Rapat Koordinasi Teknis Generasi Emas Nusa Tenggara Barat 2025 (GEN 2025)

Pada pertemuan koordinasi yang dilaksanakan di  Aula Geopark Bappeda Provinsi NTB ini, oleh Ir. H. Rosiady H.Sayuti, MSc,Ph.D selaku ketua Tim Koordinasi Generasi Emas NTB  2025 (GEN 2025) disampaikan bahwa  GEN 2025 adalah generasi yang dipersiapkan dengan terencana untuk membentuk manusia NTB yang bertaqwa, cerdas, sehat dan produktif di tahun 2025, artinya cerdas secara intelektual dan spiritual, sehat, bergizi baik dan umur panjang serta produktif secara sosial dan ekonomis.

Pertemuan yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 November 2019 ini dihadiri oleh lintas sektor di wilayah provinsi NTB  yaitu Dinas Kesehatan, Dikbud, Kemenag, BKKBN, TP – PKK dan Bapelkes serta dari unsur  Bappeda yaitu Sekretariat GEN, Bidang Sosbud, Bidang Ekonomi, Bidang Litbang, Bidang Evapol, Bidang Keuangan dan  Bidang Program. Selain itu pertemuan ini juga melibatkan unsur  organisasi non pemerintahan yaitu NI (Nutrition International).

Pada saat pembukaan, oleh Drs. Lalu Hasbulwadi,M.Pd selaku Kabid Sosbud Bappeda Provinsi NTB disampaikan bahwa Program GEN adalah salah satu program unggulan provinsi Nusa Tenggara Barat yang tertuang dalam RPJMD. Program ini relevan dengan persoalan yang dihadapi provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu rendahnya kualitas SDM. Program GEN ini telah dinisiasi sejak tahun 2012, dan pelaksanaan di lapangan telah dimulai pada 2015-2016 di 10 Desa percontohan di KABUPATEN LOMBOK TIMUR dan KABUPATEN LOMBOK TENGAH; dan pada 2017 sampai saat ini diimplementasi di 100 Desa/ Kelurahan se-Nusa Tenggara Barat.

Generasi Emas NTB saat ini menjadi cermin kondisi NTB pada masa yang akan datang, oleh karena itu dibutuhkan kerjasama lintas sektor untuk mewujudkan generasi yang lebih baik dan berkualitas. Generasi Emas NTB diharapkan mampu membawa NTB keluar dari ketertinggalan, baik ketertinggalan dari segi ekonomi, pendidikan, teknologi dan kesehatan.

Pembentukan generasi masa depan yang kuat, cerdas, kreatif dan produktif bukanlah tugas yang mudah untuk di wujudkan dan bukan juga hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Mewujudkan Generasi Emas tersebut menjadi tanggung jawab kita bersama.

Oleh Ir. H.Rosiady juga disampaikan bahwa untuk mewujudkan hal tersebut harus dilakukan dengan beberapa strategi, diantaranya pemberdayaan keluarga, penguatan institusi pelayanan kesehatan dasar dan penguatan system informasi dengan melakukan koordinasi antara Tim Koordinasi pengembangan dengan Tim Pelaksana program GEN di lapangan sehingga perlu dilaksanakan Pertemuan Teknis Generasi Emas NTB (GEN) tingkat Provinsi NTB.

Di akhir pemaparan, bapak Khaerul Anwar,SKM,M.Kes selaku Sekretaris Tim Koordinasi Generasi Emas NTB 2025 menambahkan bahwa inti kegiatan GEN adalah :

1.Pendampingan / Mentoring Pasangan Ramah Anak (PARANA) :

-Kunjungan rumah oleh Koordinator Desa dan Kader (media : Kurikulum PARANA, Buku “Menjadi Orang Tua Hebat”, Buku KIA)

-Kelas Ibu PARANA

2.Pemberian Multi Mikro Nutrient (MMN)

3.Bantuan APE untuk PAUD

4.Kelas Remaja

5.Pencatatan Pelaporan Real Time (Tabs)

