Rapat Koordinasi Rencana Aksi Pengembangan Food Estate di Labangka Kabupaten Sumbawa

Bertempat di Ruang Rapat Geopark, Kepala Bappeda Provinsi NTB, Dr. Ir. H. Iswandi. M,Si., membuka rapat koordinasi terkait Rencana Aksi Pengembangan Food Estate di Labangka Kabupaten Sumbawa. Dihadiri berbagai perangkat daerah baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten. Kamis 20 Januari 2022.

Kepala Bappeda NTB menyampaikan, dibutuhkan keseriusan dan komitmen dari seluruh stakeholder untuk memastikan terimplementasinya Labangka Food Estate. “Kita ingin memastikan masyarakat yang masih berternak dengan cara tradisional, ditingkatkan kemampuannya menjadi peternak berskala besar”. Labangka Food Estate nantinya akan menjadi contoh lumbung pangan berbasis jagung dan sapi terbaik di Indonesia, dan yang pasti bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat.

Prof Dahlanuddin dari Universitas Mataram selaku tim ahli dalam penyusunan masterplan menjelaskan beberapa strategi yang dibutuhkan untuk memaksimalkan potensi. Memanfaatkan biomassa dan teknologi yang tersedia untuk usaha yang terintegrasi. Juga kebijakan insentif yang mengoptimalkan produktivitas usaha. Banyak situasi saat ini, yang masih bisa ditingkatkan. Misalnya untuk jagung, jumlah panen jagung yang 8 ton/ha, bisa dimaksimalkan hingga 11 ton/ha. Kadar air dari biji jagung yang 30% bisa dimampatkan hingga kurang dari 14%. Kedua hal tersebut, akan meningkatkan pendapatan peladang jagung. Sementara itu, untuk biomassa jagung yang saat ini baru dimanfaatkan sebanyak 10%, kedepannya dengan adanya Labangka Food Estate diharapkan 50% dapat termanfaatkan untuk pakan sapi.

Untuk itu, dibutuhkan dukungan banyak pihak. Dalam rapat, hadir BPTP yang juga bersama Universitas Mataram yang sudah sejak 2013 hadir di Labangka. Melakukan inovasi penggemukan sapi dengan pakan lamtoro. Tahun inipun masih berkomitmen untuk melakukan riset dan mendampingi masyarakat Labangka. Kepala Bidang Budidaya yang mewakili Kepala Dinas Pertanian Provinsi memang menyatakan, “praktek lumbung pangan sudah sejak lama dilakukan di Labangka, saat ini kita hanya perlu mendapatkan pengakuan dari pusat”. Menjadi Food Estate ke-enam di Indonesia.

Komisi II DPRD Sumbawa, sangat mendukung program ini, tapi beliau menitip pesan, untuk tetap memperhatikan para pengusaha sapi lokal yang selama ini sudah ada di Labangka, untuk masuk dalam rantai pasar food estate. Prof Dahlanuddin langsung merespon, bahwa korporasi yang akan dibangun di food estate memang diharapkan akan diisi oleh para pengusaha lokal. Berada di satu persepsi, pembangunan untuk kesejahteraan rakyat. Labangka Food Estate harus dipastikan keamanan tata ruangnya. Untuk itu Bappeda kabupaten Sumbawa sudah memasukkan Labangka sebagai kawasan industri, sekarang tinggal memastikannya cocok dengan rencana tata ruang di tingkat Provinsi. Selain itu, hal besar lagi yang perlu disiapkan adalah ketersediaan air. Dinas PUPR mengatakan akan memprioritaskan pembangunan embung Labangka.

Rapat berlangsung interaktif, dan disambut dengan berbagai komitmen dari dinas-dinas terkait juga Universitas Mataram. Kepala Bappeda NTB kemudian menutup forum dengan beberapa rencana tindak lanjut. Memastikan tata ruang, menyiapkan masyarakat, mengarahkan program pusat dan daerah ke Labangka, dan yang terakhir menggalang dukungan politik dari Kabupaten Sumbawa. Untuk itu, tim masterplan akan dijadwalkan mensosialisasikan rencana aksinya di hadapan DPRD II Kabupaten Sumbawa secepatnya.

#NTBGEMILANG
#NTBTangguhDanMantap
#NTBBersihDanMelayani
#NTBSehatDanCerdas
#NTBAsriDanLestari
#NTBSejahteraDanMandiri
#NTBAmanDanBerkah