Ikhtiar Peningkatan Ekspor Melalui Industrialisasi

[soliloquy id=”7697″]

Visi Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah menghadirkan industri pengolahan di daerah ini mulai terlihat. Baru enam bulan memimpin NTB, Gubernur langsung meresmikan sebuah industri Penyulingan cengkeh, yang belokasi Banyumulek, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Selasa (12/03/2019).
Gubernur menyambut baik hadirnya industri pengolahan hasil pertanian tersebut. Sebab, hadirnya industri tersebut jelasnya selaras dengan visi baru Gubernur dan Wakil Gubernur NTB saat ini.
“Persoalan kita saat ini adalah pengangguran dan kemiskinan,” ungkap Doktor Zul, sapaan akrab Gubernur NTB itu.
Untuk mengatasi kedua persoalan itu kata Doktor Zul adalah dengan membangun industri pengolahan sebanyak-banyaknya. Sehingga bahan baku hasil pertanian itu bisa diolah menjadi bahan siap pakai yang memiliki nilai ekonomis tinggi dibanding sebelum diolah.
Selain itu, hadirnya industri itu lanjut Gubernur akan menyerap banyak tenaga kerja yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat.
Sementara itu, Ketua JP Institut Ainurrahman, ST. yang menginisiasi industri tersebut menjelaskan keberadaan industri itu merupakan salah satu ikhtiar untuk mewujudkan NTB Gemilang. Termasuk proses recovery daerah setelah musibah gempa bumi tahun lalu.
“Program zero waste itu selaras dengan industri ini. Sebab, kami memanfaatkan limbah dari cengkeh untuk proses pembuatannya,” jelasnya.
Ia juga melaporkan proses penyulingan minyak cengkeh ini membutuhkan satu ton bahan baku dalam satiap produksinya. Dalam sehari, pihaknya bisa memproduksi dua kali. Sehingga bahan baku yang dibutuhkan setiap harinya sekitar dua ton.
“Dana yang dikeluarkan setiap kilonya adalah 1.500 rupiah. Sehingga dalam sebulan sekitar 78 juta untuk bahan baku,” jelasnya.
Minyak cengkeh yang dihasilkan katanya bisa mencapai 30 sampai 35 kg setiap produksi. Kemudian semuanya dipasarkan ke luar daerah. “Alhamdulillah BAPPEDA membantu mencarikan pasar”, lanjutnya.
Karena itu ia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah provinsi NTB yang membangun pembangunan industri tersebut.
Melihat hal tersebut, BAPPEDA Provinsi NTB melalui Bidang Perencanaan Ekonomi mengadakan FGD di STIP Banyumulek yang bertujuan untuk mendorong ikhtiar pemulihan perekonomian pasca bencana melalui kemitraan dan mempersiapkan regulasi perlindungan produk local serta pemanfaatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTB.
Hadir dalam kegiatan FGD ini adalah perwakilan dari BAPPEDA NTB, Dinas Pertanian NTB, Disperindag NTB, Distanbun NTB, DKP NTB, STIP Banyumulek, JP Institute, dan PT. NARES selaku buyer. Dalam pembukaan FGD ini Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi Bappeda NTB mengatakan bahwa kedepannya pemerintah harus mensupport UMKM beserta pemasarannya, dan Alhamdulillah BAPPEDA NTB sudah memfasilitasi pasar minyak cengkeh dengan.bermitra dengan offtaker PT. NARES.essensial oil

 Memfasilitasi kemitraan dengan PT Nares esensial oil. Tdk saja sebagai pasar langsung memotong rantai pemasaran ,tetapi juga melakukan pembinaam bagi pegusaha induatri lokal serta petani cengkeh, sehingga qualoty kontrol terjaga. Karena  Bahan baku dan proses ptodiksi, akan mempengaruhi kualitas produk yg dihasilkan.