ramadhan, pintu masuknya spiritualitas. Itu yang pertama.
*Yang kedua*, soal bulan suci Ramadhan, selama ini bahkan di tengah umat islam sekalipun, karena mungkin dimensi ukhrowi selalu ditekankan, kemudian sancaktepe arac kiralama dimensi tidak melakukan apa-apa kecuali yang betul-betul darurat, bahkan kinerja pelayanan publik juga mengendor, produktivitas juga menurun. Nah Melalui Pesona Khazanah Ramadhan ini kami ingin mengingatkan kita semua melalui kegiatan satu bulan penuh, ramadhan yang hidup, yang diisi tarawih tadarus tahajud di masjid Hubbul Wathan dan puluhan kegiatan lain sepanjang bulan suci Ramadhan. Maka kami ingin mengajak kita semua menyadari betul ramadhan itu justru energi yang sangat besar. Bukan diam tapi ramadan itu bergerak karena dalam bergerak itu ada berkah. Itu pertimbangan kedua kami ingin momen keagamaan itu berkorelasi positif dengan produktivitas kita sebagai masyarakat.
*Ketiga*, ini kepentingan NTB secara khusus, bahwa di NTB kan sejak dua tahun lalu sudah mendeklarasikan dirinya sebagai salah satu destinasi dari halal tourism dengan sepenuh keyakinan berupaya ciptakan satu segmen baru dalam pariwisata NTB. Jadi segmen yang konvensional tetap berjalan, kita sengaja ciptakan segmen baru segmen halal tourism, dan kemudian kita fasilitas akan kita kembangkan, dua tahun kita sudah deklarasikan. Nah saya menyimpan akan, katakanlah halal tourism itu sebuah wadah, tugas ketika wadah itu sudah ada, adalah mengisinya, jadi apa konten dari halal tourism.
Selama ini memang ada langkah yang sudah dilakukan misal yang paling mendasar itu mensertifikasi hotel dan restoran, produk konsumtif berupa makanan dan minuman sertifikasi halal yang difasilitasi pemda, lalu pramuwisata dibekali wawasan keislaman yang utuh kemudian juga kalau misalnya turis timur tengah dinilai sebagi segmen cukup besar kita juga perbanyak para pramuwisata yang pahami bahasa arab, destinasi kita benahi agar turis muslim lebih nyaman. Kalau kita selama ini sudah lakukan langkah itu maka tidak boleh berhenti disitu, harus ada upaya kreatif harus memastikan wadahnya saja yang kelihatan bagus tapi juga isinya. Perlu ada inovasi inovasi yang cocok dengan wadah ini.
Yang tidak kalah penting bagaimana halal tourism pada akhirnya bisa beri pengalaman spiritual yang sudah melancong seperti orang yang tarawih di Masjidil Haram dan Nabawi, dalam konteks ini kami undang empat iman besar dari Suriah, Libanon, Maroko, Mesir masing-masing satu minggu bisa imami, semoga hadirkan suasana yang beda. Sehingga ramadhan betul kita kembali pada intinya bersihkan jiwa kita.
*Keempat*, tentu dengan pesona ini kami harapkan seluruh aktivitas ekonomi di NTB khususnya Kota Mataram, Lombok itu bisa digerakan dengan adanya Pesona Khazanah Ramadhan jadi kegiatan ekonomi yang selama ini identik low season pada industri hotel misalnya. Kita coba mengubah kalau di tanah suci kan peak season saat ramadhan, kita coba juga ramadhan kesempatanan bagaimana wisata itu bergerak dan bergairah dan wisata yang sesuai karakteristik bulan ramadhan. Pada akhirnya ramadhan dikenang sebagai bulan penuh gerak, inovasi, dan baik untuk kita sebagai bangsa.