Jangan Biskuit, Anak Stunting Butuh Protein Hitam.

PRIYO SUCAHYO, SKM selaku Sub Koordinator Pembangunan Kesehatan pada Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappeda Provinsi NTB ikuti rapat kerja nasional bersama BKKBN melalui daring. Terkait program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana (Bangga Kencana) dan percepatan penurunan stunting tahun 2023. Dilaksanakan secara hybrid di Jakarta, kegiatan ini dibuka oleh Presiden RI Bapak Joko Widodo.

Kepala BKKBN, Bapak Hasto Wardoyo sampaikan saat ini kita telah memasuki masa bonus demografi. Dimana sebuah negeri dikatakan mengalami bonus demografi jika dua orang penduduk usia produktif (15-64) menanggung satu orang tidak produktif (kurang dari 15 tahun dan 65 tahun atau lebih). Untuk Indonesia, saat ini antar provinsi masih terjadi kesenjangan depedensi rasio antara yang produktif dan tidak produktif, “ini jadi tantangan” ujarnya.

Mengangkat dua isu besar, terkait stunting Hasto mengajak forum dalam rakernas untuk sukseskan Perpres No.72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting.  Dapat tercapai dengan laksanakan lima pilar; komitmen, massif information system, konvergensi, sediakan pangan dengan baik, dan inovasi serta data yang baik. Hasto sampaikan terimakasih kepada seluruh sektor yang telah banyak membantu selama ini.

Selanjutnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sampaikan tahun depan ditargetkan 10.000 puskesmas sudah dilengkapi usg dan timbang sebulan sekali, untuk kurangi stunting. “Begitu ditimbang tidak naik, segera kirim ke puskesmas” ujarnya. Karena penanganan bagi yang sudah stunting hanya efektif 20%. “Oleh karena itu, jangan tunggu stunting dan segera kasih protein hewani” pungkasnya.

Sementara itu mengenai program Bangga Kencana oleh BKKBN. Dengan sasaran terbesar remaja, milenial, dan keluarga muda. Untuk mewujudkan keluarga berkualitas di Indonesia, Bangga Kencana punya lima target untuk tahun 2024; menurunkan angka kelahiran total, meningkatkan prevalensi pemakaian kontrasepsi, menurunkan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi, meningkatkan indeks pembangunan keluarga, meningkatkan media usia kawin pertama perempuan, dan menurunkan angka kelahiran pada kelompok umur 15 hingga 19 tahun.

Pada akhirnya, Presiden Joko Widodo yang hadir, sampaikan “target itu tidak sulit, asal kita mau konsolidasi untuk mecapainya” ujarnya. “Jangan lagi memberi biskuit pada anak, karena yang dibutuhkan adalah telur dan ikan” pesannya pada seluruh yang hadir. “Pertumbuhan penduduk adalah kekuatan sebuah negara, tapi yang paling penting adalah kualitas” ujarnya menutup sambutan.

#NTBGEMILANG
#NTBTangguhDanMantap
#NTBBersihDanMelayani
#NTBSehatDanCerdas
#NTBAsriDanLestari
#NTBSejahteraDanMandiri
#NTBAmanDanBerkah