Mataram. 5 Oktober 2018. Dalam rangka pengembangan Klaster Inovasi Produk Unggulan Daerah (PUD) Lebah Madu Trigona, sp, Bappeda Provinsi NTB melalui Bidang Litbang melaksanakan rapat koordinasi bertempat di Ruang Rapat Samota. Rapat ini menghadirkan narasumber utama Dr. H. Kamsol, Kemenristekdikti.
Pada paparannya, Kamsol memberikan materi terkait Model Pengembangan Berbasis Produk Unggulan. Disebutkan bahwa tujuan pengembangan PUD yaitu untuk menghadapi tantangan kesenjangan, iklim globalisasi dan percepatan pembangunan ekonomi daerah, Nantinya, PUD diharapkan akan mampu menjadi daya saing daerah sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta terbangunnya klaster industri PUD berbasis kolaborasi.
Dijelaskan Kamsol, Alur pengembangan klaster inovasi dilakukan melalui 3 tahapan. Tahap pertama adalah dengan menentukan kriteria pemilihan PUD, kedua melakukan Penyusunan Master Plan Model Klaster Inovasi dan tahapan ketiga adalah dengan melakukan integasi, sinkronisasi dan Sinergi Program, sehingga nantinya akan terbangun industri PUD Berbasis kolaborasi ABG + C antara Pemerintah (BUMD/BUMDES), dunia usaha, Perguruan Tinggi & masyarakat.
Selain Kemenristekdikti, narasumber lainnya berasal dari Perguruan Tinggi UNRAM Dr. Ir. Erwan, MSi. Pada paparannya, Erwan menjelaskan progress terkait penelitian Madu Trigona yang tengah dilaksanakan di Lombok Utara. Penelitian Kalster Inovasi Lebah Madu Trigona sp tersebut dilaksanakan melalui dana yang bersumber dari Bappeda Provinsi NTB di bawah Kemenristekdikti.
Menurut Erwan, madu lokal sangat baik dikembangkan dengan pertimbangan mudah beradaptasi terhadap lingkungan ekstrim, serta mempunyai kecepatan yang tinggi dalam menghasilkan produk, menghasilkan berbagai macam produk dalam waktu bersamaan (madu, pollen & propolis) serta Tidak membutuhkan areal yang luas.
Selain itu, Erwan juga memaparkan tahapan pengembangan madu Trigona yang meliputi industri pembibitan dengan luaran koloni lebah serta bibit tanaman; industri budidaya dengan luaran berupa madu, polen dan propolis; industri pengolahan dengan luaran berupa madu sachet, madu kristal, kapsul polen, masker polen, propolis cair, bahan pengawet alami serta tahapan terahir adalah pemasaran dengan luaran berupa pengembangan perlebahan.
Untuk diketahui, kegiatan FGD terkait pengembangan Madu Trigona telah dilaksanakan sebanyak 2 kali bertempat di Kabupaten Lombok Utara. FGD ini menghasilkan komitmen yang kuat dari Pemda Lombok Utara untuk mendukung penuh kegiatan pengembangan PUD lebah madu Trigona sp tersebut.
Selain pihak Kemenristekdikti dan UNRAM, tampak hadir pada rapat ini Direktur WWF, Direktur BUMD Provinsi NTB, Ketua Asosiasi Perlebahan NTB, Ketua ASMALORA dan Anggota, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTB serta Pembisnis/Pengusaha.
Pada tahapan diskusi, Pihak WWF menyarankan agar program pengembangan klaster inovasi lebah madu Trigona sp dapat dihubungkan dengan Program Kegiatan Gubernur yang baru. Hal ini dapat dimulai dengan menghitung sumber bahan baku utama yang ada agar kontinuitas produk tetap terjaga.
Sebagai tindak lanjut dari rapat ini akan diadakan Workshop dan Lokakarya Kegiatan Klaster Inovasi pada tanggal 1-2 November 2018 bertempat di Jakarta.