Mataram- Pertumbuhan IPM NTB tahun 2022 menunjukkan trend positif, tumbuh 1,18% dari tahun 2021. Naik tertinggi kedua di tingkat nasional, namun dalam hal ranking, masih berada di urutan enam terbawah, ungkap Kepala Bidang Pemerintahan & Pembangunan Manusia, Huailid, S.Sos., M.Si dalam sambutannya di rapat koordinasi “Akselerasi IPM di Bidang Pendidikan untuk Mewujudkan SDGs 2030”. 21 Desember 2022.
“Oleh karena itu dibutuhkan gerakan akselerasi dalam peningkatannya, salah satunya di bidang pendidikan” tambahnya. Akselerasi dibentuk untuk memperkuat upaya sistematis dalam mencapai target IPM, melibatkan semua pihak, dari pemerintah, non-pemerintah, ormas penyelenggaran Pendidikan, dan ormas keagamaan. Langkah konkrit yang telah diinisiasi Bappeda NTB, diawali dengan pembentukan kelembagaan pengelolaan IPM Bidang Pendidikan yang telah ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur NTB Nomor : 050-597 tahun 2022 tentang Tim Akselerasi Peningkatan Indikator IPM Bidang Pendidikan.
Harapan Lama Sekolah (HLS) Provinsi NTB Tahun 2020 – 2022 mengalami peningkatan yaitu di tahun 2020 sebesar 13,70 tahun naik sebesar 0,2 point dan capaian tahun 2022 sebesar 13,96 tahun naik sebesar 0,06 point dari capaian tahun 2021 artinya secara secara rata-rata penduduk NTB memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,96 tahun atau setara dengan Diploma II.
Sementara itu perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Provinsi NTB juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu di tahun 2020 sebesar 7,31 tahun, meningkat 0,07point menjadi 7,38 tahun pada tahun 2021 dan meningkat kembali sebesar 0,23 point ditahun 2022 yaitu sebesar 7,61 tahun. Hal ini menjukkan bahwa Rata-Rata Lama Sekolah penduduk NTB yaitu sebesar 7,61 Tahun atau setara dengan kelas 2 SMP.
Jika dibandingkan capaian HLS dan RLS antar Kabupaten/Kota tahun ini di NTB. HLS yang paling bagus ada di Kota Mataram (15,65) dan terendah di KLU (12,77). Sedangkan Nilai RLS yang baik ada di Kota Bima (10,94) dan terendah ada di KLU (6,30). “Pergerakan sangat lamban di Loteng, Lobar dan Lotim” ujar Hualid menambahkan. Oleh karena itu menurutnya, progress peningkatan RLS tiap-tiap kabupaten rendah, untuk itu perlu upaya kolaborasi dengan pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi NTB.
Permasalahan data menjadi kendala, karena Dinas Dikbud mencatat 98.08% jumlah warga negara usia 15-18 tahun yang sudah tamat atau sedang belajar di sekolah menengah, berbeda dengan data BPS yang sudah bersekolah sebanyak 77,49% tahun 2021. Kemungkinannya adalah Dinas Dikbud belum mencatat Pendidikan yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama dan Lembaga Penyelenggara Pendidikan Lainnya, jelas Hualid menutup sambutannya.
#NTBGEMILANG
#NTBTangguhDanMantap
#NTBBersihDanMelayani
#NTBSehatDanCerdas
#NTBAsriDanLestari
#NTBSejahteraDanMandiri
#NTBAmanDanBerkah