Salah satu bentuk kegiatan GEN antara lain adalah melatih kader untuk mendampingi bumil dan balita karena hampir semua orangtua tidak pernah mengikuti pendidikan pra nikah, sehingga gen mendesain untuk pelatihan pendampingan dan kelas parana yang nanti orang tuanya yang sudah mengikuti program GEN mendapatkab sertifikat dan bias dikatakan keluarga ramah anak. Asupan Nutrisi bumil masih kurang sehingga GEN mempunyai peranan dalam pemantauan nutrisi bumil, melalui bidan dan kader, rencana mengharpakan GEN 2025, tidak hanya di bidang lari (olahraga) namun bisa juga dari Sains ataupun bidang lainnya.

Program Generasi Emas NTB ini sangat erat kaitannya dengan Stunting karena stunting masih saja menjadi masalah dan isu terbesar yang harus di cegah, sehingga melalui Program Generasi Emas NTB ini diharapkan bisa menurunkan angka Stunting di NTB, dengan didukung melalui  Pemberian Pemahaman Pra Nikah yaitu (PUP) dan 1000 HPK.

Dalam sesi diskusi, ada pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh peserta rapat yaitu antara lain adalah:

  1. Lalu Surya (Kasubid Bidang Ekonomi Bappeda Provinsi NTB) memberikan saran bahwa memandang sebuah Generasi Emas NTB kedepan maka kami berfikir untuk memilih  bibit yang unggul. Biasanya kita baru mulai intervensi setelah hamil, bagaimana cara pandang bidang kesehatan dalam rangka mencetak Generasi Emas NTB. DAlam menerapkan gizi seimbang bukan semata-mata pengetahuan masyrakat tetapi juga bagaimana kemampuan ekonomi masyarakat dalam dal membeli bahan pangan tersebut. Sehingga sangat direkomendasikan agar kesehatan dapat bersinergi dengan bidang terkait lain termasuk bidang yang bersentuhan dengan kemiskinan disaat memberikan sosialisasi ke masyarakat.
  2. Rokok masih menjadi masalah kesehatan dan sulit untuk memaksakan suami berhenti merokok, namun demikian diharapkan bapak bisa merokok jauh dari ibu dan anak.
  3.  TIM TP- PKK (H. Sri Murniati) PKK punya tanggung jawab pada 50 desa kemiskinan yang sedang ditangani saat ini dan sangat berkaitan dengan program Generasi Emas NTB.
  4.  Ibu Luh Suwandeni, SKM selaku Kasi Gizi Dikesprov NTB memberikan tanggapan untuk pertanyaan dari pertanyaan dari Tim TP – PKK bahwa di Posyandu sudah terdata tidak hanya pada Balita tetapi remaja juga dimana sama dengan sasaran GEN yakni Remaja. Remaja Lobar sudah melakukan Program Aksi Bergizi dan diprogram ini diharapakan bisa membantu. Ibu Luh juga membenarkan bahwa masih ada beberapa Posyandu yang secara real dacinnya masih rusak, dalam mengatasi permasalahan ini sangat direkomendasikan untuk dapat mengalokasikan dari dana desa untuk segala kebutuhan di Posyandu.
  5.  Pada akhir sesi diskusi, Bapak Ali Wardana selaku Kepala Bapelkes Provinsi NTB memberikan tanggapan bahwa ternyata saat ibi program GEN mengalami kemunduran. Menurut pak Ali, hal ini terlihat dari pemahaman peserta pertemuan yang masih berfikir GEN milik kesehatan saja padahal GEN sudah tertuang dalam RPJMD sehingga GEN ini menjadi milik bersama bukan. Pak Ali memberikan saran agar dapat dilakukan kegiatan workshop untuk menjawab permasalahan terkait tingginya frekuensi mutasi. Nantinya peserta workshop akan dapat masuk ke dalam tim GEN yang bisa lebih fleksibel walaupun terjadi mutasi.