LAPORAN KUNJUNGAN KERJA
Rabu, 20 Februari 2020
Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah
Pelibatan Da’i Kesehatan Dalam Percepatan Pencegahan Stunting Di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Pada kegiatan kunjungan Kerja Wakil Presiden RI, Prof. DR (HC) KH. Ma’ruf Amin didampingi oleh Gubernur NTB, Bupati Lombok Tengah, Sekda Lombok Tengah dan turut hadir Kadis Pariwisata, KAdis Perindustriaan, Kadis Koperasi dan UMKM, Kadis Kesehatan dan beberapa pejabat lainnya dilingkup Pemprov NTB. Kegiatan diawali dengan pemaparan program pemerintah Provinsi NTB, Dr. H. Zulkiflimasyah melalui kepala Dinas Kesehatan Bahwa Pemerintah Provinsi NTB memilki program andalan untuk mencegah stunting, program tersebut diantaranya Posyandu Keluarga, Minum tablet tambah darah, kegiatan aksi bergizi, sarapan bersama. Selain itu ada program Generasi Emas NTB, gerakan buang air sembarangan nol, pengerahan da’i kesehatan.
Gubernur NTB Dr. H. Zulkiflimansyah mengungkapkan, dengan berbagai program yang dijalankan saat ini angka stunting akan bisa ditekan. Kedepannya dipastikan bahwa ikhtiar nyata dan terbaik dari Pemerintah Provinsi NTB untuk menangani masalah stunting bisa tercapai, karena dari sumber makanan bergizi di NTB banyak, hanya saja masyarakat tidak gemar mengkonsumsinya. Salah satunya lobster, karena di NTB memiliki potensi lobster yang tinggi dan benih lobster kelas dunia ada di NTB. Lobster yang dihasilkan memiliki nilai jual yang tinggi akan tetapi yang memelihara lobster tidak pernah merasakan nikmatnya mengkonsumsi lobster.
Wakil Presiden RI, Prof. Dr. (HC) K.H. Ma’ruf Amin
Pemerintah menaruh perhatian besar terhadap prevalensi anak-anak gagal tumbuh karena kurang gizi sehingga menjadi kerdil (stunting), karena selain menghambat pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul, juga tingginya angka stunting dapat menimbulkan generasi lemah.
Kita ingin membangun SDM yang unggul yang tidak boleh generasi kita itu lemah. Oleh karena itu, pemerintah ingin salah satu penyebab pemberdayaan manusia yang tidak tumbuh itu karena stunting, yaitu tidak tumbuh dengan normal, kerdil, nah ini bisa menjadi generasi yang lemah
Seperti yang disampaikan Gubernur NTB Zulkieflimansyah, menurut Wapres, memang prevalensi stunting-nya tinggi namun banyak orang-orang NTB memiliki atlet- atlet juara seperti pelari dan lain-lain. Kalau dari segi potensi, di NTB ini kita yakin orangnya hebat-hebat, ada yang bisa jadi pelari, yang hebat ini di pertahankan, jangan mundur lagi. Jangan sampe lemah dan jangan jadi stunting,” pesannya Wapres menjelaskan jangan sampai lemah kesehatannya, ekonominya, dan pendidikannya karena lemah salah satunya, bisa membuat tidak sehat, dan bisa menjadi stunting.
Indonesia sekarang masih 27 persen, kalau standar minimal dunia itu 20 persen, jadi kita masih di atas, NTB juga saya dengar masih lebih dari standar nasional,” terangnya. Oleh karena itu, program-program strategis untuk menurunkan kemiskinan dan stunting agar dijalankan dengan sungguh-sungguh sehingga di tahun 2024 stunting bisa mencapai 14 persen. Keinginan pemerintah di tahun 2024 itu 14 persen. Oleh karena itu, harus ada usaha yang sungguh-sungguh yang sesuai dengan keinginan pemerintah, meski stunting di NTB tinggi, Wapres optimis target 14 persen di tahun 2024 nanti dapat tercapai. Karena itu peran da’i dalam memberikan penjelasan ke mayarakat menjadi penting.
Saya optimistis bahwa stunting di NTB pada tahun 2024 nanti bisa mencapai 14 persen, itu harapan saya. Para kiai harus ikut ambil bagian untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat. Wapres mencontohkan salah satu untuk menurunkan angka stunting selain tersedianya air bersih yang layak untuk dikonsumsi masyarakat, juga menjaga pertumbuhan balita 1000 hari sejak kelahiran bahkan mulai dari kehamilan sampai lepas dari 1000 harinya dipastikan kebutuhan nutrisi gizinya dan bayi yang baru dilahirkan harus diberikan ASI karena ASI petama mengandung kolestrum yang baik untuk kekebalan tubuh anak kedepannya.