Konvergensi percepatan pencegahan dan penurunan stunting Terintegrasi Tahun 2020 di Provinsi NTB

Stunting atau pendek merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima tahun     (balita) yang diakibatkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang terjadi terutama pada periode Seribu Hari Kehidupan (HPK) yaitu pada masa janin dan anak usia dua tahun. Hasil Pemantauan status gizi selama tahun 2020 menunjukkan bahwa prevalensi  Stunting di NTB masih sekitar 24,73 persen (e-pppgbm, Agustus 2020) oleh karena itu, fokus perbaikan gizi kedepan diprioritaskan 1000 HPK. Di Provinsi NTB ada 8 Kabupaten yang masuk dalam penilaian Kinerja aksi Konvergensi Pencegahan dan Penurunan Stunting Terintegrasi Tahun 2020 antara lain Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, KSB, Sumbawa, Dompu dan kabupaten Bima.

Pada acara Rapat koordinasi Pencegahan dan Penurunan Stunting Provinsi NTB tanggal 10 November 2020 yang bertepatan dengan Hari Pahlawan sekaligus sebagai ajang penyampaian peringkat hasil pelaksanaan Penilaian Kinerja 8 Kabupaten dalam melaksanakan konvergensi Stunting Terintegrasi Provinsi NTB Tahun 2020  yang dibuka secara resmi oleh Kepala Bappeda Provinsi NTB Dr. Ir. H.Rakhman, M.Si, dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa suatu permasalahan menjadikan kita untuk bisa berinovasi, beliau juga menyampaikan bahwa 1. Apakah kita bisa sehat apalabila ekonomi tidak cukup dan tidak  pintar 2.  Apakah kita bisa cerdas apabila ekonomi tidak cukup dan  tidak sehat 3. Apakah ekonomi bagus kalau tidak cerdas dan tidak sehat. Kapankah orang itu mulai sehat,pintar dan kaya itu dari dalam perut artinya semua berawal dari bagaimana gizi, psikologis ibu dan kesehatan diatur sejak dalam kandungan terutama adalah  psikologis ibu. Pembentukan sel syaraf otak pada masa 1000 HPK dengan asupan gizi dan faktor-faktor lainnya akan terbentuk kecerdasan potensial sampai dengan usia 2 tahun.

Dalam kegiatan tersebut disampaikan berbagai Inovasi sebagai bentuk implementasi pencegahan dan penurunan Stunting masing-masing kabupaten antara lain, Kabupaten Lombok Timur dengan gerakan“Canting Mas ( Cegah Stunting Bersama Masyarakat)”, Kabupaten Dompu dengan “Bang Jaya (Pembangunan Jamban Swadaya)”, Kabupaten Bima dengan “Gebrak Bimantika (Gerakan Kabupaten Bima Anti Stunting dan Anemia)”, Kabupaten Sumbawa Barat dengan “ Bumil Kelayapan dan Basebo Bersama”, Kabupaten Lombok Barat dengan “ Gerakan Terpadu Pencegahan Stunting dan GERASAK ( Gerakan Sadar Administrasi Kependudukan)” Pada saat penentuan pemenang diperoleh hasil Kabupaten Bima sebagai Juara I, Kabupaten Lombok Timur Sebagai Juara II dan Kabupaten Sumbawa sebagai Juara III, sedangkan untuk Kabupaten Ter-Inovasi di menangkan ole Kabupaten Dompu, Kabupaten Ter-Replikatif oleh Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Ter-Inspirative oleh Kabupaten Sumbawa Barat.