Kepala Bappeda Provinsi NTB, Dr. Ir. H. Iswandi, M.Si., mewakili Pj. Gubernur NTB membuka kegiatan Rapat Koordinasi Kemiskinan dan Stunting Provinsi NTB Tahun 2024 dengan tema “Akselerasi Penurunan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting Untuk Mewujudkan NTB Emas Tahun 2045”. Kegiatan bertempat di Hotel Golden Palace, Rabu 29 Mei 2024.
Doktor Iswandi dalam pembukaannya menyampaikan apresiasi terhadap keberhasilan Provinsi NTB dalam percepatan penurunan angka stunting. NTB merupakan provinsi yang mengalami penurunan stunting dengan cepat. “Berdasarkan data SSGI tahun 2022, stunting di NTB berada pada angka 32.7%, sementara pada tahun 2023 berdasarkan data SKI, NTB berhasil menurunkan angka stunting menjadi 24.6%.
“Stunting tidak hanya untuk bayi, namun juga pastikan bahwa remaja, calon pengantin serta ibu hamil mendapatkan penanganan stunting. Untuk mencapai target nasional percepatan penurunan stunting tahun 2024 yakni 14%. Sedangkan persentase kemiskinan di NTB Berdasarkan data BPS tahun 2023 berada pada angka 13.85% dan ditargetkan turun menjadi di bawah 10% di tahun 2024. NTB harus terus memperkuat kolaborasi dan sinergitas dengan seluruh pihak terkait”, lanjutnya.
Untuk mencapai target tersebut, menurutnya dibutuhkan peran serta dan kerjasama pemerintah dengan para multipihak untuk merubah mindset masyarakat. Memberikan sosialisasi dan edukasi dengan melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama bahwasanya memberi lebih baik daripada menerima. Bahwa bantuan yang diberikan hanya sekedar stimulan untuk membantu usaha masyarakat terlepas dari kemiskinan.
“Bukan bertahan miskin atau memanfaatkan kemiskinan untuk dapat menerima bantuan”, pungkas Doktor Iswandi.
Oleh karena itu, melalui Rakor ini Doktor Iswandi harapkan stakeholder terkait mampu melaksanakan upaya akselerasi penurunan angka kemiskinan, kemiskinan ekstrem serta penurunan stunting di Provinsi NTB untuk mewujudkan NTB Emas.
Sementara itu, Kepala BKKBN Pusat yang diwakili oleh Dr. Ir. Dwi Listyawardani, M.Sc. Dip. Com dalam sambutannya menyampaikan bahwa stunting dan kemiskinan ekstrem memiliki keterikatan. Jika stunting turun maka kemiskinan ekstrem juga turun.
Sementara itu, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTB, Drs. Samsul Anam, MPH menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk melakukan evaluasi, memperkuat komitmen para mitra kerja dan Pemerintah Daerah serta merumuskan pemikiran-pemikiran strategis untuk mempercepat Penurunan angka stunting di NTB.
“Intervensi sensitif dan intervensi spesifik perlu kita tingkatkan dengan kualitas yang lebih baik,” tutupnya.