LAPORAN BEST PACTICE DAERAH
I. Permasalahan
a. Kondisi awal
Sejak gempa 6,4 skala pertama melanda Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, pada hari Minggu 29 Juli 2018, empat gempa bumi lebih lanjut dan beberapa gempa susulan pada Agustus 2018 telah berdampak pada Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Tengah dan Mataram sebagian kecil di pulau Sumbawa. Seperti dilansir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), total 564 orang telah kehilangan nyawa dalam gempa bumi ini. Hampir 150.000 rumah rusak dan Lebih dari 445.000 orang masih tinggal di pemukiman sementara sambil menunggu rumah permanen mereka dibangun.
Kecamatan Sembalun salah satu dari 5 kecamatan di Kabupaten Lombok Timur yang terdampak langsung gempa, selain kerusakan pada bangunan rumah juga terjadi kerusakan fasilitas air bersih dan sanitasi. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih 6 desa di kecamatan Sembalun sementara dipenuhi dari air tangki yang di droping dari wilayah kecamatan lain di Kabupaten lombok Timur oleh Pemerintah Daerah melalui BPBD dan berbagai lembaga dan relawan sampai dengan berakhir masa darurat. Pada momen pertemuan para relawan bersama dengan Bapak Bupati Lombok Timur akhir Oktober 2018 di kantor camat Sembalun, disampaikan bahwa tidak mungkin untuk seterusnya kebutuhan air bersih masyarakat dipenuhi dari air tangki, selain biaya yang besar juga kualitas air tidak bisa dipastikan. Harus ada upaya lain dalam menjamin adanya akses air bersih berkelanjutan bagi seluruh masyarakat yang ada di kecamatan Sembalun. Untuk pembangunan dan perbaikan sistem air bersih yang ada di kecamatan Sembalun Bapak Bupati berkomitmen menyediakan dana sebesar 2.5 miliar dan sisanya diminta kepada YMP untuk mencarikan sisa kebutuhan dananya. YMP sebagai salah satu NGO lokal yang fokus pada air bersih dan sanitasi meskipun dana belum ada namun tetap ada keyakinan ketika ada niat baik untuk masyarakat PASTI Allah SWT memberikan jalan dan mengirimkan orang-orang baik yang mempunyai niat yang sama.
b. Ketersediaan air bersih
Selain mengakibatkan kerusakan pada bangunan Dampak gempa juga memberikan pengaruh pada sumber mata air di Kecamatan Sembalun.
Air menjadi masalah utama di desa-desa di Kecamatan Sembalun sejak 10 tahun terakhir dan diperparah sejak terjadinya gempa, menurut hasil observasi dan wawancara hal ini terjadi karena :
i. Belum adanya sistem air bersih yang layak dan terkelola dengan baik; terkait pembagian penggunaan air bersih dan irigasi. Untuk sistem yang sudah ada pun kesadaran bersama untuk menjaganya masih kurang, sehingga terjadi pelubangan pada jaringan perpipaan yang ada.
ii. Satu sumber air bisa saja dimanfaatkan oleh lebih satu desa sehingga harus dikelola bersama dengan baik agar tidak berpotensi konflik antar desa.
iii. Peningkatan kebutuhan air bersih ; Pertambahan jumlah penduduk dari tahun ke tahun dan berkembangnya usaha wisata yaitu hotel dan rumah makan di Kecamatan Sembalun juga membutuhkan akses air bersih yang cukup untuk keberlangsungan usahanya juga berpengaruh pada peningkatan ekonomi masyarakat.
iv. Penurunan debit air; ada beberapa sumber mata air yang kering, sehingga pada musim kemarau masyarakat harus membeli air dari air tangki.
v. Kesadaran bersama menjaga kelestarian hutan kurang, sehingga hutan tidak berfungsi maksimal sebagai penangkap dan menahan air hujan.
Untuk itu penting mengintervensi pada pembangunan dan perbaikan serta pengelolaan sistem perpipaan yang akan memberikan akses air bersih berkelanjutan bagi seluruh rumah tangga.
Lokasi Kegiatan adalah di 4 desa di Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur meliputi ; Desa Sembalun, Desa Sembalun Lawang, Desa Sembalun Timba Gading dan Desa Bilok Petung. Ada 12.614 orang (3.128 rumah tangga) di 4 desa tersebut yang pada fase rehabilitasi dan rekonstruksi harus memenuhi kebutuhan airnya dengan membeli air.
Sebagai gambaran ; 1 tangki air 5000 liter seharga Rp 150.000,- untuk penggunaan kurang lebih 1 minggu per keluarga, sehingga dalam 1 bulan rata-rata pengeluaran uang untuk air Rp 600.000/KK. Per bulan. Jelas bukan jumlah yang sedikit, bahkan pengakuan dari beberapa warga seringkali untuk memenuhi kebutuhan membeli air dengan berhutang. Jika semua rumah tangga yang ada di 4 desa ini membeli air maka uang yang harus dikeluarkan untuk air bersih Rp 1,876,800,000,-. per bulan atau sama dengan Rp 22.521.600.000,- per tahun.
c. Inisiatif YMP; melakukan survey dan penyusunan DED untuk menyusun perencanaan yang kolaboratif antara Pemerintah Daerah, NGO, Donor dan Desa, mengingat kebutuhan dana untuk mengintervensi 4 desa sangat besar, tidak dimungkinkan hanya ditanggung dana APBD saja, perlu ada donor yang bersedia memberikan dukungan sebesar itu.
