Penghitungan Nilai Tukar Petani menggunakan tahun dasar 2012=100 dimana pada bulan April 2016 tercatat Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 101,83; Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 98,06; Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 94,13; Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 115,89 dan Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) 99,52. Nilai Tukar Petani Perikanan (NTNP) dirinci menjadi NTP Perikanan Tangkap (NTN) tercatat 105,73 dan NTP Perikanan Budidaya (NTPi) tercatat 89,52. Secara gabungan, Nilai Tukar Petani Provinsi NTB sebesar 103,58 yang berarti NTP bulan April 2016 mengalami penurunan 0,77 persen bila dibandingkan dengan bulan Maret 2016 dengan Nilai Tukar Petani sebesar 104,38.
NTP Provinsi NTB Januari 2014 – April 2016 (2012=100)
Nilai Tukar Usaha Pertanian Provinsi NTB yang diperoleh dari hasil bagi antara indeks yang diterima petani dengan indeks biaya izmir vip eskort produksi dan penambahan barang modal (BPPBM), pada bulan April 2016 tercatat 110,34 yang berarti mengalami penurunan 1,06 persen dibandingkan bulan Maret 2016 dengan Nilai Tukar Usaha Pertanian 111,52.
Dari 33 Provinsi yang dilaporkan pada bulan April 2016, terdapat 21 provinsi yang mengalami peningkatan NTP dan 12 provinsi mengalami penurunan NTP. Peningkatan tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 2,10 persen, dimana indeks harga yang izmir anal eskort diterima meningkat hingga 1,48 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebesar 1,29 persen, dimana indeks yang diterima petani menurun sebesar 1,74 persen.
Nilai Tukar Petani Provinsi Nusa Tenggara Barat Per Subsektor April 2016 (2012=100)
Pada bulan April 2016, terjadi deflasi di daerah perdesaan di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,64 persen. Deflasi disebabkan karena terjadinya penurunan indeks konsumsi rumah tangga pada 2 kelompok pengeluaran yaitu kelompok Bahan Makanan (-1,13 %) dan Transportasi & Komunikasi (-1,97 %). Sedangkan 5 kelompok izmir elit eskort lainnya mengalami peningkatan, terdiri dari kelompok Kesehatan (0,57 %), Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (0,31 %), Perumahan (0,13 %), Sandang (0,06 %), Pendidikan, Rekreasi & Olahraga (0,02 %).
Sumber : BRS-BPS, Mei 2016