Selasa 10 Juni 2020 dilaksanakan Press Release Kemiskinan Prov. NTB per September 2019 di Ruang Rapat SAMOTA Kantor BAPPEDA prov. NTB yang dipimpin langsung oleh bapak Dr. Ir. H. Amry Rakhman, M.Si selaku Kepala BAPPEDA prov. NTB dan dihadiri oleh seluruh pejabat struktual dan fungsional perencana serta anggota Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Provinsi NTB.
Berikut hasil capaian penanggulangan Kemiskinan Prov. NTB yang langsung dipaparkan oleh Kepala BAPPEDA sebagai berikut :
- Kemiskinan
Menurun sebesar 0.68% pada Septembert 2019 menjadi 13.88%
- Garis Kemiskinan
Meningkat dari Rp. 384.880,- perkapita menjadi Rp. 392.184,- perkapita
- Tingkat Pengangguran Terbuka
Meningkat dari 3,38% menjadi 3,42%
- Indeks Kedalaman Kemiskinan
Menurun dari 2.32 persen menjadi 2.11 persen
- Indeks Keparahan Kemiskinan
Meningkat dari 0.478 persen menjadi 0.519 persen
- Gini Rasio
Menurun dari 0.379 poin menjadi 0.374 poin
Dr. Ir. H. Amry Rakhman, M.Si menegaskan bahwa “Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan presentase penduduk miskin. Tapi dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalam dan keparahan kemiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan.”
Didalam masa pendemi COVID-19 ini, Provinsi NTB akan berusaha untuk mewujudkan New Normal untuk membangkitkan kembali perekonomian yang didasari oleh data yang dimiliki OJK Provinsi NTB, kondisi lembaga keuangan di masa pandemi ini terbilang sangat bagus. Misalnya dari segi pertumbuhan aset maupun kredit. Pada Maret 2020, pertumbuhan aset perbankan di NTB mencapai 20%. Sementara secara nasional hanya 8%. Pada April, saat angka Covid-19 semakin tinggi, pertumbuhan aset perbankan di NTB masih tetap tumbuh sebesar 16,7%. Sementara pertumbuhan aset perbankan secara nasional sebesar 16,5% (YoY). Adapun kredit di Provinsi NTB di bulan April tumbuh sebesar 23,74% atau Rp. 49 triliun. Sementara pertumbuhan kredit secara nasional di bulan April hanya 5,7%.