Berada di tengah-tengah bangunan tua peninggalan masa lalu, kantor lurah ampenan tengah terasa sejuk dan nyaman. Disambut langsung oleh Pak Lurah, Budiawan, S.Pd, tim Bappeda NTB yang dikomandoi Priyo Sucahyo, SKM sampaikan bahwa kunjungan kali ini merupakan jumat salam ke-10. Berkeliling ke Desa/Kelurahan di Provinsi NTB setiap hari jumat dalam program Jumat Salam. Menurutnya kegiatan ini bertujuan untuk menggali potensi maupun masalah di tingkat akar rumput. “Mungkin ada masalah yang bisa kita cari solusinya langsung dalam diskusi ini, namun jika tidak, akan menjadi catatan yang kami bawa ke pimpinan dan secara berjenjang akan sampai ke PJ Gubernur,” ujarnya.
Sampaikan beberapa masalah; masih adanya banjir, kemiskinan ekstrem, stunting, DBD, pernikahan anak. Menurutnya masalah terbesar yang dihadapi Ampenan Tengah sejak lama dan hingga saat ini adalah sampah. Menjadi muara Kali Jangkok, begitu banyak sampah kiriman yang datang. “Terakhir di Oktober tahun 2023 kemarin, Bank NTB Syariah, Komunitas Masyarakat Peduli Sungai dan Komunitas Melayu Peduli Lombok, melakukan aksi bersih sungai. Berhasil mengangkat sampah 10 ton,” ujarnya.
Memegang kuat nilai gotong royong, Satu Begawe Semua Ikut. Budianto ceritakan peran Ampenan Selatan dalam menyelesaikan sampah yang berhasil diangkut dalam aksi bersih sungai kemarin. “ Berhubung kami belum ada bank sampah, sampah yang didapatkan kami distribusi ke bank sampah di ampenan selatan, kami disini selalu bersama,” ujarnya.
Sayangnya untuk kegiatan pengelolaan sampah sehari-hari, alat angkut roda tiga yang saat ini dikelola Kelurahan sudah berusia hampir 10 tahun. “Sampai saat ini belum tergantikan,” imbuhnya.
Ditengah situasi tersebut, Kelurahan Ampenan Tengah di bawah komando Camat Ampenan terus menggali potensi wisata sejarah dan budaya yang dimilikinya. Ingin mengembalikan marwah Ampenan sebagai Kota Tua. Aparatur kelurahan bersama kecamatan merangkul karang taruna dan pokdarwis. Dimulai dengan mengaktifkan berbagai kegiatan di taman jangkar sebagai titik awal memasuki kota tua ampenan. Tampilkan berbagai macam atraksi budaya dan kesenian di setiap malam sabtu dan malam minggu hingga jam 12 malam, aktifitas ini tidak hanya menjadi panggung seni namun juga menambah penghasilan berbagai UMKM lokal.
Tidak hanya itu, paket wisata heritage juga mulai dikembangkan. Bekerjasama dengan Lombok Heritage society, wisatawan akan diajak napak tilas sejarah dari setiap bangunan, pelabuhan, gereja lama, nostalgia kampung melayu, jembatan lama, makam tuan guru, benteng malomba, bahkan kuliner legendaris.
“Disini pernah singgah Alfred Russel Wallace selama satu minggu, seorang naturalis sekaligus penjelajah, geografer, antropolog, biolog, dan illustrator. Kisah-kisah ini yang akan membuat wisatawan tertarik dan penasaran untuk mencari tahu. Juga ada Toko roti Djit Sin yang berdiri sejak era belanda, bahkan saat ini masih berproduksi dengan resep yang sama secara turun-temurun,” ujar Muzakkir Walad, Camat Ampenan menambahkan.
Merupakan bandar laut yang menghubungkan kota-kota besar dunia di bumi bagian selatan sejak berabad silam. Ampenan menjadi saksi sejarah banyak persitiwa bahari dan niaga Indonesia bagian timur. Oleh karena itu ditengah kuatnya komitmen untuk menghidupkan kembali wisata heritage ini, Pemerintah baik dari tingkat kelurahan hingga keatas perlu menseriusi bagaimana mengelola sampah yang hingga saat ini masih menjadi momok. Karena berjalannya sektor pariwisata tidak bisa lepas, salah satunya dari jaminan kebersihan.