Setelah peresmian penyulingan minyak cengkeh oleh Bapak Gubernur NTN tanggal 12 Maret 2019 lalu, kemudian ditindaklanjuti dengan. Membangun kemitraan dengan offtaker sebagai pasar juga mendampingi dalam penyediaan bahan baku, proses produksi, agar output berkwalitas. Melihat hal tersebut, BAPPEDA Provinsi NTB melalui Bidang Perencanaan Ekonomi mengadakan FGD di STIP Banyumulek yang bertujuan untuk mendorong ikhtiar pemulihan perekonomian pasca bencana melalui kemitraan dan mempersiapkan regulasi perlindungan produk local serta pemanfaatan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTB. Hadir dalam kegiatan FGD ini adalah perwakilan dari BAPPEDA NTB, Dinas Pertanian NTB, Disperindag NTB, Distanbun NTB, DKP NTB, STIP Banyumulek, JP Institute, dan PT. NARES selaku buyer. Dalam pembukaan FGD ini Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi Bappeda NTB mengatakan bahwa kedepannya pemerintah harus mensupport UMKM beserta pemasarannya, dan Alhamdulillah BAPPEDA NTB sudah memfasilitasi pasar minyak cengkeh dengan bermitra dengan offtaker PT. NARES Essensial oil.
FGD dengan Petani dan pelaku industri penyulingan cengkeh di Kabupaten KLU
Membangun industri untuk limabtahun ke depan bukan tanpa dasar. Ternyata industri penyulingan cengkeh sudah ada meski selama ini belum ada intervensi pemerintah secara langsung. Tetapi usaha tersebut sudah berjalan meski kembang kempis, karena selama lima bulan, mulai desember – April, mesin mesin penyulingan masyarakat akan menganggur karena musim hujan kesulitan bahan baku. Hal itu diperoleh informasi saat FGD lapangan dilanjutkan dilokasi bersama petani dan OPD tingkat Kabupaten KLU. Kunjungan lapangan tanggal 14 Maret ke lokasi perkebunan cengkeh, kelompok tani dan industri penyulingan cengkeh milik masyarakat di Kabupaten Lombok Utara.
[soliloquy id=”7710″]