Kepala Bappeda NTB, Dr. Iswandi memimpin Rapat Koordinasi Pengelolaan Sampah dari Sumbernya. Dihadiri oleh DLHK Provinsi Mataram, DLHK Kota Mataram, DLHK Lombok Barat, Bappeda Kota Mataram, dan Bappeda Kabupaten Lombok Barat, rapat ini berlangsung di ruang rapat Geopark Bappeda NTB. Selasa 11 April 2023.
Membuka sambutannya, Kepala Bappeda NTB sampaikan bahwa Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat adalah dua Kabupaten/Kota terdekat dengan Pusat Pemerintahan Provinsi. Oleh karena itu kedua wilayah ini bersama Provinsi perlu berupaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah. “Agar kita dapat memenuhi target pengurangan dan pengelolaan sampah yang telah ditetapkan” ujarnya.
“Progressnya terus membaik, namun penting kita pastikan untuk keberlanjutan. Oleh karena itu, perlu dibangun sistem, Provinsi tidak bisa sendiri, karena masyarakat yang menghasilkan sampah ada di kabupaten/Kota,” tambahnya. Dalam hal ini sistem dapat dimulai melalui pengelolaan TPAR Kebon Kongok yang dikelola dari hulu ke hilir secara kolaboratif oleh Provinsi dengan Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat.
Pengelolaan sampah dihilir, Kepala Bappeda NTB harapkan dapatkan dukungan penuh. Misalnya industri daur ulang. “Hal ini akan berkembang jika jumlah volume sampah jelas” ujarnya. Menurutnya, saat ini di BRIDA sudah ada pabrik Block Solution Lombok yang mengolah sampah plastic menjadi batu bata. Sayangnya supply bahan bakunya masih datang dari Surabaya, dan baru 70% sampah plastic yang bisa dikelola termasuk sampah yang datangnya dari NTB. Hal ini terjadi karena pemilihan tidak berjalan baik. “Oleh karena itu pemilahan sampah dari sumbernya adalah kunci” tandasnya.
Terkait pemilahan ini, Dr Iswandi sampaikan harapan Wakil Gubernur NTB agar pemilahan berjalan di banyak tempat, seperti; sekolah, kantor, pasar, restoran, destinasi, dan madrasah/pesantren. “Prosesnya akan didampingi oleh para ahlinya, salah satunya ADUPI (Asosiasi Daur Ulang Sampah Indonesia” ujarnya.
Dalam kerangka kebijakan, Dr Iswandi sampaikan bahwa pilah sampah dari sumbernya saat ini sudah jadi program strategis dalam RPD NTB 2024-2026. “Mari kita bersama siapkan, program pemilahan sampah dari sumbernya sesuai dengan kewenangannya masing-masing,” tegasnya.
Selanjutnya Pak Radius dari DLHK Provinsi sampaikan mengenai pentingnya pemilahan. “Kenapa kita perlu mendorong pemilahan ini, karena landfill lama sudah penuh” ujarnya. Untuk menghadapi situasi itu, menurutnya saat ini sudah dibangun landfill baru di TPAR Kebon Kongok, namun jika pengelolaan masih menggunakan cara lama, ia akan penuh hanya dalam 288 hari. Oleh karena itu untuk mengantisipasinya, sejak awal 2022 mulai dibangun tempat pengelolaan terpadu menggunakan beberapa metode. Salah satunya menggunakan metode SRF atau solid recovered fuel. Metode ini mampu mengolah sampah daun, ranting, dan 5% sampah unorganik menjadi pelet yang dapat digunakan sebagai bahan bakar PLTU. “Jadi jika TPST ini berfungsi, bisa memperpanjang umur landfill sampai 2 tahun” uajrnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi NTB sangat mengharapkan adanya dukungan dari Pemerintah Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat untuk mendorong masyarakatnya melakukan pemilahan sampah dari sumbernya. “Mari kita bentuk tim, dan mengelolanya bersama” ujar Kepala Bappeda NTB menutup kegiatan. (Id)
#NTBGEMILANG
#NTBTangguhDanMantap
#NTBBersihDanMelayani
#NTBSehatDanCerdas
#NTBAsriDanLestari
#NTBSejahteraDanMandiri
#NTBAmanDanBerkah