Kepala Bappeda NTB, Dr.Iswandi membuka kegiatan FGD Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Sektor Mineral dan Batubara dalam Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem dan Penurunan Stunting di Provinsi NTB.
Dihadiri oleh beberapa OPD terkait dan perwakilan dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) Departemen sosial impact. Kepala Bappeda NTB sampaikan bahwa tujuan dari rapat ini adalah mendiskusikan bagaimana AMNT dan Pemerintah Daerah menjalin sinergi dan kolaborasi bersama untuk mencapai dua target besar pembangunan di NTB di tahun ini. Menurunkan persentase kemiskinan di bawah 10% dan mencapai prevalensi stunting 14%.
Aji Suryanto, dari AMNT sampaikan terkait program Amman Peduli Negeri. Merupakan program pengembangan masyarakat (PPM), strategi PPM dari tahun ke tahun terus mengalami perubahan. Menurutnya untuk tahun 2020 hingga saat ini, strategi PPM berkonsentrasi pada pariwisata berkelanjutan, peningkatan SDM, dan Penguatan Ekonomi dalam UMKM,
Mengusung Visi pemberdayaan untuk mencoba membantu Pemerintah Daerah menciptakan komunitas dengan ekosistem yang memberikan peluang untuk berkembang di masa depan. AMNT membagi wilayah intervensinya dalam tiga ring, dengan ring satu atau wilayah terdekat menjadi prioritas.
“Misalnya untuk peningkatan SDM, kami ada beasiswa, pengembangan paud, vokasi, dukungan pada sarpras Pendidikan. Sementara itu untuk ekonomi, kami ada pelatihan usaha kreatif, penggunaan EBT bagi UMKM. Dan untuk pariwisata berkelanjutan kami ada kampanye PHBS, pelatihan menanggulangi bencana, dll,” ujarnya.
Khususnya terkait penurunan stunting yang menjadi salah satu prioritas utama NTB saat ini. Aji jelaskan hal ini juga dilaksanakan oleh AMNT dalam rangka meningkatkan kualitas SDM. “Untuk mencapai Kesehatan ibu dan Anak, di tahun 2022 dan 2023 kami telah melaksanakan program penurunan angka stunting mencapai 300 penderita stunting, 400 tim pendamping keluarga, 300 anggota masyarakat, dan program rehabilitasi posyandu yang menjangkau 228 posyandu,” tambahnya.
Merespon paparan berbagai program pemberdayaan masyarakat yang telah dan akan dilakukan AMNT. Doktor Iswandi sampaikan bahwa data terakhir SSGI di tahun 2022 prevalensi stunting masih di angka 32,7% sementara itu data EPPGBM sudah berada di 16,99. Oleh karena itu Doktor Iswandi harapkan adanya sinergi yang baik antara AMNT dengan pemerintah Daerah untuk memperkecil gap diantara dua data ini, juga mencapai target nasional, prevalensi stunting 14% di tahun ini.
“Pemda sebenarnya sudah melakukan berbagai upaya untuk menurunkan stunting. Revitalisasi posyandu konvensional menjadi posyandu keluarga, pemutakhiran data stunting dalam bentuk data by name by address, gerakan bakti stunting, gerakan gemar makan ikan untuk pencegahan dan penganggulangan stunting. Tapi menurut SSGI stunting kita masih tinggi, itu artinya masih perlu kerja keras dan sinergi,” imbuhnya.
Sementara itu terkait persentase kemiskinan di NTB. Data terakhir di Maret 2023, tingkat kemiskinan NTB masih ada di 13,85%. Masih lebih tinggi dari rata-rata nasional. Dimana di dalamnya masih terdapat 2,64% yang masih masuk miskin ekstrem. “Jika mengandalkan anggaran Provinsi tidak akan cukup, oleh karena itu kita perlu bersinergi untuk mencapai target kita di tahun ini, mencapai persentase kemiskinan dibawah 10% yang setara nasional,” tambahnya.
Oleh karena itu, menurutnya diperlukan koordinasi yang intens untuk memastikan bahwa berbagai program pemberdayaan masyarakat yang AMNT lakukan sudah menyesar kantong-kantong kemiskinan. Khususnya kemiskinan ekstrem, saat ini TKPKD Provinsi NTB di Bappeda NTB telah memegang data by name by address dari P3KE. “Kami akan libatkan AMNT dalam TKPKD dan TPPS, agar bisa mendesign program yang lebih tepat sasaran,” ujarnya menutup pertemuan. (Id)