Rabu, 10 Februari 2021, Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Provinsi NTB Lalu Suryadi, S.P., M.M dan Kepala Sub Bidang Informasi Geospasial Wuri Handayani, S.T, mengikuti Rakornas Inovasi pemanfaatan teknologi satelit penginderaan jauh untuk perencanaan kota, pemantauan hutan dan kebencanaan dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.
Sambutan dari kegiatan ini diberikan oleh Deputi Bidang Penginderaan Jauh dengan menyampaikan pentingnya peningkatan kapabilitas IPTEK dan penciptaan inovasi dan infrastruktur yang mendukung. Satelit penginderaan jauh penting dioptimalisasikan karena luas wilayah Indonesia cukup besar dan perlu adanya monitoring yang maksimal disegala wilayah Indonesia. Beliau juga memaparkan tentang ketersediaan data satelit dan produk informasi berbasis penginderaan jauh.
Produk dan inovasi terkait penginderaan jauh citra satelit yang dihasilkan oleh LAPAN berupa katalog data yang mencakup citra satelit resolusi rendah, citra satelit resolusi menengah, citra satelit resolusi tinggi, citra satelit resolusi sangat tinggi, data satelit radar, dan data mosaik.
Terdapat beberapa kegiatan dari pusat pemanfaatan penginderaan jauh:
- Penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap)
- Produksi Informasi berupa:
- Sistem pemantauan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
- Sistem Mitigasi Bencana
- Sistem Pemantauan Bumi Nasional Berbasis Android (SIPANDORA)
- Layanan Informasi
Dalam Forum Group Discussion terdapat 5 tema yang menjadi pokok bahasan dimana peserta RAKORNAS dibagi kedalam 5 ruangan:
- Ruang A:Diskusi kebutuhan data dan informasi satelit penginderaan jauh untuk pertanian dan perkebunan
- Ruang B: Diskusi kebutuhan data dan informasi satelit penginderaan jauh untuk sumber daya air
- Ruang C: Diskusi kebutuhan data dan informasi satelit penginderaan jauh untuk lingkungan, kehutanan, dan kebencanaan
- Ruang D: Diskusi kebutuhan data dan informasi satelit penginderaan jauh untuk pesisir dan laut
- Ruang E: Diskusi kebutuhan data dan infomasi satelit penginderaan jauh untuk kepentingan strategis lainnya (pertahanan dan keamaan)
Dalam FDG tersebut Bappeda NTB masuk kedalam Ruang D yang membahas kebutuhan pesisir dan laut. Target Global dari fungsi penginderaan jauh dalam tema ini adalah untuk mengelola dan melindungi ekosistem laut dan pesisir secara berkelanjutan untuk menghindari dampak buruk yang signifikan, termasuk dengan memperkuat ketahanannya, dan melakukan restorasi untuk mewujudkan lautan yang sehat dan produktif. Selain itu target lainnya adalah Pada tahun 2025, mencegah dan secara signifikan mengurangi semua jenis pencemaran laut, khususnya dari kegiatan berbasis lahan, termasuk sampah laut dan polusi nutrisi.
Bappeda NTB menyampaikan adanya kebutuhan produksi informasi pemanfaatan satelit penginderaan jauh pemerintah daerah mengenai:
- Informasi lahan baku sawah
- Informasi spasial fase pertumbuhan padi dari citra Terra-MODIS
- Informasi spasial prediksi panen padi dari citra Terra-MODIS
- Informasi spasial produktivitas padi dari citra Terra-MODIS
- Informasi spasial rawan kering pada lahan sawah dari citra Terra-MODIS
- Informasi spasial rawan banjir pada lahan sawah dari citra Terra-MODIS
- Informasi indikasi perubahan penutup lahan berbasis data Landsat-8
- Peta sebaran hutan indonesia diolah dari data citra Landsat
- Informasi lahan akses terbuka (pertambangan
- Informasi zona potensi penangkapan ikan dari citra NOAA 19 dan SNPP VIIRS
- Peta sebaran hutan mangrove
- Informasi Suhu Permukaan Laut (SPL) dari citra satelit SNPP-VIIRS
- Informasi spasial terumbu karang
- Informasi lokasi kesesuaian budidaya rumput laut berdasarkan data muatan tersuspensi, SPL, klorofil a dan batimetri
- Informasi lokasi kesesuaian budidaya kerapu berdasarkan data muatan tersuspensi, SPL, klorofil a dan batimeri
- Informasi kholorfil dari data MODIS
- Informasi kecerahan danau dari citra Landsat-8
- Informasi muatan padat tersuspensi danau dari citra Landsat-8
- Informasi potensi banjir harian
- Akumulasi curah hujan per bulan dari data Himawari-8 (LAPAN)
- Analisis kekeringan berdasarkan Tingkat Kehijauan vegetasi (TKV) dari citra satelit Aqua-MODIS
- informasi indeks kekeringan berdasarkan nilai Standarized Precipitation Index (SPI) dari data CHIRPS
- Informasi titik panas (hotspot) dari citra MODIS (Terra, Aqua) dan SNPP-VIIRS
- Informasi Spatial Kesulitan Pengendalian Kebakaran (Initial Spread Fire) yang diperoleh dari pengolahan data Himawari-8 dan SADEWA LAPAN
- Informasi Spasial Potensi Tingkat Kemudahan Penyulutan Api (Fine Fuel moisture Code) yang diperoleh dari pengolahan data Himawari-8 dan SADEWA LAPAN
- Informasi Spasial Indeks Cuaca Kebakaran (Fire Weather Code) yang diperoleh dari pengolahan data Himawari-8 dan SADEWA LAPAN
- Informasi Spasial Potensi kekeringan dan Asap (Drought Code) yang diperoleh dari pengolahan data Himawari-8 dan SADEWA LAPAN
- Informasi respon bencana tsunami
- Informasi respon bencana banjir
- Informasi respon bencana gempa bumi
- Informasi sebaran dan luas Dareah Terbakar (Burned Area)
- Informasi respon bencana dan Tumpahan Minyak (Oil Spill)
Kesimpulan yang bisa diambil dari FDG dari RAKORNAS penginderaan jauh antara lain:
- Adanya kebutuhan data citra terutama resolusi tinggi untuk mendukung perencanaan tata ruang wilayah
- Adanya kebutuhan informasi tutupan lahan secara time series untuk monitoring alih fungsi lahan
- Adanya kebutuhan informasi pemanfaatan penginderaah jauh yang beragam terkait dengan Sumber Daya Alam, data topografi, dan data curah hujan
- Kebutuhan beberapa informasi seperti dampak banjir genangan untuk relokasi perencanaan.
#NTBGemilang
#NTBTangguhdanMantap
#NTBBersihdanMelayani
#NTBSehatdanCerdas
#NTBAsridanLestari
#NTBSejahteradanMandiri
#NTBAmandanBerkah