FGD Evaluasi Percepatan Pertumbuhan IKM Sektor Industri dan Pengembangan Komoditi Unggulan Provinsi NTB

Sekretaris Bappeda NTB Dr, Mahjulan, SP., MP., membuka kegiatan Focus Group Discussion Evaluasi Percepatan Pertumbuhan IKM Sektor Industri dan Pengembangan Komoditi Unggulan Provinsi NTB. Dihadiri perangkat daerah terkait lingkup Pemerintah Provinsi NTB, Akademisi, serta pelaku usaha terkait. bertempat di Hotel Lombok Raya Mataram, Selasa 28 November 2023.

Doktor Mahjulan menyampaikan saat ini kita dalam periode transisi, dimana Bappeda NTB sebagai leading sector ditugaskan Menyusun Rencana Pembangunan Daerah (RPD) 2024-2026. RPD ini menjadi dasar NTB untuk Menyusun RKPD sekaligus RAPBD dan APBD Tahun 2024, inilah yang akan menjadi dasar pelaksanaan program kegiatan tahun 2024. Tujuan utama RPD ialah terwujudnya transformasi ekonomi melalui peningkatan produktifitas daeerah menuju NTB sebagai lokotomif pertumbuhan ekonomi regional Bali dan Nusa Tenggara yang inklusif dan berkelanjutan.

“FGD ini masuk dalam salah satu dari tida pilar utama RPD yaitu terkait dengan “Pembangunan Kesejahteraan” untuk terwujudnya kualitas kesejahteraan Masyarakat yang mandiri. Sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU) dapat diukur dari kontribusi sektor gabungan lapangan usaha ekonomi yang berbasis pada sektor pertanian terhadap PDRB dan persentase peningkatan pertumbuhan lapangan usaha industry pengolahan terhadap PDRB” lanjutnya.

“Harapannya kedepan NTB dapat memaksimalkan penggeseran kontribusi pembangunan dari kontribusi sektor tambang dan bergeser ke sektor non tambang seperti sektor perindustrian, sektor pertanian, sektor perdagangan, pariwisata dan lain-lain” Pungkas Doktor Mahjulan.

Pada saat yang sama, Kepala Bidang Perekonomian dan SDA Bappeda NTB, Iskandar Zulkarnain, ST., M.Si., menambahkan ada beberapa isu pengembangan regional wilayah Bali-Nusra, diantaranya: 1) Pemantapan Bali-Nusra menjadi koridor pariwisata berkualitas; 2) Bali-Nusra menjadi hub dari ekonomi kreatif yang mampu menjadi sumber ekonomi yang besar; 3) Bali-Nusra menjadi ladang percontohan dan pilot project untuk penerapan ekonomi sirkural dan riset blue economy; 4) Pertanian inovatif dengan pemberdayaan lembaga di daerah dan System Intensification Rice (SRI); 5) Penumbuhan pusat-pusat pertumbuhan dengan memanfaatkan potensi kedekatan dengan Australia dan New Zealand.

“Perlunya transformasi ekonomi salah satunya karena NTB menjadi wilayah yang memiliki pertumbuhan rendah sekitar 2,4% pada tahun 2021. Untuk meningkatkan produktifitas maka dilakukan upaya pengembangan pada sektor Industri, Pariwisata, perdagangan, serta pertanian. Harapannya dengan Visi Transformasi Ekonomi, NTB dapat bertransformasi dari Lower-midle income menjadi upper-middle income, dan menuju high income” pungkasnya.