Dalam fase pemulihan dan rekonstruksi ini, UNICEF WASH akan terus mendukung pemerintah daerah untuk memulihkan kondisi beberapa sistem air dan fasilitas sanitasi di masyarakat yang terkena dampak dan melanjutkan implementasi SBM untuk melanjutkan agenda ODF. Oleh karena itu, UNICEF akan bekerja dengan Yayasan Masyarakat Peduli (YMP), sebuah LSM lokal yang menangani WASH dalam keadaan darurat dan memiliki keahlian yang kuat dalam STBM dan partisipasi masyarakat. Kemitraan dengan YMP akan mencakup kegiatan-kegiatan seperti: 1) rekonstruksi sistem air di 2 komunitas, 2) menilai kondisi fasilitas WASH pasca darurat dan mendukung rumah tangga dan masyarakat untuk membangun / merehabilitasi toilet mereka, 3) pengembangan kapasitas untuk promosi kebersihan menggunakan STBM dalam modul darurat dan kegiatan promosi kebersihan di tingkat masyarakat dan sekolah, 4) advokasi kepada para pemimpin kunci kabupaten untuk membangun komitmen untuk mencapai ODF dan memajukan sanitasi yang dikelola dengan aman.
II. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan
Program ini bertujuan meningkatan akses air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan di Kabupaten Lombok Timur khususnya di 4 desa di Kecamatan Sembalun.
III. Strategi dan pelaksanaan
Strategi yang digunakan dan bagaimana dilaksanakan, ini disesuaikan dengan isu dan permasalahan yang diuraikan di atas serta menyoroti langkah-langkah utama yang diambil dalam menerapkan strategi. termasuk tentang alur prosesnya
a. Alur Dan Strategi
.
CATATAN :
• Semua personil yang terlibat dalam tim baik di Kabupaten, Kecamatan dan Desa adalah orang-orang terpilih yang memegang kuat komitmen dan tanggung jawabnya.
• Mitra dan Pemerintah saling memotivasi dan menguatkan dengan berprinsip transparan dan akuntabel.
• Hilangkan masalah-masalah dalam komunikasi dan koordinasi.
b. Perkembangan dan hasil
Berikut ini adalah kesepakatan dana kontribusi dari YMP-UNICEF, APBD dan APBDes untuk pembangunan sistem air bersih desa Bilok Petung dan Sistem Rantai Mas untuk 3 desa ( Sembalun, Sembalun Lawang dan Sembalun Timba Gading) :
Realisasi dari Bulan Agustus sampai dengan Bulan Oktober 2019, untuk sistem Bilok Petung :
Sistem Bilok Petung sudah terbangun 85 %, tantangannya Lokasi sumber dan jalur pipa yang hampir 70 % nya berada di medan yang ekstrem sehingga membutuhkan waktu dan tenaga ahli yang cukup dalam pendampingan pengerjaan.
Per tanggal 6 November 2019 sistem rantai mas untuk 3 desa mulai dibangun intake dan pipa transmisinya, berikut rencana sistem yang akan dibangun. Di masing-masing desa :
Untuk sistem air bersih di 4 desa ini sudah ada tim yang di SK kan oleh masing-masing kepala desa sebagai pengelola air bersih dan sanitasinya.
Sistem air bersih ini akan dimanfaatkan oleh rumah tangga dengan sistem water meter, dibawah PAMDES dan BUMDES.
c. Inovasi
Adanya kolaborasi multipihak yang tidak semu ( NGO, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa dan Donor) yang sama-sama berkontribusi pada dana, delegasi sumber daya dan waktu, telah membuktikan bahwa pembangunan sistem air bersih di Kecamatan Sembalun bisa terlaksana dan selesai dibangun dalam waktu 6 bulan, dengan total kebutuhan dana 5,9 milyar, yang mungkin tidak akan bisa terealisir dalam waktu singkat ketika hanya satu unsur/pihak yang bergerak.
d. Potensi melakukan replikasi di wilayah provinsi/kab/ lain
Sangat BISA di replikasi di Kabupaten lain dengan catatan :
1. Ada yang menginisiasi ( INISIATOR)
2. Melakukan tahapan dan strategi yang ada, dan hanya bisa terlaksana dengan baik ketika personil yang terlibat dalam tim baik di Kabupaten, Kecamatan dan Desa adalah orang-orang terpilih yang memegang kuat komitment dan tanggung jawabnya.
3. Mitra dan Pemerintah saling memotivasi dan menguatkan dengan berprinsip pada keterbukaan.
4. Hilangkan masalah-masalah dalam komunikasi dan koordinasi terutama penyakit-penyakit hati.
Catatan :
YMP : Yayasan Masyarakat Peduli – NTB , 2000, Selong, Sektor kegiatan yang banyak digeluti diantaranya air bersih, sanitasi, peningkatan pendapatan masyarakat, penerapan teknologi tepat guna serta penguatan kelembagaan tingkat masyarakat maupun pemerintah daerah.
Visi YMP yaitu “Mewujudkan Kemandirian Masyarakat Khususnya Perempuan Pedesaan Di Nusa Tenggara Barat”
Secara kelembagaan, sumber pendanaan juga beragam diantaranya adalah lembaga-lembaga internasional di bawah pemerintahan negara lain seperti JICA (Japan Internasional Cooperation Agency), lembaga dibawah naungan PBB-UNICEF, NGO-NGO internasional seperti EAWAG Sandeg Swiss dan SIMAVI Belanda.
1) Penanggung jawab program : Susana Helena.
2) Program Manager : Nur Sakinah
3) Wakil Program Manager : Iqbal Raditya Haqie
4) Finansial manager : Nurul Huda
5) Staf finance : Ramli Ahmad
6) Staf Monitoring : Safarwadi
7) Koordinator lapangan Advokasi dan perubahan prilaku : Hermi Irwandi