Peringatan Hari Pengurangan Resiko Bencana Internasional di Rinjani-Lombok UNESCO Global Geopark dan Cagar Biosfer Rinjani Lombok

Sadar menjadi bagian dari dunia internasional dengan kerentanan bencana yang tinggi, mitigasi bencana akan terus dilakukan secara berkelanjutan oleh berbagai pihak di wilayah Geopark/ Cagar Biosfer Rinjani-Lombok. Mengambil tema “Hidup harmonis dengan potensi bencana (Living in Harmony with Geohazard) untuk memperingati Hari Pengurangan Resiko Bencana sekaligus sebagai tindak lanjut awal terhadap Deklarasi seluruh peserta The 6th APGN Symposium lalu, Geopark Rinjani Lombok (dan Cagar Biosfer Rinjani Lombok) bekerja sama dengan Bappeda NTB, Dinas ESDM NTB, Dinas LHK NTB, IKatan Ahli Geologi Indonesia Pengda Nusa Tenggara Barat,  Pemerintah Desa Geowisata Tanak Beak dan Kelompok Kerja Tanak Beak serta beberapa SMP dan SMA  akan menggelar serangkaian aktivitas sebagai berikut:

  1. Geopark goes to School (9th October 2019)

Kegiatan ini merupakan diskusi interaktif terkait geopark, bencana dan mitigasi bencana serta sosialisasi program Zero Waste. Kegiatan ini direncanakan dilaksanakan pada 3 sekolah di wilayah Kota Mataram dan Lombok Tengah dengan target peserta 50 orang setiap sekolah.

  1. Geopark goes to School dan ekskursi singkat ke geosite geopark (10th October 2019)

Seperti halnya aktifitas pada hari sebelumnya, kegiatan ini juga berisi diskusi interaktif terkait geopark, kebencanaan serta zero waste. Hanya saja yang membedakannya adalah karena pemilihan lokasi yang berada di pinggir kawasan hutan dan dekat dengan situs geologi. Setelah diskusi di sekolah, maka peserta sejumlah 50 siswa-siswi akan diajak melakukan kunjungan singkat ke geosite terdekat dan mendiskusikan beberapa hal terkait kebencanaan maupun lingkungan.

  1. Kemah Hijau Sahabat Bumi (12 – 13 October 2019)

Desa Tanak Beak merupakan Desa pengembangan geowisata di Geopark Rinjani-Lombok, desa ini diharapkan tumbuh menjadi desa geowisata yang lestari serta tangguh terhadap bencana. Kemah Hijau akan dilaksanakan di area camping ground desa dengan berbagai aktifitas seperti eksebisi permainan tradisional anak, talkshow tentang geopark, kebencanaan dan mitigasi, sosialisasi program zero waste, Pemilahan dan pengelolaan sampah serta  aksi bersih dan penanaman 1000 bibit pohon. Sekitar 200 orang yang berasal dari pelajar maupun komunitas akan berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Hidup dan tinggal di daerah dengan kondisi geografis di jalur tektonik aktif tidak selalu berimplikasi pada bencana, selain itu terdapat pula potensi sumber daya alam melimpah dan lahan yang sangat subur yang menjadi sumber kehidupan masyarakat. Hal yang perlu kita lakukan adalah belajar untuk hidup berdampingan secara harmonis dengan potensi bencana yang ada melalui pemahaman yang cukup tentang potensi bencana dan mitigasi bencana kepada masyarakat seluas-luasnya. Semoga dengan inisiasi langkah kecil yang merupakan hasil kerja sama antara berbagai pihak ini dapat berdampak besar di kemudian hari. (Meiva/r/BPRLUGGp).