Kepala Bappeda NTB, Dr. Iswandi bersama tim hari ini (26/1) melaksanakan kegiatan Jumat Salam di Desa Jero Puri, Kabupaten Lombok Tengah.
Membuka kunjungan, Kepala Bappeda NTB sampaikan bahwa kegiatan Jumat Salam ini merupakan Amanah dari PJ Gubernur kepada seluruh OPD di tingkat Provinsi di NTB. Merupakan silaturahmi ke desa-desa untuk melihat keadaan, potensi dan praktek baik maupun kendala yang dihadapi.
Menyambut kehadiran rombongan Bappeda NTB, Ahmad Gazali, PLT Kepala Desa Jero Puri sampaikan bahwa Desa ini merupakan Desa pemekaran tahun 2022 yang terdiri dari 11 Kadus dengan jumlah penduduk kurang lebih 5000 jiwa.
Merupakan wilayah agraris dengan sekitar 80% warganya merupakan petani, menurut Ahmad, Jero Puri punya banyak potensi. Antara lain; peternak, pertanian buah seperti melon dan semangka, tembakau. “Buah melon ini juga kami eksport sampai luar daerah,” ujarnya.
Tidak hanya di sektor agraria, secara turun-temurun ibu-ibu di Desa merupakan pengrajin tenun songket dan sarung. Namun hanya memproduksi ketika di waktu tertentu saja, seperti sebelum masuk musim tembakau atau sebelum mulai masa Bertani.
Sementara itu terkait kodisi pernikahan dini, menurutnya Desa telah mensosialisasikan, sehingga rata-rata umur pernikahan 19 tahun. Juga untuk posyandu, rutin berjalan setiap bulan sekali di 11 titik. Sayangnya ditengah baiknya potensi desa, masih ada dua kendala yang masih dihadapi masyarakat. Kekeringan dan jalan rusak di beberapa bagian. “Akses jalan di desa juga kurang baik masih banyak berlubang dan minim sumber air, kita tetap menerima aliran air dari irigasi hanya terbatas dalam hal pembagiannya. Hal ini menyebabkan penanaman tertunda,” imbuhnya.
Mendengar ini, Doktor Iswandi menyambut antusias berbagai potensi di Desa Jero Puri. Menurutnya Desa juga perlu menangkap potensi Lombok sebagai tujuan wisata. “Jika penghasil buah ini banyak di desa ini maka bisa dikemas dalam paket wisata ataupun kerajinan yang ada di desa,” ujarnya.
Sementara itu dalam hal perkawinan, Doktor Iswandi harapkan Kepala Desa agar mengajak para lansia untuk datang ke posyandu keluarga. Hal ini karena banyak yang tidak tahu bahwa lansia juga bisa datang ke posyandu keluarga sebagai pusat layanan primer. “Tidak lupa juga desa untuk membantu para lansia, terutama yang tidak memiliki keluarga. Desa mengecek BPJSnya apakah sudah terdaftar sehingga bisa kontrol ke puskesmas secara gratis,” tambahnya.
Terkait kekurangan air, menurutnya Provinsi akan usulkan untuk pembuatan sumur bor sehingga pertanian di desa diharapkan bisa berjalan lancar. Wahyu Hidayat Fungsional Perencana Bappeda NTB tambahkan bahwa dalam hal ini Balai Wilayah Sungai juga sedang membuat proposal untuk pembuatan sumur bor.
Menutup pertemuan, Sekretaris Bappeda NTB, Dr.Mahjulan informasikan bahwa kunjungan ini, Bappeda NTB didukung BPDAS membawakan 500 bibit tanaman buah-buahan maupun tanaman kehutanan yang harapannya dapat bisa bermanfaat bagi desa.