Rahmad Hidayat, SEI
Staff TKPKD NTB
Siapa yang tidak tahu dengan sosok Louis Van Gaal? Ya, dia adalah Manager Sepak Bola Negeri Kincir Angin, Belanda. Sosoknya sangat kuat dengan aroma kedisiplinan dalam melatih tim meksipun sikapnya itu bak pisau bermata dua karena sikapnya yang justru sering membuatnya bermasalah dengan para pemain. Tapi ia pecaya bahwa tanpa kedisiplinan sebuah tim tidak akan pernah merasakan kejayaan.
Kedisiplinan diri bukanlah proses satu malam, ia harus dilatih dalam waktu yang panjang. Mendisplinkan diri memang tidaklah mudah, namun ia harus dimulai Dengan mengambil satu langkah pada satu waktu.
Jendral Soedirman pernah berkata “Tentara hanya mempunyai kewajiban satu, ialah mempertahankan kedaulatan negara dan menjaga keselamatannya. Sudah cukup kalau tentara teguh memegang kewajiban ini, lagi pula sebagai tentara, disiplin harus dipegang teguh.
Kedisiplinan adalah harga mutlak, Peter Vidmar, Peraih Medali Emas Olimpiade mengatakan bahwa untuk menjadi Juara, ia hanya harus berlatih ketika ia ingin berlatih dan berlatih ketika ia tidak ingin berlatih. Dalam Film Negeri 5 Menara Ustadz Salman memberikan matra ajaib “Man Jadda Wa Jada” yang artinya siapa yang bersungguh-sungguh maka sampailah ia.
Dalam mencintai pun Disiplin adalah hal yang mutlak. Plato, Filsuf Yunani pernah berkata,”Mencintai yang sesungguhnya adalah mencintai sesuatu yang indah dalam cara yang baik dan disiplin”
Dispilin kadang membuat pedih, tapi lebih pedih menyesal dikemudian hari. Karena tidak ada kemenangan tanpa pengorbanan. Tidak ada yang flat dalam hidup ini, semua ada lika-liku dan kesulitannya. Namun kesulitannya hanya sementara sifatnya, sementara hasilnya akan bertahan lama.
“…Pabila cinta memanggilmu.. Ikutilah dia walau jalannya berliku-liku… Dan, pabila sayapnya merangkulmu… pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu… “ (Kahlil Gibran)